Bab.72 Anak Seorang Pembunuh

1845 Kata

Cakra mengusap darah yang masih mengalir di dahinya karena pukulan Shera barusan. Bohong kalau dia tidak takut berhadapan dengan Ibra, Daren, Liam dan terutama Bimo. Namun, keadaannya sekarang sudah tidak memberinya pilihan lain lagi. “Bukankah memang seperti itulah bisnis? Kalau merasa tidak siap bersaing, kenapa tidak mundur saja?! Sama sepertiku yang juga tidak koar-koar setelah kalian menghancurkan Octagon, bahkan sampai orang kepercayaanku mati sia-sia disana!” sahutnya. “Tidak koar-koar, karena kamu merasa tidak sanggup berhadapan dengan kami dan takut polisi akan mengusutmu. Karena itu juga kan, kamu meminjam tangan Mateo Bastian lewat jalan fitnah? Kamu menghasut mereka dengan bilang kami yang sengaja menyerang gudangmu, mencuri senjata-senjata itu dan membakar tempatmu. Banci pe

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN