Pergilah, Mas.

1502 Kata

Furqon POV. "Ini suratnya Tuan." Aku yang sedang duduk di ruang kerjaku, malah dikagetkan dengan Naya yang masuk dan memberikan dokumen perusahaan yang diberikan oleh ibuku padanya. "Saya sudah enggak berhak memegang surat ini." ujarnya. "Karena ini miliknya tuan." tambahnya. Lihat! dia sama sekali enggak rakus dan juga materialistis. Aku tidak menyangka kalau dia akan bereaksi secepat itu. Memberikan semua surat surat itu dengan tanpa berpikir panjang. Apakah dia enggak berpikir bagaimana kalau aku menceraikannya setelah dokumen itu aku dapatkan? apakah dia benar benar tidak mengharapkan ku. Apa yang ada di dalam otaknya, sampai ia melepaskan satu satunya pererat yang ada di hubungan ini. Bukankah dia tahu, kalau aku ingin menikahinya karena dokumen itu. "Naya, kamu yakin memberika

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN