Bijak

1058 Kata
Pagi itu ada acara makan bersama keluarga Rere dan juga Bryan ikut serta. Mereka kini telah berkumpul di ruang makan di meja oval yang mewah. Ukiran kayu jati begitu indah nan unik. Begitu klasik dan memiliki tingkat seni yang tinggi. Saat ini ada Rere Bryan Orlando Cantika Rayyan juga Nyonya dan Tuan Wilson. Semua berkumpul menjadi satu menikmati acara sarapan pagi bersama keluarga kali ini. Sebagai pengantin baru sangat wajar sekali jika kemudian mereka mendapatkan gurauan-gurauan segar. Seperti apa yang diucapkan oleh Rayyan saat dia menggoda Orlando ketika tahu rambut Orlando basah. "Weiks... Pengantin baru rambutnya basah bahkan ada bekas air yang masih tertinggal di hijab Cantika. Weleh-weleh kalian berdua pasti sudah melakukan malam pertama yang indah." Kini Rayyan tampak menggoda Orlando dan Cantika. Orlando tersenyum kemudian dia menimpali godaan itu dengan kalimatnya. "Namanya juga pengantin baru maklumlah sayang sekali jika malam pertama tidak dimanfaatkan dengan baik, bukan?" Ucap Orlando terkekeh. Cantika tersenyum mendengar kalimat yang diucapkan oleh Orlando. Bagaimanapun juga Cantika mencintai Orlando sehingga setiap apa yang dilakukan oleh suaminya itu dinilai oleh Cantika sebagai perlakuan yang luar biasa. Acara makan itu masih juga berlanjut. Tiba-tiba saja Rayyan melihat ke arah Bryan kemudian dia berbicara sambil menggoda Bryan. "Pengantin baru yang satu lagi kenapa rambutnya tidak basah? Atau mungkin sudah mandi sejak malam tadi ya... ah mulutku ini memang selalu saja susah untuk diajak kompromi dia tetap saja ingin berkomentar meskipun seharusnya dia diam." Rayyan berujar sambil menepuk bibirnya sendiri. Dia bersikap seolah-olah dia tidak sengaja mengatakan itu padahal kalimat-kalimatnya meluncur begitu saja mengalir seperti air sungai. Rere tidak menyangka bahwa Rayyan juga ikut-ikutan menggodanya. "Aduh kenapa Kak Rayyan ikut-ikutan menggodaku?" Rere berbicara dalam hatinya Dia menyesal atas apa yang sudah dilakukan oleh Rayyan pada dirinya. Mestinya Rayyan tidak usah mengucapkan itu hanya akan membuat Bryan merasa tidak nyaman. Bukankah Rayyan mestinya tahu bahwa hubungan antara Bryan dan Rere pasti tidak sehangat hubungan Cantika dan Orlando. Mestinya Rayyan tidak melakukan itu. Tapi semua sudah terlanjur kalimat tersebut sudah meluncur dan didengar oleh banyak orang membuat seluruh mata yang ada di ruang makan itu menatap ke arah Bryan. Rere merasa kasihan kepada Bryan. Dia tidak tahu bagaimana perasaan suaminya ketika mendengar gurauan yang diucapkan oleh sang Kakak. Nyonya Wilson ibunda Bryan merasa kasihan melihat putranya. Dia tahu bahwa putranya melakukan itu semua hanya demi tetap menjaga harga diri dan nama baik keluarga. Nyonya Wilson tahu bahwa Bryan bersedia menyakiti dirinya mengorbankan hidupnya asalkan nama baik keluarganya tetap baik-baik saja. Ada kesedihan yang tiba-tiba saja tercipta. "Sudahlah. Urusan malam pertama itu urusan rahasia masing-masing pasangan tidak perlu dibicarakan di forum umum seperti ini." Nyonya Wilson berusaha untuk membuat suasana menjadi tidak tegang Dia jelas melihat perubahan raut wajah Bryan saat Rayyan menanyakan tentang malam pertama mereka dan Nyonya Wilson tidak ingin melihat putranya tersebut berduka. "Ah... eh... iya... maaf." Rayyan berusaha untuk memperbaiki pituturnya. Dia tidak ingin membuat Nyonya Wilson marah apalagi membuat Bryan dan Rere kecewa. Tadinya dia hanya ingin bercanda dia tidak benar-benar ingin memojokkan Bryan dan juga Rere. Saat semuanya sedang sibuk dengan makanan yang ada di depan mereka tiba-tiba saja Bryan berkata. "Tidak usah merasa serba salah begitu santai Bang Rayyan. Aku memaklumi candaanmu dan aku tahu kalau kamu hanya bercanda. Jadi tenang saja tidak usah terlalu diletakkan di dalam hati," ucap Bryan membuat Rayyan tersenyum. "Terima kasih sudah maklum. Abang benar-benar minta maaf," ucap Rayyan. "Kami memang belum melaksanakan malam pertama karena kami berdua sudah berjanji bahwa kami akan mencari tempat yang romantis untuk berbulan madu. Di sanalah kami akan melaksanakan malam pertama kami nanti. Karena kami ingin membuat kenangan yang indah kenangan yang tidak akan mungkin terlupakan." Bryan berbicara lalu kemudian dia menyentuh jemari tangan Rere. Setelah itu Bryan mengecup jemari tangan tersebut dengan penuh cinta. Bryan menyambungkan kalimatnya. Hal itu membuat Rere merasa sangat bahagia. Dia merasa tersanjung. Dia merasa dihargai karena di depan banyak orang Bryan mengucapkan kalimat-kalimat yang sungguh-sungguh membuat hatinya berbunga-bunga. Jemari tangan Rere masih berada di dalam genggaman jemari tangan Bryan. Laki-laki itu belum melepaskannya. Dia seolah-olah ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa rumah tangganya dengan Rere baik-baik saja. Meskipun ada gumpalan-gumpalan luka di dalam hati Bryan dia berusaha menyembunyikan. Semua itu karena tidak semua kejadian harus diceritakan kepada banyak orang. Setiap manusia memiliki privasi hidupnya masing-masing. Hal itulah yang diyakini oleh Bryan sampai hari ini itulah mengapa dia tidak mengizinkan seorang pun masuk dalam dunia rumah tangganya. Dia menikmati semua kepedihan semua rasa tidak nyaman semua rasa salah tingkah dan hal-hal lain yang mengiringi kehidupannya. Yang pasti Bryan berjanji bahwa dia akan membahagiakan Rere dengan caranya meski mungkin itu tidak mudah. Cintanya terhadap Cantika tidak bisa hilang begitu saja meskipun pengantin pengganti itu telah muncul dan telah mendampingi kehidupannya. Bahkan telah tidur bersamanya dalam satu ranjang semalam. Bryan masih mencintai Cantika. Hanya saja dia berusaha untuk meletakkan cinta itu di tempatnya. Bryan ingin Cantika bahagia dengan menikahi laki-laki yang dia cintai. Bryan tidak ingin memaksa kepada Cantika untuk mencintai dirinya meskipun saat ini di acara makan bersama kali ini hati Bryan sangat terluka. "Ya sudah kalau begitu genggaman tangannya dilepaskan dulu makannya dilanjutkan." Rayan tiba-tiba saja mengagetkan Bryan yang sedang membiarkan pikirannya terbang. "He... he... he..." Bryan tertawa kecil sementara Rere juga ikutan tertawa. Wajah bening itu menunduk. Dia kembali khusyuk dengan makanan yang ada di depannya. Rere tidak ingin mengucapkan apa-apa. Dia hanya ingin menikmati apa yang sedang ada di depannya kali ini. Rere sama sekali tidak ingin mengeluh dia juga tidak ingin membuat batasan-batasan dalam kebahagiaannya. Rere berusaha untuk bersyukur meskipun malam tadi dia belum merasakan malam pertama yang indah bersama dengan Bryan seperti Cantika merasakannya dengan Orlando. Rere yakin bahwa dengan bersyukur maka Tuhan akan menambahkan nikmatnya kepada Rere. Semua kini sibuk dengan makanan yang ada di depannya mereka semua menikmati makanan tersebut. Bryan membiarkan pikirannya berjalan. Ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar saat ini meskipun di dalam hatinya masih bertahtah nama Cantika. Bagaimanapun juga Cantika sudah menjadi milik orang lain. Bryan harus menghormati itu dan saat ini istrinya adalah Rere itulah kenyataannya. Bryan harus mulai memahami batasan tersebut dan dia juga harus mulai sadar tentang siapa dirinya. Sementara Nyonya Wilson menatap ke arah Bryan dengan penuh kebanggaan. Nyonya Wilson tahu hati putranya itu sedang berduka tetapi sang Putra berusaha untuk menutupi kedukaan hatinya dengan kalimat yang membuat orang lain merasa terpana. Hal itulah yang membuat Nyonya Wilson luar biasa bangga. Bryan benar-benar bijak.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN