10

703 Kata
"Kamarmu kenapa?" tanya Baekhyun saat Chanyeol membawanya dalam gendongan koala menuju kamar tamu. Chanyeol nyatanya tak menyahut dan lebih sibuk memandang mata Baekhyun, selagi mengecupi bibir tipis milik slavenya itu. "Uhm. Aku juga mendengar suara yang cukup keras tadi, seperti suara tembakan." Baekhyun lagi berujar. Namun lagi-lagi tidak ada sahutan dari belah tebal milik Chanyeol, lalu Baekhyun mulai merasakan tubuhnya dibaringkan dengan lembut di atas ranjang, dengan tangan yang masih mengalungi leher Chanyeol, posisi mereka berdua kini semakin intim dengan Chanyeol yang langsung merapatkan tubuhnya pada Baekhyun. "Aku merindukanmu." Pelan suara Chanyeol berhembus dan menyatu dengan angin malam dari jendela yang ternyata terbuka, membuat tubuh Baekhyun meremang. Entah perasaannya saja atau apa, akhir-akhir ini Chanyeol selalu berlaku sangat lembut padanya. Apalagi kata-kata Chanyeol di dapur barusan, membuat Baekhyun dengan lancangnya menginginkan harapan yang mungkin tidak dapat terwujud – memiliki Chanyeo seutuhnya. Dan yah, itu tidak akan mungkin terjadi mengingat bahkan Chanyeol masih meniduri wanita lain disaat ia memiliki s*x slave. Ingatkan Baekhyun bahwa ia hanyalah seorang b***k. Tolong garis bawahi itu. Eh, sebentar? Dimana wanita tadi? Benak Baekhyun tiba-tiba teringat. "Chan—ahh!" Terlambat, Chanyeol sudah menyesap p****g Baekhyun yang entah sejak kapan bajunya sudah terbuka lebar, menampakkan putingnya yang kemerahan juga d**a yang sedikit berisi itu. "Eunghh..." Baekhyun lagi tidak dapat menahan desahannya saat ciuman Chanyeol naik ke leher hingga kini beralih menyesap rahangnya. Nafas Chanyeol entah kenapa Baekhyun rasakan terengah. Padahal laki-laki itu bahkan belum melakukan apapun padanya. Tiba-tiba, Chanyeol menyatukan keningnya pada kening Baekhyun, pun hidung mereka yang ikut bertabrakan, dan jarak bibir yang sekali saja Baekhyun bergerak, maka akan mengenai belah tebal Chanyeol. Mata Chanyeol pun seolah mengunci pada bening kristal Baekhyun, dan Baekhyun sedikit menebak, tatapan itu terlalu lembut untuk figure seorang Park Chanyeol yang keras. "Baby, untuk malam ini, mari kita bercinta." ... Semuanya terlalu lembut untuk dijelaskan. Tatapan Chanyeol seolah melumpuhkan seluruh sendi Baekhyun yang kini berada pasrah dibawahnya. Tak ada makian untuk mendefinisikan nikmat, melainkan berganti dengan saling mengucapkan masing-masing nama, pun dengan panggilan sayang lainnya dari Chanyeol. Laki-laki itu seolah melakukan semuanya semuanya dengan terlampau berhati-hati, takut menyakiti Baekhyun. "Anghh... Chanyeol-ah." Entah sudah hentakan keberapa Chanyeol berikan pada Baekhyun, Chanyeol seolah tak menunjukkan tanda-tanda akan klimaks, sedangkan Baekhyun entah sudah berapa kali ia menyemprotkan spermanya. Namun, alih-alih merasa lelah, Baekhyun malah menyukainya. Malam ini Chanyeol berbeda. Bercinta katanya. Kata-kata itu terus terngiang di kepala Baekhyun. Bercinta bukan s*x. Kalian tahu bukan apa artinya? s*x hanya meletakkan nafsu dan kepuasan didalamnya, sedangkan bercinta, ya kau membuat cinta, Baekhyun dan Chanyeol membuat cinta, tidakkah? Pemikiran milik Baekhyun tanpa disadari membuat air mata Baekhyun mengalir, bertepatan dengan Chanyeol yang sibuk menciumi pelipis slavenya itu. Menyadari itu, lantas dengan segera Chanyeol menyudahi hentakannya. "Hey baby, apakah aku menyakitimu? Kau menangis?" Mata mereka berdua saling bertatapan, pun nyatanya bening Baekhyun malah menghantarkan lebih banyak bulir air mata mendengar nada kekhawatiran dari ucapan Chanyeol. "Katakan jika aku menyakitimu. Atau kau lelah? Kau ingin aku berhenti sekarang?" Baekhyun terdiam. Demi tuhan, Baekhyun yakin Chanyeol bukanlah tipe orang yang akan menghentikan hentakan penisnya disaat ia sudah terbakar nafsu, namun nyatanya Chanyeol melakukan itu hanya untuk menanyakan keadaannya, apalagi sampai menghentikan kegiatan mereka disaat Chanyeol bahkan belum klimaks sama sekali. Tanpa aba-aba, Baekhyun menyambar belah tebal milik Chanyeol, menyesapnya dengan keras, seolah tak ingin kehilangan masternya. Air matanya semakin mengalir. "Harder..." Bisikan pelan dari Baekhyun disela ciuman panas mereka membuat gairah Chanyeol semakin membesar. Kuat namun pasti, ia menghentakkan miliknya kedalam lubang Baekhyun, sembari mencium dengan lembut air mata yang nyatanya belum berhenti keluar dari mata Baekhyun, yang Chanyeol sendiri tidak tahu apa alasannya. "Moan my name, baby..." Hentakan Chanyeol semakin keras, pun dengan p***s Chanyeol didalamnya yang dirasa semakin besar. Ia tahu masternya akan segera klimaks. Maka ia semakin mengetatkan lubangnya, ingin memberikan yang terbaik untuk masternya itu. "Baekhyun-ahhh!" "Chanyeolliee... Anhh..." Cup... Sebuah kecupan halus pun dengan senyuman Chanyeol didalamnya, ia daratkan dikening Baekhyun. Slave itu ikut tersenyum. "Aku mencintaimu, Park Chanyeol." Seperti hembusan angin kalimat itu keluar dari mulut Baekhyun, namun nyatanya hembusan angin tersebut masih dengan baik hati membuat Chanyeol mendengar pengakuan tersebut. Baekhyun tak berharap banyak lagi-lagi, tatkala mendapati keterdiaman Chanyeol. Cup... Kecupan halus lagi-lagi mendarat di belah tipis Baekhyun. "Aku juga. Mari kita saling mencintai satu sama lain, Baekhyun-ah..."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN