Vanda berjalan dengan wajah menunduk. Ia merasa malu, meski yang hadir hanya dari pihak dua keluarga saja. Vanda berdiri diapit kedua orang tuanya. Rombongan calon suami Vanda memasuki pintu rumah. Vanda tidak berani mengangkat wajahnya. Matanya terpejam, doa terus ia panjatkan, agar hatinya bisa ikhlas menerima siapapun pria yang dipilih orang tuanya, sebagai suaminya. "Angkat wajahmu, Sayang. Lihat siapa pria yang Amma, dan Abba pilihkan untukmu." Asma mengusap lembut punggung putrinya. Perlahan Vanda mengangkat wajah perlahan. Di hadapannya, ada seorang pria yang lebih tua dari Abbanya, dan seorang wanita yang juga lebih tua dari Ammanya. Sepasang pria, dan wanita itu menggeser tubuh mereka ke samping. Di belakang mereka kembali ada sepasang pria, dan wanita, tapi kali ini lebih