"Pagi, sayang..." Nurani membuka matanya perlahan, dunia di sekitarnya mulai kembali fokus. Di samping ranjang, berdiri seorang laki-laki yang terlihat seperti Nelson, namun ada sesuatu yang berbeda. Ia tidak tahu siapa yang sedang berdiri di sampingnya kali ini—Nelson atau Luke. Laki-laki itu mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung hingga siku, dipadukan dengan celana bahan hitam. Rambutnya terlihat acak-acakan, tidak seperti Nelson yang selalu tampil rapi. Ia meletakkan secangkir coklat panas di atas meja samping ranjang. "Aku bertanya pada Lois, apa minuman kesukaanmu. Dan ternyata kamu suka coklat panas," jelasnya dengan suara yang lembut namun penuh dengan nada yang ambigu. Nurani merapatkan bibirnya, merasakan sisa-sisa ketakutan dari malam yang panjang. Ia teringat ba