Andri mengikuti arah tatapan Vanda. "Ada apa?" "Itu ...." Andri tersenyum. "Mau lihat?" "Haah!" Vanda menatap Andri, lalu kepalanya menggeleng. Andri tersenyum. "Dia sabar, menunggu Vanda siap untuk saat pertama. Ayo, istirahat dulu." "Eum ... ti ... tidak sakit?" "Tidak apa-apa, cuma sakit kepala." "Vanda ... Vanda berdosa ya, kalau bikin Om Andri sakit itunya?" "Itunya? Itunya apa," goda Andri. "Itu ... yang ... yang di ladam ... eh, di dalam cenala ... eh, ce ... celana." "Aku tidak ingin tergesa, aku ingin, Vanda merasa siap, dan nyaman saat kita melakukannya." "Oh, tidak apa. Vanda ... Vanda siap ...." "Benar?" "I-iya." "Yakin?" "I-iya." Andri bangun dari berbaring, ia lepaskan celana dalamnya. Vanda menatap lekat, lalu membuang pandangannya. Andri membungkuk di a