•• To be continue •• Jangan melihat penderitaan orang lain, kasihanilah dirimu sendiri. Vante mengeratkan tautan jarinya pada jari jemari milik Andara. Mereka berdua tepat berdiri di depan pintu utama gereja. Malam yang sangat sunyi, gereja ini bahkan hanya menggunakan cahaya lampu yang remang-remag. Tidak tahu kenapa seperti itu atau memang sengaja? "Andara." Vante sedikit memutar tubuhnya menyamping, ia menghadap Andara yang tingginya hanya sebatus dagunya. Walau cahaya sangat remang, kecantikan Andara tetap tidak terhalangi, bahkan terlihat lebih manis sekarang. "Apa tidak apa-apa jika kita kesini, Mas? Adek takut …," ungkapnya. Manik kehitaman milik Andara tampak memperhatikan sekeliling mereka, sangat sunyi dengan hawa yang begitu dingin. Vante membenarkan pakaian Andara yang sed
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari