Back To Cheer Up

1076 Kata
d**a Lyora terasa begitu sesak hingga kini ia mulai terisak. Dan setiap isakan Lyora selalu saja ada kesenangan tersendiri yang dapat Omanya rasakan didalamnya. Sebab memang tujuannya adalah membuat Lyora terus hidup tersiksa juga penuh dengan kesedihan. "Lyora memang gak bisa melakukan apapun Oma. Lyora juga gak bisa mengembalikan Papa untuk Oma. Tapi satu hal yang harus oma tahu. Bahwa Lyora begitu menyayangi Oma. Bahwa Lyora juga akan selalu berusaha untuk membahagiakan Oma. Sekali lagi Lyora minta maaf Oma atas segala kesalahan juga kecerobohan yang pernah Lyora lakukan terhadap Oma," ucap Lyora panjang lebar. Dengan airmata yang terus saja mengalir dikedua bola matanya. "Gak perlu kamu berusaha untuk melakukan semua itu Lyora! Karena apapun yang kamu lakukan tidak akan pernah membuat hati Oma menjadi luluh sama kamu! Oma benci kamu dan itu gak akan pernah berubah! Bahkan akan terus bertambah jika Oma selalu melihat wajah kamu didekat Oma!" maki Oma hingga Lyora tak sanggup lagi untuk berkata. Oma mulai berjalan mendekat kearah Lyora seraya menatapnya tajam tepat didepan wajahnya. "Kamu itu adalah anak yang paling menyedihkan yang pernah ada Lyora! Karena gak pernah kamu membahagiakan Papa kamu melainkan melenyapkannya bersama perempuan sialan itu!" lanjut Oma seraya berlalu pergi. Dan sungguh kata terakhir Oma berhasil menyayat luka hatinya hingga begitu dalam. Hingga kini hanya isakan kepedihan yang memenuhi ruangan rawat inap Lyora. "Hiks..hiks.. seburuk itukah diriku Ya Allah, hiks..hiks.. hingga tak ada celah lagi agar Oma mampu memaafkan aku dan Mama, hiks..hiks.." isak Lyora. Ayra tutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dengan kedua punggung yang terus saja bergetar. Sungguh ia merasa begitu hina juga tak pantas untuk tetap hidup didunia yang begitu kejam padanya. *** Bu Kinan kini tengah kerepotan karena anak baru yang baru saja ia rekrut belum dapat bekerja dengan baik seperti Lyora. Hingga kini ia merasa kelelahan dan memutuskan untuk tutup toko lebih awal karena ingin dapat beristirahat sejenak sebelum ia kembali mengunjungi Ayra. "Mei, kita tutup sekarang saja ya, karena saya ada keperluan," ucap Bu Kinan kepada karyawan barunya yang bernama Meilia. "Oh iya baik Bu Kinan. Kalau begitu saya rapih-rapih dulu ya Bu," jawab Meilia dan Bu Kinan hanya mengangguk seraya tersenyum. Setelah selesai merapihkan toko juga dirinya, kini Meilia segera berpamitan dengan Bu Kinan. Namun sebelum Bu Kinan mengunjungi Lyora, Bu Kinan menghubungi Vanya terlebih dahulu sebelumnya. Sebab ia ingin turut mengajak Vanya menjenguk Ayra. Setelah mendengar kabar jika Ayra jatuh sakit, dengan segera Vanya menemui Bu Kinan ditokonya. "Assalamu'alaikum, Tante Kinan," seru Vanya seraya menyalaminya takzim. "Wa'alaikumussalam, Vanya," jawab Bu Kiman seraya mengelus kepala Vanya. "Apa yang terjadi sama Lyora Tan? Kenapa Lyora sampai masuk rumah sakit beginj?" tanya Vanya dengan cemas. "Kita langsung ke Lyora saja ya. Kita tanyakan semuanya sama Lyoraa, karena sebenarnya Tante juga belum tahu karena Apa Van," jelan Bu Kinan. "Oh gitu, yaudah yok tan kita cus aja. Vanya bawa mobil kok," ajak Vanya. "Iya Vanya Ayo." Jawab Bu Kinan menyetujui. *** Setibanya dirumah sakit. Vanya juga Bu Kinan sudah lebih dulu mendapati Lyora yang masih saja terisak yang terlihat dari kaca pintu kamarnya. Bu Kinan pamit ke kantin untuk menbelikan jus alpukat kesukaan Lyora. Sdangkan Vanya, dengan segera ia pun membuka pintunya seraya menghambur kearah Lyora. Sebab ia tahu betul sudah pasti Omanya kembali yang kini membuatnya begitu terluka hingga kembali menangis tersedu-sedu. "Assalamu'alaikum Yora," salam Vanya seraya berlarian memeluk erat-erat tubuh Lyora. Mendengar kedatangan Vanya membuat Lyora dengan segera menyeka airmatanya. Sebab ia tak mau jika kepedihan hatinya kini diketahui banyak orang. "Wa'alakumussalam Ya Ampun Van, bukannya lo ada jam kuliah ya?" tanya Lyora seraya membalas pelukan Vanya. "Iya memang seharusnya. Tapi waktu gue dengar kalau sahabat tercintanya gue ini lagi sick. Ya percuma aja gue ngampus. Karena hati dan fokusnya gue itu cuma ada disini," jelas Vanya yang membuat Lyora semakin merasa tersanjung sekaligus tak enak hati kepada Vanya. "Subhanallah, so sweetnya cabat ambyarku iniii.. tapi gue gak enak banget lho Van, karena gue malah jadi ngerepotin lo," ucap Lyora seraya melepaskan pelukannya dengan perlahan dan menahan tangisnya. Vanya cubit dengan gemas kedua pipi Lyora seraya mengerucutkan bibirnya. "Sejak kapan seorang Vanya merasa direpotkan siiih sama yang namanya Lyora cabatnya yang paling bhaique hahahaha," ucap Vanya dengan tulus. "Aaaaw sakiiiiit ih! Lo ya kebiasaan deh!" omel Lyora yang kini kedua pipinya mulai memerah karena cubitan Vanya. "Hahaha, lagian lo lebay. Gue bolos sekali aja lo udah bilang ngerepotin. Sedangkan lo bolos berkali-kali waktu gue kecelakaan aja lo gak pernah merasa gue repotin," jawab Vanya dan kini Lyora mulai merengkuh kedua bahu Vanya. "Ehehehe, thanks ya Van. Gue jadi happy deh karena ada lo," Vanya turut merengkuh kedua bahu Lyora seraya menatapnya iba. "Gue juga happy karena lo senyum lagi. Gue ngerti kok Ra, pasti tadi Oma datang dan maki-maki lo lagi ya? Sabar ya Ra. Lo kuat kok, bahkan gue yakin Lyora yang sekarang udah jauh lebih kuat," Lyora melepaskan rengkuhannya dan kini mulai memeluk tubuh Vanya. "Aaamiiin thanks yaa," "Sama-sama sayaaaaanquuuu.." jawab Vanya seraya membalas pelukan Lyora. "Assalamu'alaikum. Ya ampuuun lagi pada peluk-pelukan begini. Seru sekali sepertinya," salam Bu Kinan yang baru saja datang membawa tiga gelas jus untuk mereka. "Wa'alaikumussalam," jawab Lyora dan Vanya seraya melepaskan pelukan mereka dan tersenyum kepada Bu Kinan. "Wah, Bu Kinan ada disini juga ternyata," ucap Lyora seraya menyalaminya takzim. "Kan memang Bu Kinan yang ngabarin gue dan ngajak gue kesini Yoraaa.." timpal Vanya yang juga turut menyalami takzim punggung tangan Bu Kinan. "Oh gitu. Ya Allah makasih banyak ya Bu, udah bawain manusia paling ceria ini buat aku hehe," ucap Lyora. "Iya Yora sama-sama. Kan memang Ibu sengaja ajak Vanya biar kamu cheer up lagi," ucap Bu Kinan seraya mengelus lembut kepala Lyora. "Alhamdulillah, Ibu berhasil Bu. Karena Vanya udah bisa bikin saya senyum lagi," jawab Lyora dengan bahagianya. "Iya dong, siapa duluu.. Vanyaa.. hehehehe," ucap Vanya percaya diri. "Alhamdulillah. Oh iya, Ibu sudah membelikan kalian jus lho. Jus stoberi untuk Vanya, jus alpukat untuk Lyora, dan jus apel untuk Ibu. Kita minum sama-sma ya," ucap Bu Kinan seraya memberikan kepada keduanya. "Waah, makasih banyak ya Tan, jadi makin seger deh Vanya kalau begini hehehe," ucap Vanya. "Iya Bu, Lyora juga senang. Karena dari tadi makan nasi males banget bawaannya," imbuh Lyora. "Maka itu Van, Ra, karena Ibu tau kalau kalian membutuhkannya mangkanya Ibu bawakan untuk kalian," jawab Bu Kinan yang membuat keduanya senang. Dan kini Lyora merasa beruntung karena ia sudah kembali riang sebab kehadiran orang-orang yang begitu menyayanginya. *** To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN