Dijual

1837 Kata

"Pa, Aline butuh bantuan," ucapku di telepon. Sedangkan lelaki yang berstatus suamiku itu masih berdiri menatapku dari belakang sambi berkacak pinggang. Berulang kali aku menoleh padanya, tatapannya tetap tak berubah. Marah. Kenapa aku takut padanya? Ke mana Aline yang pemberani? Hatiku mencelos. "Bantuan apa, Sayang?" Terdengar suara Papa di ujung telepon. "Bisa pinjami aku uang?" ucapku ragu. "Uang? Untuk apa? Bukannya kamu sudah pegang kartu kredit? Kamu bisa pake itu dulu 'kan, Lin." "Eemmh, Mas Rangga butuh tambahan modal,Pa. Tolong, ya, Pa." Aku merengek. "Tambahan modal?" "Iya, Pa. Bisa 'kan, Pa? Tolong sekali ini, Pa." Aku kembali merengek. Terdenger dengkusan dari mulut Papa. "Ya, sudah. Berapa?" tanyanya. Aku melirik lelaki di belakangku yang mendengarkan percakapa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN