Fela berlari kencang menuju keramaian yang tak jauh dari tempatnya berdiri menatapi kepergian Khafian yang mengendarai motor meninggalkannya seorang diri beberapa menit yang lalu. Pikiran Fela sudah berkelana. Mencoba mengais pikiran positif diantara banyaknya pikiran negatif dan ketakutan yang saat ini melandanya. Fela pikir, keputusan ayah Khafian memberikan izin putranya untuk mengendarai motor bukanlah suatu hal yang baik. Mengingat usianya yang belum cukup umur untuk mendapatkan Surat Izin Mengemudi (SIM). Yaa meskipun Fela tahu, Khafian sudah sangat pandai menguasai jalanan dengan motor sportnya itu. Mencoba untuk menghirup napas sebanyak-banyaknya usai berlari, tanpa berpikir panjang Fela menerobos kerumunan itu. Kedua bola matanya lantas langsung disuguhi pemandangan dimana Khafi