Kesalahpahaman Mikha dan provokasi Krystal

1823 Kata
Krystal bisa merasakan jika Mikha sedikit menghindar darinya. Awalnya dia bingung, meskipun tidak terlalu peduli. Toh mereka belum sedekat itu untuk sampai mengganggu perasannya. Tapi kemudian salah satu teman Mikha memberitahunya alasan Mikha marah padanya. Saat jam istirahat, Mikha memang menghampiri mejanya dan bertanya apakah dia dan Ryota saling kenal. Karena sedang kesal dengan Ryota, dia menjawab asal dengan mengatakan tidak. Dia tidak berpikir hal tersebut akan memicu kemarahan Mikha. Karena Mikha melihatnya dan Ryota bertengkar di dekat toilet, mungkin Mikha berpikir dia telah berbohong dan menutupi yang sebenarnya darinya. Oh, gadis-gadis itu telah tersihir oleh pesona Ryota. "Mikha!" Krystal merasa perlu menjelaskan yang sebenarnya. Tapi setelah memanggil beberapa kali, Mikha sengaja berpura-pura tidak mendengarnya, berjalan menjauh bersama teman-temannya. "Sial!" Krystal kesal dengan sikap Mikha barusan. Kemarin gadis itu sangat ramah padanya, tapi sekarang tiba-tiba menjauhinya seperti melihat kuman. "Hei!" Krystal menoleh, seseorang menepuk kepalanya. Dia agak terkejut, karena itu agak tidak terduga. Bukankah mereka tidak seakrab itu hingga kakak kelas itu menepuk kepalanya. "Mikha sengaja mengabaikanmu, apakah kalian baru saja bertengkar? Tadi pagi kalian masih bersama!" Josh berdiri tepat di sebelah anak baru tersebut, dia semakin merasa gadis itu sangat cantik. Tanpa makeup, terlihat polos dibandingkan dengan beberapa anak perempuan lainnya. Tapi yang membuat Krystal sangat menarik bukan hanya dari wajah cantiknya, tapi karena temperamennya. Banyak gadis cantik di sekolah, tapi tidak ada yang memberikan perasaan baik dan santai seperti gadis itu. Krystal ingat laki-laki itu juga melihatnya bersama Mikha, saat dia bertengkar dengan Ryota. "Mikha memiliki kesalahpahaman!" "Kamu bertengkar dengan Ryota di pagi hari, kemudian dengan Mikha di siang hari!" Josh menaikkan alisnya, matanya hanya fokus memperhatikan gadis di depannya. "Tidak seperti itu. Mereka yang ingin bertengkar!" Krystal merasa dirugikan, kakak kelasnya mungkin berpikir dia bermasalah. Padahal Ryota dan Mikha yang membuat masalah. Josh tertawa melihat bagaimana gadis itu mengeluh sedikit tertekan. Ternyata dibalik tampilan yang kuat, Krystal sangat mudah diajak bicara. Dia bahkan tidak berpikir akan semudah itu berteman dengan si anak baru. Tentu saja, dia tidak ingin hanya berteman. Krystal terlalu menarik untuk dilewatkan. Krystal melihat Josh menertawakannya. Tapi tawa laki-laki itu memberikan perasaan hangat. "Kenapa orang-orang itu melihat ke sini?" Krystal memperhatikan ada sekumpulan anak laki-laki yang melihat ke arah mereka secara intens. Josh menggelengkan kepalanya tidak berdaya. "Mereka temanku!" Krystal melihat mereka dan akhirnya ingat kalau anak-anak itu yang bersama dengan laki-laki di sebelahnya di saat hari pertamanya masuk sekolah. "Kalian yang berjalan di depanku kemarin. Apakah kalian baru berkelahi dengan seseorang?" Krystal ingat pakaian mereka sedikit berantakan di pagi itu. Dan sebelum bertemu mereka, dia juga bertemu dengan anak laki-laki yang wajahnya memar. Josh tidak menyangka Krystal sangat blak-blakan. Dia tidak mengelak, menganggukkan kepalanya tanpa mengucapkan apapun. Krystal tidak ingin ikut campur, apalagi Josh adalah kakak kelasnya. Dia hanya bertanya dengan santai. "Di sekolah ini ada banyak anak perempuan yang mengidolakan Ryota. Kamu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan-nya, atau akan ada Mikha lainnya yang menjadikanmu sasaran kebencian atas kecemburuan!" Josh tidak tahu ada hubungan apa antara Ryota dan Krystal, dia tidak akan bertanya, karena ini pertama kali dia mengobrol dengannya. Lebih baik bergerak perlahan-lahan. Krystal merasa Josh mungkin juga salah paham. Tapi dia tidak ingin menjelaskan. "Hem, pasti melelahkan menjadi tampan!" Josh kembali dibuat tertawa, karena fokus Krystal pada hal lain. "Kembalih ke kelasmu!" Krystal memang akan pergi, karena dia tidak ingin bergosip tentang kakaknya yang menyebalkan itu. Josh terlihat seperti anak nakal saat bersama teman-temannya, dia tidak menyangka laki-laki itu suka bergosip. Josh pasti akan tertekan jika tahu apa yang dipikirkan Krystal tentangnya. Saat Krystal baru kembali ke kelas, dia melihat Mikha menatapnya. Kemudian gadis itu berjalan ke arahnya. "Lo juga kenal kak Josh?" "Enggak, aku baru pertama kali mengobrol dengannya!" Krystal tidak mengerti kenapa Mikha tiba-tiba menanyainya. "Kamu tadi melihat aku dan kak Josh bicara. Tapi kenapa pura-pura tidak melihatku saat aku panggil!" Mikha tahu Krystal selalu blak-blakan, tapi tidak menyangka gadis itu akan begitu saja mempertanyakannya. Harusnya Krystal tahu dia marah padanya, kenapa juga masih mempertanyakan kenapa dia pura-pura tidak mendengar panggilannya. "Kamu marah tanpa alasan. Jangan bilang kamu cemburu, padahal sudah jelas kukatakan Ryota bukan tipeku!" Krystal tidak ingin menjelaskan lebih banyak, dia melewati Mikha langsung menuju mejanya. Anak-anak lain di kelas itu sebenarnya sedang mendengarkan, tapi untuk menghindari kecanggungan, mereka berpura-pura melakukan sesuatu. Si anak baru bertengkar dengan Mikha, padahal mereka baru berteman kemarin. Dan alasan pertengkaran adalah Ryota, kakak kelas mereka. "Mikha guru akan datang sebentar lagi, jangan buang-buang tenaga buat bertengkar dengan gadis itu. Dia sepertinya bukan hanya kenal Ryota, tapi juga kak Josh. Mungkin apa yang terlihat juga gak seperti yang kita pikirkan!" Teman Mikha mencoba menengahi, karena akan sangat memalukan jika anak-anak menyebarkan tentang pertengkaran ini. Apalagi, statusnya Mikha juga bukan sebagai pacar Ryota. Anak-anak mungkin akan menertawakannya. "Aku benci orang munafik. Awas aja kalau dia lain di hati, lain di mulut!" Mikha tahu kalau baru saja tindakannya agak berlebihan. Tapi semua itu karena Krystal terlalu baik. Dia merasa terancam, jika benar Krystal ingin bersaing dengannya untuk Ryota. Dia tidak pernah begitu gelisah sebelumnya. Krystal tidak ingin bicara lagi dengan Mikha. Gadis itu terlalu tidak masuk akal dan kekanakan. Menyerangnya, hanya karena dia mengenal Ryota dan Josh. _ Dia mengajak seorang teman menuju lapangan basket. Seperti informasi yang didapatnya dari temannya itu, kalau hari ini jadwal tim basket putri latihan. Ini kesempatan bagus untuk melihat kemampuan mereka dan jika memang bagus, dia akan memikirkan untuk bergabung dalam tim. Dia cukup yakin dengan kemampuannya sendiri. Mengamati sebentar, dia melihat wajah-wajah familiar. Sepertinya dia dan Tim basket putri sekolah ini pernah bertemu di sebuah pertandingan. Saat itu dia melihat seseorang menghampirinya. Orang itu menggunakan tanda kapten tim basket. Dia menebak orang itulah yang bernama Arsyla. "Hai, gue Arsyla. Lo yang dibilang Mikha ingin bergabung dalam Tim kami kan?" Arsyla sudah melihat Krystal sejak tadi, dia tidak menyangka anak baru itu benar-benar datang untuk bergabung. "Sayangnya kami sudah punya anggota lengkap. Kamu terlambat!" Sebelum Krystal menanggapi, dia sudah langsung memberitahukan informasi tersebut. Krystal sebenarnya tidak menyangka Mikha bersungguh-sungguh saat mengatakan akan merekomendasikannya pada Arsyla. Perasan tidak nyaman itu sedikit berkurang sekarang. "Kalian bermain dengan baik. Tapi akan sangat disayangkan jika kalian melewatkanku!" Arsyla terkejut dengan kepercayaan diri anak baru. Pantas saja anak baru itu terlihat keren, tapi hal tersebut tidak akan mempengaruhinya. Bagaimanapun pemilihan anggota tim inti sudah terpilih, dan dari yang dia dengar dari Mikha, anak baru itu tidak ingin jadi cadangan. "Lo begitu percaya diri. Apa Lo meremehkan kami?" Arsyla ingin melihat anak baru itu menyesal bersikap sombong. "Kamu harus melihat kemampuanku dulu!" Arsyla sudah masuk jebakan Krystal. Karena sebenarnya Krystal sengaja memprovokasi kapten Tim basket itu. Jika dia tidak dengan sengaja menantangnya, mungkin Arsyla tidak akan mempertimbangkan untuk mengganti anggota timnya. Bagaimanapun dia bisa dianggap sebagai penyusup. Krystal mengikuti langkah Arsyla menuju lapangan, meninggalkan temannya yang khawatir di kursi penonton. Beberapa dari mereka penasaran, kenapa Arsyla mengajak anak baru itu bersamanya. Hingga akhirnya Arsyla menjelaskan semuanya. "Lo yang ikut main pas di solo itu kan. Lo perwakilan dari Bali!" Seseorang akhirnya mengenali Krystal. Mereka pernah bertemu setahun lalu, tapi waktu itu Krystal terlihat lebih garang, karena dia adalah kapten tim. Tidak seperti sekarang yang terlihat lebih feminim dan manis. "Aku membawa timku masuk babak semifinal, kami membawa pulang kemenangan, tapi karena ada hal mendesak, aku gak ikut saat pengambilan piala!" Krystal masih ingat, saat itu ibunya tiba-tiba masuk rumah sakit. Dia meninggalkan timnya dan langsung terbang kembali ke Bali. Arsyla tidak tahu kalau Krystal mantan kapten. Dia juga tidak menyangka salah satu anggota timnya pernah bertemu langsung dengan Krystal di sebuah pertandingan. Bagaimana mungkin dia tidak tahu ada hal seperti itu? Dimana dia saat pertandingan itu terjadi? Kenapa dia tidak ikut? "Lo pas itu ke LA, ada acara keluarga! Kalo gak salah sepupu Lo nikah kan?" Temannya itu menjelaskan, melihat kebingungan Arsyla. Oh, akhirnya Arsyla ingat dia memang tidak ikut, juga saat itu dia belum menjadi kapten Tim. Jadi tidak ada yang mengharuskannya ikut. "Kita sudah berlatih dengan baik, dan tim kita cukup solid. Jika Krystal memang bermain dengan bagus, maka akan ada anggota yang diganti. Jadi apakah kalian setuju untuk membiarkannya menunjukkan kemampuannya atau tidak. Aku tidak ingin bersikap tidak adil pada kalian!" Tentu tidak ada yang ingin digantikan, mereka telah melewati seleksi untuk bisa berada di Tim inti. Tapi Krystal adalah mantan kapten tim basket yang pernah membawa kemenangan bersama timnya. Jika kemampuannya lebih bagus dari mereka, Arsyla pasti akan mempertimbangkan pergantian anggota. Arsyla agak bimbang, tapi dia kembali mengingat ucapan Krystal di kursi penonton tadi. Apakah Krystal memang sebaik itu? "Lo sebaiknya tidak hanya membual. Tapi jikapun Lo tampil bagus, belum tentu anggota akan diganti. Tapi gue akan mempertimbangkannya, jadi bagaimana?" Arsyla memberikan penawaran. "Oke!" Krystal tidak menunggu yang lain bereaksi, dia langsung mengambil bola dari tangan seseorang dan memainkannya. Krystal sangat baik dalam mendribble bola, langkahnya juga stabil. Bola kemudian dilemparkan, gerakan itu disebut lay-up shoot, menciptakan dua poin. Krystal tidak berhenti di situ, dia melanjutkan untuk menciptakan tiga poin. Caranya bergerak menciptakan langkah yang indah. Mereka semua bisa melihat pemain profesional, bukan seperti gerakan anak SMA biasa. "Wah, kamu semakin baik dari terakhir kali. Seolah-olah kamu sudah naik jauh, sedangkan aku masih merangkak di bawah. Kenapa perbedaannya sangat jauh dari terakhir kali?" Anak perempuan yang sudah pernah bertemu Krystal di sebuah pertandingan merasa tertampar. Karena Krystal telah mengalami peningkatan yang cepat. Kenapa gadis itu semakin baik, padahal karak waktu dari saat itu hanya satu tahun. Mereka terpaksa mengakui kemampuan Krystal, karena jika mereka masih menyangkalnya, apakah mereka buta? Krystal bermain sangat baik, jika bisa gabung dalam Tim, maka pasti akan mempengaruhi permainan tim menjadi lebih baik. "Aku hanya sangat menganggur, jadi sering berlatih!" Krystal sedikit malu, tapi juga sangat bangga. Saat tatapannya bertemu dengan Arsyla, dia bisa melihat kebimbangan. "Aku tidak memaksa untuk menggantikan anggota yang sudah ada. Tapi jika aku diizinkan bergabung, aku hanya akan menjadi bagian dari Tim inti. Aku tidak akan mau jadi cadangan!" Beberapa orang tidak suka dengan kesombongan Krystal. Apalagi sebagian adalah anak kelas tiga, yang adalah kakak kelas. Mereka merasa anak baru itu sangat arogan, terlepas dari kemampuannya. "Gue akan mempertimbangkan. Tapi sebaiknya Lo ikut latihan aja dulu!" Arsyla akhirnya tahu kenapa saat tadi pagi melihat Krystal dengan motornya, dia begitu terpesona. Itu karena gadis itu sangat mendominasi dan bergaya. Krystal mengirimkan pesan pada Mikha, sebelum meninggalkan sekolah. Bagaimanapun, dia akan menghargai apa yang telah dilakukan temannya untuknya. Ucapan terimakasih masih harus disampaikannya, karena meskipun dia tetap akan bisa bertemu dengan Arsyla tanpa bantuannya, tapi bukannya dia orang yang tidak tahu cara menghargai kebaikan orang lain. Saat itu, Arsyla juga memberitahu apa yang baru saja terjadi pada Ryota. "Ryota! Lo harus liat ini!" Arsyla mengirimkan video pendek pada temannya itu. "Gila, dia keren banget. Untung dia cewek, jadi gue gak akan khawatir akan ada yang rebut dia!" Arsyla menyindir tim basket putra. Dia sangat ingin membuat Ryota iri, karena Tim basket putri menemukan bakat emas. Ryota sedang nongkrong dengan temannya di sebuah cafe. Dia terdiam saat melihat video yang dikirimkan Arsyla. Gadis itu bisa main basket?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN