Imam hanya bisa melongo tanpa mampu menjawab perkataan Syakila, Ia termenung kembali. "Aku tak menyangka bahwa kamu sepreman itu Syakila, jujur aku sangat takut menghadapi kemarahanmu, aku lemah denga hatiku ini, aku belum mampu menghapus nama Aira di hatiku. rasa ingin memiliki Aira masih sangat kuat di hatiku Sya, entah sampai kapan, atau mungkin sampai maut menjemput ku," Imam membatin. tak berapa lama di lihatnya Syakila keluar dari kamar dengan menggendong dua buah hatinya di depan dan belakang seperti biasa. Imam tak berani menanyai lagi kemana Syakila akan pergi. tiba-tiba Syakila berhenti tepat di hadapan Imam, Imam ketar-ketir takut Syakila mengamuk lagi. "Tuan Imam yang terhormat, aku melangkahkan kakiku keluar dari rumah bukan untuk melacurkan diri, aku masih punya batasan