Sejak kemarin, Fela dengan segala kecemasannya masih mencoba menepi dari kejadian nahas yang menimpa Khafian. Gadis itu sama sekali tidak mau keluar kamar. Sepulang sekolah pun, ia langsung pulang ke rumah. Seperti terkurung dalam sangkar kegelapan, Fela dilanda rasa ketakutan. Pikiran baiknya selalu berkata bahwa ini semua sudah takdir, bukan salahnya. Sedangkan pikiran buruknya selalu menyudutkan Fela sama persis seperti bagaimana Paula menudingnya sebagai biang masalah dan juga penyebab tragedi nahas yang menimpa Khafian. Duduk melantai, sembari menatap kosong pemandangan sore yang terhalang tirai putih menerawang itu, Fela sendiri mengurung dirinya dalam rasa bersalah. Jujur, ini jauh lebih tidak nyaman daripada hari-hari Fela sebelumnya ketika Khafian tidak menyerah untuk mendeka