Vanda duduk di hadapan kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya baru pulang dari tarawih, dan kedua orang tuanya ingin bicara dengannya. "Ada apa, Amma, Abba?" "Abba, dan Amma hanya ingin tahu. Sebenarnya seperti apa kriteria suami yang kamu inginkan, Vanda?" Tanya Revano, langsung pada apa yang ingin dibicarakan. Vanda menundukkan kepala, ditarik dalam napasnya, sosok Andri terbayang dalam benaknya. Kepala Vanda menggeleng. "Vanda tidak punya keteria, Abba." "Kalau tidak ada kriteria, apa tidak ada satupun dari yang melamar Vanda yang menarik hati Vanda, Sayang?" Vanda menatap Abbanya. Kepalanya kembali menggeleng. "Jadi tidak ada satupun?" Vano ingin lebih menegaskan lagi. Vanda ingin sekali mengatakan, ada satu nama yang sudah mengisi hatinya, yang membuat hatinya bergetar, yang