Krystal sampai di rumah dan dia melihat mobil Ryota terparkir di depan.
"Mobil jelek aja pelit!"
Bahkan setelah turun dari mobil, Krystal berjalan menuju mobil Ryota dan menendangnya kuat. Meninggalkan jejak penyok yang hampir tidak terlihat.
Melanjutkan langkahnya seolah-olah orang yang baru saja melampiaskan kekesalan bukan dirinya. Melihat sekitar rumah besar itu masih sepi. Ayahnya jelas belum pulang kerja, sedangkan kakaknya Elliot, dia tidak tahu apa yang dilakukan laki-laki itu selama masa istirahat. Kalau Lionel, dia sudah mendengar dari pelayan kalau kakaknya kuliah sambil kerja di perusahaan ayah. Nadine, dia tidak melihatnya pagi tadi, dia berharap tidak perlu bertemu dengannya di masa depan. Wanita itu tidak menyukainya, dia pun tidak ingin peduli. Masalah Nadine dengan ibunya, bukan dirinya.
"Nona ingin makan sekarang?" Pak Lim langsung menghampiri Krystal, dia mendengar dari pelayan kalau nona muda ditinggal oleh tuan muda dan akhirnya dijemput oleh supir. Gadis muda itu pasti sedang kesal. Lebih baik menghiburnya dengan makanan.
"Iya, aku laper. b******n itu meninggalkanku di sekolah. Aku menunggu lama sampai dijemput sopir! Aku tidak perlu memanggilnya kakak! Tidak layak!" Krystal tidak segan mengatai Ryota, karena panggilan kakak tidak cocok untuknya yang kejam.
Pak Lim hanya tersenyum tipis mendengar keluhan nona mudanya. Dia langsung meminta pelayan menyiapkan makanan. Mengikuti langkah nona mudanya menuju dapur.
Krystal masih menggendong tasnya, dia sangat haus, jadi lebih dulu ke dapur sebelum kembali ke kamarnya. Para pelayan langsung terdiam melihat kedatangannya.
"Kenapa ada suara anjing?"
"Itu Jack, anjing milik tuan muda Elliot!" Pak Lim menjelaskan.
"Hah, kakakku punya anjing. Tapi kenapa aku tidak mendengar suara anjing kemarin?" Dia agak terkejut, ternyata ada anjing di rumah ini.
Pak Lim melihat ke arah sumber suara dan menghela napasnya. "Jack adalah anjing pelacak yang sudah bersama tuan sejak awal bergabung di tentara. Mereka melalui saat-saat sulit bersama. Biasanya Jack memang sangat tenang, tapi hari ini anjing milik teman tuan muda dibawa ke sini. Jack juga berteman dengan anjing itu. Dia terus bersuara sejak kedatangan anjing tersebut!"
Krystal meletakkan gelasnya dan ikut melihat ke arah sumber suara, meskipun tidak bisa melihat apa-apa selain dinding. "Jack pasti senang temannya datang!"
"Nona mungkin belum tahu, Jack bukan senang, tapi sedang mencoba menghibur temannya!" pelayan yang sedang menyiapkan makanan itu menyahut, dia adalah pelayan yang tadi pagi membangunkan Krystal.
Krystal jadi penasaran, dia ingin mendengar lebih banyak. Tapi sepertinya pak Lim baru menegur pelayan itu karena terlalu banyak bicara. Dia tahu, pelayan di sini memiliki aturan ketat.
"Ayo bantu bawa makanan ke kamarku!"
Krystal memberikan tanda pada pelayan itu untuk mengikutinya. Setelah berjalan keluar dari dapur, dia meminta pelayan itu kembali melanjutkan ceritanya.
Pak Lim sebenarnya melihat semua itu. Dia hanya menggelengkan kepala tidak berdaya. Nona mudanya memang sangat menarik.
Dari pelayan itu, Krystal akhirnya tahu kenapa kakaknya Elliot terlihat galak dan sangat pendiam. Ternyata semuanya berawal dari rekan timnya yang meninggal saat melaksanakan misi bersama di perbatasan. Dan anjing yang baru tiba itu milik rekannya yang telah meninggal. Itu bukan Anjing militer, tapi hanya anjing peliharaan yang kesepian.
Dia penasaran ingin melihat anjing itu, tapi pelayan itu mencegahnya. Mengatakan jika Jack sangat galak dan akan bersikap defensif terhadap orang baru. Pelayan tidak ingin nonanya terluka, juga takut Elliot jadi tidak senang dengan nonanya.
Setelah sampai di kamarnya, dia tidak langsung makan, tapi lebih dulu mengganti bajunya. Setelah beberapa waktu di masih mendengar suara gonggongan Jack, dan suaranya terdengar agak menyedihkan. Mungkin karena dia terinfeksi oleh cerita pelayan sore tadi.
"Aku akan melihat Jack nanti!" Krystal sudah memutuskan, suara Jack membuatnya penasaran, dan dia cukup tersentuh dengan kisah tentang anjing yang ditinggalkan pemiliknya itu.
Hari sudah gelap, saat Krystal bangun dari tidurnya. Dia juga melewatkan makan malamnya. Berguling-guling sampai matanya benar-benar terbuka lebar. Tapi Dia tidak lagi mendengar suara Jack.
"Aku akan melihatnya!" Dia bangkit dan langsung berjalan keluar kamar menuju bangunan utama. Kamar kakaknya ada di sisi kolam renang, jadi sebenarnya jika tidak terhalang oleh tumbuhan tinggi, dia akan bisa langsung melihat kamar kakaknya dari kamarnya.
Dia melihat ada kandang besar di balik pepohonan. Tidak menyangka akan menemukan dengan mudah. Tapi dia tidak melihat ada anjing di dalamnya. Mungkin anjing itu ada di kamar kakaknya. Bagaimana dia akan melihat anjing itu? Apakah kakaknya akan mengizinkannya melihat? Elliot tampak menyeramkan, dia agak takut. Apalagi sejak kedatangannya, dia belum sama sekali bicara dengannya.
"Lo ngapain di sini?"
Ryota sebenarnya sudah melihat Krystal sejak gadis itu berjalan melewati sisi kolam renang. Karena sangat menganggur, dia mengikuti gadis itu.
Krystal masih menyimpan dendam, karena Ryota meninggalkannya di sekolah tadi. "Bukan urusanmu!"
Ryota melihat kekesalan gadis itu dan berpura-pura tidak mengetahuinya. Dia menendang pelan kaki Krystal. "Pakai celana panjang lain kali!"
"Sakit!" Krystal balas menendang Ryota, tapi tidak kena. Membuatnya semakin kesal saja.
Ryota tidak tahu kenapa Krystal suka memakai celana pendek. Dia biasanya melihat saudara perempuannya Lavanya sering mengenakan dress atau celana panjang atau pakaian yang sopan lainnya. Sedangkan Krystal selalu memakai celana pendek seolah-olah tidak memakai celana, karena terlalu pendek. Kembali terbayang bagaimana Krystal selalu memamerkan kakinya yang panjang.
"Kenapa kamu berkelahi dengan kakakmu?" Lionel melihat perkelahian kecil Krystal dan Ryota, dia menepuk kepala adiknya bertanya dengan lembut.
"Anak itu hanya suka menggangguku. Dan dia bukan kakakku ! Oh, apakah kak Lio baru saja pulang?" Dia melihat pakaian Lionel, bahkan masih rapi dan wajahnya tampak segar.
Lionel suka dengan panggilan Krystal. Sepertinya ini pertama kali gadis itu memanggilnya kakak.
"Yah, bagaimana dengan sekolah barumu? Apakah anak itu mengganggumu juga di sekolah?" Lionel sengaja menggoda Kristal, karena dia sebenarnya tahu Ryota tidak suka menindas perempuan. Ryota adalah yang paling baik diantara mereka bertiga bersaudara. Meskipun terlihat kasar, tapi Ryota adalah yang paling perhatian.
Krystal melihat kakaknya, menggelengkan kepala, tapi kemudian mengangguk. "Dia meninggalkanku saat pulang sekolah! Aku ingin memukulnya saat ini!"
"Bukankah Kamu diantar jemput supir?" Lionel tahu ini.
"Iya!" Krystal menunduk melihat kakinya. Sebenarnya Ryota tidak sepenuhnya salah. Dia sendiri yang meminta supir tidak menjemputnya, tanpa lebih dulu bicara pada Ryota tentang pulang bersama. Dia hanya tidak menyangka Ryota akan begitu kejam.
Melihat gadis itu tidak lagi kesal, Lionel mengusap rambutnya. "Apakah kamu mau kakak bilang padanya agar mengizinkanmu naik mobil bersamanya?" Dia akhirnya mengerti segalanya, Ryota dan Krystal hanya belum terbiasa bergaul.
Menggeleng, Krystal pikir itu tidak perlu lagi. "Besok aku akan pergi sendiri!"
"Baiklah. Apakah kamu sudah makan? Dan, apa yang kamu lakukan disini?" Lionel penasaran kenapa Ryota dan Krystal ada di depan kandang Jack.
"Aku tadinya akan makan, tapi aku penasaran dengan Jack. Ingin melihatnya. Sepertinya Jack sedang bersama kakak El!"
"Jack sangat jarang ada di kandang, kecuali kak El meninggalkan di rumah, baru Jack dibiarkan di kandang Agar aman. Jack bukan anjing yang ramah!" Lionel sengaja memperingatkan Krystal, agar gadis itu tidak terlalu penasaran dengan Jack.
"Oh!" Krystal melihat ke kandang lagi sebelum melangkah pergi bersama Lionel ke dalam rumah. Mereka mengobrol beberapa hal ringan.
Yang tidak mereka sadari adalah seseorang melihat segalanya dari lantai dua. Elliot sebenarnya mendengar keributan kecil, dan memperhatikan bagaimana adik-adiknya berinteraksi.
"Seseorang ingin melihatmu!" Elliot mengusap kepala Jack, tapi Jack hanya terus memperhatikan Luna yang sedang tidur di sebelahnya.