Aldo tidak bisa tidur. Ia terus berpikir tentang perasaanya dan keraguanpada dirinya sendiri. Beberapa buku mengenai pria normal sudah ia baca. Demi meyakinkan dirinya, ia sudah punya rencana matang yang akan jadi percobaan dan sekaligus membuktikan bahwa dirinya normal atau tidak. Dan di sinilah ia berada, di ruang kelas X IPA 1. Hari ini Qiana berangkat pagi-pagi sekali karena jadwal piket. Semalam Erlangga mengabarinya, bahwa hari ini ia tidak akan masuk sekolah karena ada urusan keluarga. Alhasil, pagipagi sekali Qiana sudah sampai di sekolah. “Kok, sepi banget?” gumam Qiana pada dirinya sendiri. Ia pun masuk ke dalam kelasnya. Blugghhh! Tiba-tiba suara pintu tertutup mengagetkan gadis itu. Sontak ia melihat ke arah pintu. “Al?” Ia heran, kenapa sepagi ini Aldo sudah