Tiba di bandara, mereka dijemput supir Kakak Andri yang tinggal di Jakarta. Vanda diantar sampai ke depan pintu rumah Revan. Asila, menyambut mereka di ambang pintu. "Sila," Andri mengulurkan tangan pada wanita yang dulu pernah ia sukai. "Mas Andri, apa kabar?" Asila menerima uluran tangan Andri, pria yang dulu pernah menyukainya. "Alhamdulillah, baik." Andri tersenyum. "Silahkan masuk dulu, Mas." Asila melebarkan pintu. "Tidak, terima kasih, aku ada janji. Vanda sudah aku antar sampai di sini, dengan selamat, dan tidak kurang apapun juga." Andri menatap Vanda, ia kembali tersenyum. "Terima kasih banyak, Mas. Maaf, jadi merepotkan." Asila menganggukan kepala, dan membalas senyum Andri. "Tidak merepotkan. Aku permisi ya, Sila, Vanda, assalamualaikum." Andri berpamitan. "Walaikum sal