New Plan

1018 Kata
Prang..prang..prang.. Kembali terdengar pecahan kaca disana. Leonard yang mulai merasa muak dengan hidupnya kini mulai mengambil salah satu pecahan kaca itu dan hendak menyayatkan ke urat nadinya. Karena merasa khawatir dengan keadaan Leonard didalam sana, tanpa berpikir panjang Andy mulai mendobrak pintunya. Hingga ia dapati Leonard yang tengah memegang pecahan kaca itu didekat nadinya bahkan sejengkal lagi akan menyayatnya. "Pak Leoooon hentikaaaan..." pekik Andy seraya berlari kearah Leonard seraya mengambil pecahan kaca itu dari tangan Leonard. Hingga kini jari telunjuk Andy yang tersayat. "Andy what are you doing?! Kenapa gak kamu biarkan saja saya mati! Kenapa kamu mengacaukan semuanya hah!" bentak Leon dengan nada tinggi. Sedangkan Andy tak menjawabnya karena ia tengah merasakan perihnya sayatan kaca itu yang membuat darah segar terus saja mengalir dari jemarinya. Leonard yang baru saja menyadarinya pun dengan segera mencari kotak obat-obatan seraya mengobatinya. Disiramkannya alkohol ke luka Andy hingga membuatnya menjenggit menahan rasa perihnya. Setelahnya segera ia beri obat merah lalu memplester luka yang tersayat cukup dalam itu. "Saya mohon maaf Pak Leon jika kedatangan saya memgganggu Bapak. Tapi yang jelas saya hanya gak ingin terjadi sesuatu yang buruk kepada bapak," ucap Andy pada akhirnya. Leon menggeleng pelan seraya menatapnya nanar. "Saya yang harusnya minta maaf sama kamu Ndy. Karena saya kamu terluka," "Pak Leon, Bapak itu sudah saya anggap sebagai Kakak kandung saya sendiri. Maka sebisa mungkin saya akan selalu berusaha untuk melindungi Bapak," ucap Andy dengan tulusnya. Leon pun hanya mengangguk seraya mulai memeluk Andy begitu erat dan kembali terisak dalam peluknya. Sebab saat ini memang ia tengah merasa rapuh dan membutuhkan suatu dukungan dari orang terdekatnya. Meski bagai sebuah mimpi yang tak berujung jika ia mengharapkan hal itu dari sang Mama yang begitu membencinya. Bahkan bagai musuh terbesar dalam hidupnya. "Semuanya sudah selesai Ndy. Saya sudah gak punya lagi harapan mengenai Lyora. Pertemuan kami hancur dan saat ini Lyora sudah sangat membenci saya. Bahkan mungkin sudah tak ingin bila kita saling jumpa," ucap Leonard dalam peluknya. Yang terdengar begitu frustrasi. Dengan perlahan Andy mulai melepaskan peluknya seraya menatap nanar kearah Leonard. Sebab memang ia masih tak mengerti maksud dari setiap perkataan Leonard kepadanya. "Memang ada apa Pak? Apa yang sebenarnya terlah terjadi?" tanya Andy hati-hati. Akhirnya Leonard mulai menceritakan awal kejadian hingga perpisahan Leonard dengan Lyora tadi. Leonard juga mengungkapkan rasa penyesalannya karena ia telah melukai perasaan Lyora yang tak seharusnya ia melakukan hal sekeji itu padanya. Namun ia juga merasa tak terima dikala seperti apa Lyora membentaknya juga merendahkan harga dirinya. Dan setelah Lyora pergi, Leonard menemukan sehelai kertas yang ternyata berisi surat penagihan biaya kuliah Lyora. Hal itu membuat Leonard tersadar apa penyebab Lyora begitu marah juga kasar kepadanya. Mungkin karena ia juga tengah frustrasi atas beban yang tengah ia tanggung saat ini. Andy mulai membaca dengan seksama isi dari surat itu. Dan kini ia mulai tersenyum kepada Leonard. Karena ia menemukan sebuah ide cemerlang untuk dapat kembali membujuk Lyora agar ia bersedia menikah dengan Leonard nantinya. Senyuman Andy pun membuat Leonard bertanya-tanya saat ini. Dan menganggap hal itu sebagai sebuah ejekan. "Kamu kenapa Ndy? Kamu itu sedang meledek saya?" tanya Leonard dengan sinisnya. "Oh tidak kok Pak. Sama sekali tidak. Bahkan dari kertas ini saya menemukan suatu rencana yang cukup baik untuk Bapak. Agar Pak Leon bisa kembali mendapatkan kesempatan agar Mbak Lyora bersedia Bapak nikahi dalam waktu dekat-dekat ini," jelas Andy. "Mana mungkin Andy. Jika memang iya pun bagaimana caranya?" tanya Leonard yang merasa tak yakin dengan ide dari Andy. "Dari sini Pak kita akan bisa membujuk Mbak Lyora untuk dapat menerima Bapak," ucap Andy dengan yakinnya. "Oh ya? Bagaimana caranya Ndy?" tanya Leonard lagi dengan bersemangat. Andy pun mulai memberikan penjelasan dari setiap rencananya untuk memberikan penawaran yang cukup baik kepada Lyora. Andy menyarankan jika sebaiknya Leonard memberikan penawaran jika ia akan melunasi semua hutang-hutang Lyora juga membiayai kuliahnya secara penuh. Dan memberikan fasilitas yang baik dalam hidupnya. Sebab bagi Andy, jika seorang wanita dimanjakan juga diperlakukan bak seorang putrid maka akan mudah luluh nantinya. Karena Andy telah mengetahui dari Bu Kinan mengenai Lyora yang diperlakukan kurang baik oleh Omanya. "Tapi Lyora itu sepertinya bukan gadis yang manja dan mudah dibujuk dengan uang Ndy. Dan dia juga punya seorang Oma yang kaya raya. Yang bisa ia mintai uang kapan pun ia membutuhkannya," ucap Leonard yang kembali merasa tak yakin akan rencana Andy. "Iya Pak saya juga tahu betul akan hal itu. Tapi setahu saya, Mbak Lyora itu gak ingin menyusahkan Omanya. Mangkanya Mbak Lyora memilih untuk kerja keras sendiri dan berusaha sukses dari hasil kerjanya itu. Dan sekarang Mbak Lyora sedang kesulitan bukan? "Bagaimana kita manfaatkan saja Pak kesulitannya itu. Dan kita coba untuk menjadikan keuntungan untuk Bapak nantinya?" jelas Andy lagi berusaha meyakinkan. "Okkay Ndy jika memang kamu yakin dengan ide itu. Kita coba saja dulu. Karena jujur saat ini saya sedang merasa buntu dan tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan," jawab Leonard pasrah. "Baik Pak Leon. Saya janji akan mengusahakan yang terbaik untuk Bapak nantinya," janji Andy dengan yakinnya. "Oke Ndy. Saya pegang janji kamu," jawab Leon dengan yakin. Dan Andy hanya mengangguk pasti seraya tersenyum penuh keyakinan kepada Leonard. Malam ini, Leonard dapat kembali tertidur dengan tenang. Sebab saat ini sudah ada sebuah rencana baru yang akan mereka lakukan nantinya. Meski pun Leonatd tahu jika tak akan semudah itu rencananya dapat disetujui dengan cepat oleh Lyora. *** Pagi kembali menjelang. Meski hatinya hancur, dengan segera Lyora bangkit dari ranjangnya dan kembali bekerja. Mencoba untuk melupakan sejenak setiap masalahanya dan memulai hari barunya saat ini dengan semangat baru yang lebih baik. Kini ia kembali menaiki ojek online langganannya. Kembali berangkat lebih pagi karena ingin melihat isi dari flashdisknya di laptop milik Bu Kinan. "Bismillahirtohmanirrohim.." ucap Lyora sebelum menyambungkannya. Lyora merasa senang karena flashdisk itu masih berfungsi saat ia mulai menyambungkannya. Namun setelahnya d**a Lyora menyesak seketika dikala ia dapati semua isi folder diflashdisknya kosong tak tersisa sama sekali. "Ya Allah kenapa jadi kosong semua hiks..hiks.. kenapa gak ada yang tersisa sama sekaliii! Hiks..hiks.. gimana ini Ya Allah, astaghfirullahhaalladzim! Hiks..hiks.." isak Lyora yang kembali merasakan sakit yang tak berdarah. *** To be continue
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN