Nada menatap jam tangannya dengan gusar. Pasalnya, sepuluh menit yang lalu, Kevand sudah berangkat ke sekolah lebih dulu setelah ia yakinkan kalau Iel akan menjemputnya. Tetapi, hari semakin siang dan Iel belum juga datang. Kalau memang tidak bisa atau ada sesuatu yang mendesak, seharusnya Iel menghubunginya agar tidak menunggu seperti ini. "Kalo gue nungguin dia terus, bakal telat masuk. Kalo berangkat duluan, takutnya malah jemput." gumam Nada gusar. "Oke deh lima menit lagi." Nada tak lagi menunggu di depan rumahnya. Tetapi, ia berjalan sampai ke depan kompleks perumahannya. Kalau memang Iel tak menjemputnya, ia bisa sekalian mencari kendaraan umum. "Oke, dia nggak jemput." Nada membuang napasnya kasar. Semoga saja, jalanan tidak macet agar ia bisa tepat waktu sampai di sekolah. Se