Tidur

1218 Kata

Pagi yang cerah. Secerah muka Bryan yang sehabis mandi di empang belakang rumah Citra. Namun, suasana hatinya tidak secerah wajahnya itu. Dia yang notabene-nya adalah "orang kaya" yang bahkan tidak pernah minum dari akua gelasan harus tidur di rumah reyot dan terbuat dari kayu tersebut. Kejadian tadi malam masih sangat menganggu pikirannya. "Astaghfirullah." Siti, ibu Citra baru saja siuman dari pingsannya. Dia lalu mendapati bahwa apa yang dia dengar tadi adalah kenyataan bukannya mimpi semata. "Ya allah, Mak. Jangan bikin Citra khawatir!" Citra memegang tangan ibunya yang tengah berbaring di dipan. Mereka sudah masuk ke dalam rumah. Bryan tengah duduk dengan tidak nyaman di salah satu bangku karena Udin, ayah Citra terus-terusan menepuk bahunya sambil menceritakan beberapa lelucon. "

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN