Ada yang mengganggu pikiran Furqon. Dan laki laki itu tidak yakin apa. Namun rasanya memang sedikit menyesakan ketika ia melihat air mata gadis itu. Tidak! Furqon sama sekali enggak menyukai atau perasaannya mulai berubah padanya. Tentu saja, tidak akan pernah terjadi. Sejak awal, yang dicintai Furqon hanya lah Berlian. Jadi gadis mana pun tidak akan pernah membuat perasaan Furqon berubah.
"Kamu melamun terus. Apa kah kamu sedang memikirkan sesuatu?"
Berlian masuk ke dalam ruangan ku. Aku memang mengajaknya ke kantorku. Dia duduk di pangkuan ku dan bermanja manja padaku. Tiba tiba pintu terbuka menghadirkan Naya dengan nampan yang berisi air putih. Naya memang selalu membawa air minum untuk Furqon.
"Kamu enggak bilang sama dia, kalau aku sedang berada di sini?" rengek Berlian. Ia tentu saja enggak mau waktunya bersama Furqon terganggu. Furqon mengusap pundak gadis itu. "Dia cuma sebentar ko, nanti dia juga keluar lagi, ko." ujarnya. Melihat Naya, ia kembali ingat permbicaraannya dengan gadis itu, waktu malam kemarin. Dadanya berdesir aneh, dan ia juga tidak bisa bicara ketika gadis itu mengajaknya berpisah secara baik baik. Entah apa yang membuat Furqon berat untuk mengiyakannya.
"Naya!" panggilnya. Lalu si gadis berhijab biru saat ini, manoleh padanya dengan ramah.
"Iya, pak." suaranya merdu dan Fruqon merasakan hal aneh.
"Kamu jangan sering ke sini, untuk hari ini. Karena Berlian merasa enggak enak sama kamu. Kalau aku panggil, kamu mungkin boleh ke sini. Kalau enggak, sebaiknya kamu kerja saja di ruangan kamu."
"Baik, pak. Saya permisi." gadis itu segera undur diri. Berlian kembali menyandarkan dirinya di d**a sang kekasih. Mengusapnya manja dan mencium laki laki itu dalam, lalu Furqon pun membalasnya. "Aku cinta banget sama kamu." keluh Berlian dengan manja. Furqon tersenyum mengusap pipi jelita nan indah itu. "Kamu yang selalu aku inginkan. "
"Mas ... ayo nikah, Masa kamu enggak mau nikahin aku. Udah kamu pake berkali kali loh. Masa kamu mau buang aku?" rengekan Berlian membuat Furqon menghela napas dalam. "Baik lah. Kita menikah besok. Tapi aku enggak ada restu kedua orang tua ya? apa enggak apa apa?"
"Kan kalau cowok mah, kalau enggak salah, syah syah aja kan? yang penting itu, aku harus memiliki restu dari kedua orang tuaku. Dan mereka tentu saja akan merestuinya kan?"
"Iya. Kalau begitu, nanti aku datang ke rumah mu ya sayang. Aku bicara sama keluargamu. Kalau kita akan menikah besok. Tapi enggak mewah, enggak apa apa? sembunyi sembunyi?"
"Iya, enggak apa apa. Kan yang penting kita nikah aja."
"Ok, good girl. Kamu mau mas kawin apa sayang?" Furqon mengecup bibir manis itu. Bibir kesukaannya selama ini.
"Boleh uang satu M?" tanya nya.
"Oh, tentu saja yang. Uangnya akan langsung aku transfer. " Berlian tersenyum dan memeluk laki laki itu semakin erat.
"Nanti kita akan tinggal di mana yang? aku enggak mau tinggal satu atap sama naya." ujarnya.
"tentu saja, kita akan mencari rumah yang lebih megah, sayang. Masa iya, kita satu rumah dengan gadis itu. Kan enggak mungkin."
"Iya, aku tahu, kalau mas itu sangat pengertian. Pokoknya aku cintaaa ... banget sama mas Furqon."
"Aku lebih sayang lagi, sama kamu." balas Furqon dengan memeluk erat si jelita itu.
Istirahat tiba, kantor di hebohkan dengan adanya seorang karyawan yang kesurupan. Hal itu tentu saja, membuat semua orang kaget dan kerja pun jadi enggak tenang, karena gadis yang kesurupan itu terus berteriak dan terawa. Sangat menyeramkan, dan jujur saja Furqon juga jadi ikut merinding dibuatnya. Berlian bergelayut manja pada Furqon.
"mas ... sereum banget ih. Ko bisa kaya gitu sih?" keluh Berlian manja. Furqon mengusap pucuk kepalanya Berlian dan mengecupnya. "Kamu jangan khawatir, yang. Dia kan cuma kesurupan. nanti juga sadar lagi, kalau ditangani sama pak ustad." ujar Furqon. Dia memang sudah memanggil Ustad, barusan. Namun ...
"Maaf, pak. Ustadnya sedang tidak ada." ujar seseorang yang disuruh Furqon.
"Duh, mas ... gimana dong? kan dia teriak teriak terus. Sereum mas ..." Keluh Berlian lagi. Gadis yang kesurupan itu berteriak teriak dan tertawa. Membuat karyawan di kantor Furqon ketakutan, terutama karyawan perempuan. Naya merasa kasihan pada gadis yang kesurupan itu. Sehingga ia mendekat. Awalnya kedua satpam yang menahan tangan si gadis kesurupan itu menolaknya. Namun Naya berbicara pada si gadis kesurupan itu dan membuat gadis itu diam. Sehingga Satpam itu pun mengijinkan Naya mendekat dan memegang gadis itu. Naya membacakan sesuatu sambil mengusap pucuk kepala gadis itu berkali kali. Ia juga memberikan air yang entah apa yang ia bacakan sebelumnya pada air itu. karena si gadis kesurupan itu menjadi hening dan tertidur.
Semua yang menyaksikan itu, kagum sekali pada Naya.
"Udah cantik, ternyata dia juga hebat ya." ujar karyawan laki laki.
"Type aku banget. Cewek berhijab, juga imannya kuat. Sangat bagus untuk calon ibu dari anak anaku!" sahut Pria yang lain. Membuat Furqon mengepal eratkan tangannya tanpa sadar.
"Naya punya pacar belum sih, ko bisa cakep banget. Udah gitu, pinter lagi. Dia bisa ngusir setan. Aku belum pernah nemuin cewek, yang udah mah cantik, dia juga beriman kaya gitu. "
"Biasanya orang kaya gitu, emang punya khodam. Cowok kaya kamu enggak mungkin bikin doi tertarik. Cewek beriman kaya gitu, maunya sama ustad, atau minimal lelaki keluaran pesantren yang sudah hebat agamanya."
"Khodam itu apa sih?"
"Kata orang sih, semacam penjaga gitu. kaya dia udah bisa ngalahin jin dengan sebuah wirid yang diberikan oleh gurunya."
"Ah, ngaco kamu!"
"Eh, aku gak ngaco. Coba aja kamu hina dia. Aku pastikan dalam tiga hari, kamu bakal cinta mati sama dia."
"jadi dia punya pelet?"
"Bukan pelet oon. Dia tuh kan orang beriman. Dan biasanya orang kaya gitu tuh doanya langsung di kabul sama Allah. Dia mungkin bangun malam, terus curhat deh, kalau kamu ngehina dia. Nah, Allah langsung bikin kamu klepel klepek sama dia!"
"Ah, gila kamu! masa ada yang kaya gitu."
Celotehan karyawannya Furqon, membuat laki laki itu menggeleng gelengkan kepalanya. Apakah ia sudah terkena doa nya gadis itu? sehingga ia mulai memiliki pandangan yang berbeda padanya?
"Ada apa nih?" samudra datang, dan bergabung dengan Furqon dan Berlian. Laki laki itu berada di ruangan yang berbeda dan baru ke sini.
"Ada yang kesurupan." jawab Berlian.
"Wah, ko bisa? itu Naya lagi ngapain?" tanya Samudra.
"Naya baru saja nenangin dia." jawab Berlian. Dan hal itu membuat Samudra membuka mulutnya tidak percaya.
"Dia bisa?" beonya.
"Ya, kamu lihat aja. Cewek itu jadi diem." ujar Berlian lagi.
Samudra terdiam. Ia tersenyum melihat si jelita berhijab itu. Ko Samudra semakin bangga padanya. Ko, samudra semakin kagum padanya. "Mmm ... Fur. Boleh aku minta sesuatu enggak?" tanya nya.
Furqon menatap Samudra sekilas. "Apa?"
"Kamu kan tahu, kalau aku ini jomblo. Aku masih sendiri dan aku tidak tertarik pada perempuan selama ini, karena aku merasa enggak cocok, sama mereka." sejenak Samudra terdiam.
"Aku suka sama Naya. Apa boleh aku minta nomornya!"