Akhtar membuka matanya dilihatnya Vienza yang masih tertidur sambil memeluknya. dia memainkan rambut dan memandangi wajah cantik dan juga manis dipelukannya ini.
dia mengingat kejadian tadi malam.
Flash back
Mereka kembali dari pulau Vaadhoo sekitar jam dua belas malam, mereka menghabiskan waktu berdua ditepi pantai pulau yang indah itu.
Vienza banyak bercerita tentang kedua kembarannya dan juga bagaimana hidupnya selama di Fortania.
Dan demi tuhan Akhtar ingin sekali mencium seluruh wajah Vienza malam itu. Tapi dia menahannya hingga mereka hampir sampai di bungalow.
Saat itu di speedboat Akhtar mencium bibir Vienza dengan lembut, akhtar merasa hampir putus asa terus mencumbu Vienza tapi istrinya itu hanya diam dan membuka mulutnya saja.
Saat Akhtar ingin menghentikan ciuman mereka saat itu Vienza membalasnya. Membuat ciuman itu berlanjut dan semakin menggebu-gebu.
Akhtar mematikan mesin speedboat tapi dia dan Vienza masih disana mencicipi bibir masing-masing.
Vienza mendesah sangat seksi ditelinga Akhtar saat Akhtar mencium leher Vienza. Dengan sengaja Akhtar bergerak terlalu tiba-tiba ingin memeluk tubuh vienza sehingga mereka terjatuh dari speedboat.
Akhtar memeluk tubuh Vienza erat saat mereka didalam air yang sangat dingin tentunya.
Vienza awalnya terkejut tapi setelah nya dia merona karena Akhtar semakin erat memeluknya. Akhtar menyatukan keningnya dan Vienza, dan dia bertanya dengan sangat hati-hati.
"Apa kau menerima ku dan menginginkanku sayang?"
Vienza hanya mengangguk sambil menggigit bibirnya. Akhtar yang melihat apa yang dilakukan Vienza langsung mencium Vienza didalam air laut yang dingin itu mereka saling membuka hati sepenuhnya.
Ciuman Akhtar menjadi semakin liar saat Vienza mulai membalas pelukannya, dia membuka kancing mini dress Vienza dilaut itu membuat Vienza hanya tinggal memakai b*a dan panty nya saja.
Vienza merasakan dingin dan panas secara bersamaan, Akhtar menjelajahi leher Vienza hingga ke dua benda yang masih terbungkus oleh b*a merah berenda milik Vienza.
Akhtar mengangkat tubuh Vienza dari Air dan menaiki anak tangga bungalow mereka. Akhtar tidak membawa Vienza kekamar mereka, dia memilih masuk kedalam kamar mandi mereka karena keadaan tubuh mereka yang basah.
Sambil masih mencium dan menelusuri tubuh Vienza Akhtar menghidupkan shower air hangat.
Vienza mengarahkan tangannya kerahang dan wajah Akhtar membuat Akhtar menggila. Satu persatu Vienza membuka kancing kemeja milik Akhtar, dan juga resleting celana Akhtar.
Jari-jari Vienza begitu menggoda Akhtar dan dia tidak bisa berhenti jika sudah begini. Sudah lama dia tidak mengeluarkan hasratnya karena takut Vienza akan ketakutan lagi. Tapi saat ini sepertinya Vienza menginginkan hal yang sama dengannya.
Akhtar sudah tidak mengenakan sehelai kain pun, Vienza melihat tubuh sempurna didepannya itu yang basah oleh air shower.
Akhtar tersenyum memikat membuat Vienza merona.
"Kau curang sayang" Akhtar membelai telinga hingga leher Vienza dengan lidahnya. Tangannya sedang membuka kaitan b*a Vienza, dan betapa Akhtar merasa Vienza adalah wanita tercantik dan juga seksi didunia ini.
Semua yang ada pada diri Vienza adalah hal yang diimpikan semua pria. Akhtar meremas dengan lembut p******a Vienza membuat Vienza mendesah dan menjambak rambut Akhtar. Akhtar menggendong Vienza keluar dari dalam kamar mandi ala bridal style.
Masih dengan ciuman yang tidak bisa mereka lepaskan Akhtar membawa Vienza berbaring ditempat tidur mereka yang spreinya dipenuhi kelopak bunga mawar.
"Vienza aku tidak akan bisa berhenti sekarang." Vienza tidak menjawab Akhtar. Dia sudah tidak bisa mengontrol dirinya, vienza sendiri bingung kenapa tubuhnya merespon semua yang dilakukan Akhtar padanya. Padahal sebelumnya dia tidak bisa menikmati apa yang mereka lakukan. Tapi lihat sekarang, dirinya menginginkan Akhtar terus menerus.
"Aaaahhhhh....." Vienza mendesah kuat saat Akhtar menghisap payudaranya.
"Aku tidak bisa berhenti Vienza," Akhtar bergumam sambil terus menciumi perut rata istrinya itu.
"Aku menginginkannya pangeran, aaahhh"
Vienza mendapatkan pelepasannya dan tentu saja jawabannya tadi membuat Akhtar bisa memiliki Vienza seutuhnya malam ini dan seterusnya.
Selesai melakukannya Akhtar mencium kening Vienza dan Vienza terlihat tersenyum tapi nafasnya masih berderu.
"Kau sungguh luar biasa sayang."
Akhtar memang ntah kenapa tidak pernah merasakan b******a sepuas ini dengan wanita lain. Hanya Vienza yang bisa membuatnya seperti ini.
Akhtar berbaring disebelah Vienza dan Vienza memeluknya sambil memejamkan matanya.
Dia begitu lelah malam ini, Akhtar sebenarnya masih menginginkan Vienza lagi. Tapi niat itu dia urungkan karena melihat Vienza yang sudah terlelap tidur sambil memeluk tubuhnya.
Akhtar menarik selimut tebal berwarna putih itu untuk menutupi tubuhnya dan juga Vienza yang tidak memakai apa pun.
Flash back end.
"Good morning sunshine"
Akhtar berbisik ditelinga Vienza, tapi Vienza hanya berdehem. Masih menutup matanya. Satu hal yang diketahui Akhtar tentang Vienza bahwa wanita itu sulit dibangunkan jika sudah tertidur.
Akhtar dengan genit mencium bibir Vienza dan juga tangan sebelahnya meremas p******a Vienza dengan gerakan yang sangat hot.
Akhtar terkejut saat Vienza membalas ciumannya yang tadinya hanya dia gunakan untuk membangunkan istrinya itu.
Tapi siapa sangka Vienza membalasnya dengan sangat menggoda, bahkan Vienza sekarang sudah bergerak menduduki tubuhnya. Sesuatu dibawah sana mengeras karena perbuatan Vienza, bahkan Akhtar mendesah saat Vienza menggigit kecil bibirnya.
Tubuh vienza bercahaya saat terkena pantulan matahari yang mulai meninggi, pagi ini tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya.
Vienza nya sungguh seksi dan juga menggoda saat ini, tapi Vienza tidak melanjutkan ciumannya setelah Akhtar mulai menginginkan b******a kembali.
"Good morning juga sayang..." Vienza mengatakannya tepat didepan wajah Akhtar sambil memegang wajah Akhtar dengan kedua tangannya.
Akhtar terpesona lagi dengan Vienza, belajar dari mana Vienza semanis dan seagresif ini kepadanya.
Masih dengan posisi Vienza menduduki Akhtar, akhtar mencoba duduk sehingga Vienza seperti dipangku olehnya.
Akhtar memainkan rambut Vienza dan mencium leher menggoda itu, dia memberikan satu lagi tanda dileher Vienza.
"Kau membuatku menginginkanmu lagi Vienza" vienza hanya tertawa dan menggeleng.
"Aku tahu, tapi tidak boleh. Kau harus berlatih bersabar." vienza tersenyum mengecup pipi Akhtar. Dia turun dari pangkuan Akhtar dengan melilitkan selimutnya.
"Sarapanlah... Aku sudah membuatkannya tadi. Aku ingin berendam sebentar oke."
Akhtar bingung kapan Vienza menyiapkan sarapan. Bukankah wanita itu baru bangun.
"Ckck... Aku sudah bangun saat subuh, lalu aku membuat sarapan saja untuk kita. Dan tidur lagi karena masih lelah." Akhtar masih terlihat berpikir.
"Kau membuat sarapan dengan tanpa baju mu?" akhtar tak habis pikir jika benar dugaannya.
"Tentu saja aku menggunakan piyama tidur ku, is...." vienza kesal. Tapi Akhtar tiba-tiba tersenyum.
"Ah... Berarti kau sengaja membuka bajumu lagi dan ingin menggoda ku bukan. Kau memang sangat agresif sayang."
Vienza menunjuk Akhtar dengan jari telunjuknya.
"Kau. Tidak. Akan. Dapat. Jatah. Malam ini."
Vienza menutup pintu kamar mandi dengan kesal. Akhtar sungguh menyebalkan pikirnya, percuma dia menelpon Zia dan bertanya hal apa yang harus dia lakukan pagi ini. Dia bahkan diomeli Zia karena mengganggu tidur nyenyak Zia.
Tapi Zia tetap berbaik hati mengajarinya membuat Akhtar frustasi dengan tingkah Vienza pagi ini.
Akhtar menggedor-gedor pintu kamar mandi meminta maaf kepada Vienza. Sedangkan Vienza tertawa didalam sana.
"Sayang.... Please... Maaf ya.."
Vienza masih diam tidak mau menjawab.
"Baiklah... Aku akan sarapan dulu. Jangan lama-lama didalam sana. Aku merindukanmu sunshine."
Akhtar berjalan kedapur hanya mengenakan celana boxernya, dimeja bar sudah tersedia jus dan juga sandwich buatan Vienza.
Akhtar masih sangat bahagia, ponselnya bergetar dan dia mengangkatnya.
"Ya Thomas, ada apa?"
"What? Oke baiklah, kau beritahu berita ini kepada Ghafur dan suruh dia mengurus masalah ini. Aku akan mengurusnya setelah liburan ini selesai. Aku sudah menduga jika adik kesayangan ayahku lah pelakunya."
Akhtar sedikit emosi karena mengetahui berita buruk dari Thomas, tapi dia tidak ingin merusak momentnya dan juga Vienza saat ini, ini adalah waktu mereka berdua.
Akhtar keluar dari dapur dan mencari Vienza. Dia tersenyum saat melihat Vienza begitu seksi dengan bikini nya.
Akhtar mendekati Vienza dan memeluknya dari belakang.
"Masih marah sayang?"ciuman mendarat dibahu Vienza.
"Tidak, hari ini kita kemana?"
Akhtar memeluk erat Vienza sedikit menggoda sebenarnya, dalam pikiran Akhtar mana tahu jika Vienza terbawa suasana.
"Ah.. Kita kemana Akhtar. Aku tahu apa yang kau lakukan saat ini"
Akhtar tertawa dan mengecup lagi bahu itu.
"Kita akan ke Male siang ini. Hanya berjalan-jalan sebentar, dan kita akan kesana bersama Fasya, juga Aurel.
Vienza berjalan kearah teras bungalow, duduk disalah satu bangku santai.
Akhtar ikut duduk disebelah Vienza. Dia mengamati wajah Vienza dan menarik lengan Vienza.
Vienza mengerti dan dia duduk dipangkuan Akhtar, mereka saling menatap dan Vienza mengusap wajah Akhtar. Membuat Akhtar memejamkan matanya.
"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku Vienza? "
Akhtar terdengar sedih mengatakannya, dan dia memeluk tubuh Vienza.
"Aku berjanji Pangeran. " Akhtar melihat wajah Vienza dan Vienza dengan berani mendekatkan bibirnya ke Akhtar lalu menciumnya sekilas.
Akhtar tidak mau Vienza berhenti menciumnya sehingga dia menarik wajah itu lagi dan mencium bibir Vienza yang menjadi candu baginya.
Vienza meremas rambut Akhtar dan Akhtar memegang b****g Vienza.
Leher Vienza menjadi sasaran Akhtar selanjutnya dan balik lagi mencium bibir Vienza yang mungkin sudah bengkak akibat mereka yang terus berciuman.
Mereka tidak menyadari kalau sudah ada fasya dan aurel yang tersenyum melihat adegan dewasa itu.
"Wow... Wow... Aku sangat iri Akhtar kau tahu itu "
Suara Fasya membuat Vienza berhenti tapi Akhtar menarik lagi bibir Vienza menciumnya dalam dan menghisapnya.
Semburat merah menghiasi wajah Vienza. Tentu saja dia malu, Akhtar benar-benar keterlaluan mengerjainya.
Suara Ghafur yang berdehem membuat Vienza menoleh melihat sumber suara itu. Benar saja, itu adalah Ghafur yang terlihat bergetar dan matanya merah.
Vienza benar-benar membuat Ghafur hancur kali ini.
Ghafur berdiri dibelakang Aurel dan Fasya. Dia juga melihat bagaimana menggebunya ciuman Vienza dan Akhtar.
Posisi Vienza yang menduduki Akhtar sudah jelas kalau Vienza tidak dipaksa melakukan ini, ghafur tidak bodoh. Dia tahu jika Vienza pun sangat menikmati ciuman yang dia lihat tadi.
Vienza dan Akhtar sudah berdiri dari posisi panas mereka. Vienza sendiri sangat ingin mengatakan sesuatu kepada Ghafur sekarang, tapi Akhtar menyuruhnya masuk kedalam karena dia tidak mau tubuh Vienza dilihat oleh kedua pria ini.
"Sayang, ganti bikini yang terlalu seksi ini dulu oke. "
Fasya dan Aurel tertawa dengan sikap posesif Akhtar. Vienza diam berjalan masuk kedalam tapi langkahnya berhenti saat Ghafur mengatakan sesuatu.
"Pangeran maafkan saya, saya ingin kembali ke London. "
Akhtar terkejut begitu juga Fasya dan Aurel yang tidak menyangka Ghafur akan mengatakan ini.
Vienza menatap penuh penyesalan kepada Ghafur, sedangkan pria itu hanya meliriknya sekilas dan kembali berbicara dengan Akhtar yang tampaknya tidak mengijinkan Ghafur kembali ke London.
Didalam hati Ghafur dia menangis sejadinya melihat semua ini. Awalnya dia masih mengira Vienza hanya terpaksa melayani kemauan Akhtar karena Akhtar suaminya. Tapi ternyata Vienza menikmati b******u dengan Akhtar, dia sudah melupakan cinta mereka. Vienza membodohinya selama ini, Vienza benar-benar penipu.
Dia terus menerus merindukan Vienza sedangkan wanita yang dicintainya itu bermesraan dengan pria lain.
Akhtar berhasil tanpa harus berusaha mendapatkan apa yang berusaha dia dapatkan. Dia begitu berusaha mendapatkan hati Vienza, tapi Akhtar hanya dengan menikahi Vienza dia bisa mendapatkan Vienza seutuhnya.
Bahkan Vienza terlihat sangat nyaman saat bersama Akhtar.
Bisakah Vienza merasakan apa yang dia rasakan???
Kenapa dengan Vienza???
Kenapa dengan mudah dia menerima Akhtar???
Kenapa Vienza dengan mudah melupakan cintanya????
TBC...