9

1544 Kata
Giselle tentu senang karena dengan ada nya Gara disini berarti Gara masih peduli dengan nya. Bukti nya Gara tidak mau jika Giselle sendirian di hukum. Apa lagi kakak kelas mereka nanti tidak tahu menghukum apa juga. "Semua nya sudah selesai di check dan hanya ada dua orang saja yang tidak lengkap membawa barang bawaan. Kalian berdua ikut kita untuk mendapat kan hukuman." ujar Kakak Kelas tersebut dan akhir nya Gara serta Giselle pun ikut dengan kakak kelas itu sementara yang lainnya memiliki kegiatan di kelas. Memang benar-benar hanya mereka berdua saja yang tidak membawa salah satu barang, ah lebih tepat nya hanya Giselle saja karena sebenarnya Gara membawa hanya saja karena Giselle tidak membawa maka nya Gara memilih untuk menghancurkan telur yang tidak bersalah itu tadi. Saat di perjalanan sebenarnya Gara ingin tertawa karena kakak kelas di depan nya ini sebenarnya belum tahu hukuman apa yang akan di dapat kan untuk mereka karena jujur saja mereka tidak menyangka jika ada yang tidak patuh. Dan pada akhirnya salah satu dari mereka pun saat ini bertanya ke teman nya yang lain. Mereka terlihat masih saling membahas hukuman itu. Tak lama kemudian mereka pun kembali dan akhir nya mereka mengatakan hukuman untuk Giselle dan Gara. Hukuman mereka yaitu lari dia puluh putaran di lapangan basket indoor. Giselle yang mendengarnya pun sangat terkejut karena ia pikir hukuman nya akan lebih normal sedikit tapi ini malah kenapa lari. Bisa-bisa dia pingsan jika begini cara nya hukuman nya. "Yok sekarang Lo berdua ke lapangan. Bakalan ada yang ngehitung jadi jangan sampai kalian bohongin kita semua karena ga bisa." ujar mereka. Giselle dan Gara pun akhirnya sudah sampai di lapangan dan benar saja mereka ditunggu agar tidak melakukan kecurangan. Padahal Giselle tadi sudah ingin curang duluan, mereka berdua pun saat ini berlari. Giselle ingin menyamai lari dari Gara taoi tidak sanggup karena Gara lari dengan sangat cepat. Bahkan seperti nya ia akan ditinggal kan oleh Gara nanti karena ia akan lama menghabiskan hukuman nya ini. Giselle pun masih berlari semampu nya. Sementara saat ini Gara sudah berlari lima kali putaran, Giselle baru satu putaran saja. Setelah itu saat ini Gara melihat Giselle yang baru satu putaran saja sudah tampak seperti kelelahan akhir nya ia pun berlari lagi dan meski pun sudah dua puluh putaran tapi ia tetap saja berlari membuat kakak kelas yang menunggu nya itu bingung. Kakak kelas itu sudah sedari tadi meminta Gara untuk berhenti karena memang Gara seharus nya sudah selesai. Namun Gara masih tetap berlari, ia terus menerus berlari hingga membuat Giselle pun juga bingung kepada Gara. Bahkan Giselle saat ini terdiam melihat Gara. "Gara kamu ngapain, giliran kamu udah selesai. Itu kakak kelas udah manggil kamu dari tadi loh. Kenapa ga berhenti?" Tanya Giselle yang bingung karena jika alasan dari Gara adalah untuk menemani Giselle tidak akan mungkin sampai sekarang Gara masih berlari dengan sangat cepat juga. Jadi ia merasa aneh maka dari itu ia memutuskan untuk bertanya pada Gara juga. "Satu putaran lagi." hanya itu yang di jawab oleh Gara. Ia tidak mengatakan hal yang lain nya maka dari itu saat ini dirinya bingung lagi. Ia malah lupa berlari, tapi saat ia sudah akan berlari satu putaran yang dimiliki oleh Gara itu pun juga sudah selesai. Gara yang sudah selesai itu saat ini langsung menarik Giselle untuk pergi dari sana. Giselle pun menjadi bingung. "Loh Gara, belum selesai putaran ku." ujar Giselle kepada Gara tapi tidak di jawab sama sekali oleh Gara dan saat ini mereka berdua malah pergi ke tempat kakak kelas yang tadi menunggu mereka itu. Gara pun berbicara. "Gua udah lari 35 kali putaran, Giselle udah 5 bahkan lebih. Jadi gua rasa udah selesai hukuman nya. So kita bisa balik ke kelas?" tanya Gara kepada kakak kelas nya itu membuat kakak kelas itu bingung dan akhirnya ia pun memboleh kan mereka untuk kembali karena memang benar bahwa Gara sudah bersama dengan Giselle jika ditambah kan sudah banyak juga. Giselle saat ini kembali di bawa Gara menuju ke kelas. Namun sebelum ke kelas mereka mampir ke kantin terlebih dahulu untuk memberi air minum. Giselle tidak menyangka bahwa saat tadi Gara berlari dengan cepat itu karena Gara ingin menggantikan putaran dari Giselle. Hari ini seperti nya benar-benar hari dari Giselle karena ia banyak mendapat kan perhatian dari Gara seperti dulu. Rasa nya ia ingin agar smeua nya seperti ini terus menerus juga. Setelah mereka berdua mendapat kan air minum mereka itu saat ini mereka sudah keluar dari kantin dan berjalan kembali ke kelas mereka itu. Mereka masuk setelah mengetuk pintu dan ternyata teman-teman mereka saat ini sedang bermain dengan barang bawaan mereka itu. Giselle dan Gara tentu nya hanya bisa melihat karena meskipun mereka ikut mereka tertinggal. "Gara lagi-lagi aku mau ngucapin terimakasih buat kamu. Makasih udah banyak nolong aku hari ini, aku ga tau mungkin kalo ga ada kamu aku tadi udah pingsan di lapangan kali heheheh." ujar Giselle kepada Gara tersebut. "Lo ga perlu ngucapin apa-apa ke gua." ujar Gara kepada Giselle karena jujur saja Gara sangat capek mendengar kata terimakasih terus menerus. Saat ini mereka semua sudah selesai melakukan eksperimen yang tadi mereka lakukan itu. Ada yang berhasil dan ada yang tidak. Namun ini hanya lah sebuah permainan untuk merilekskan mereka sebelum besok mereka benar-benar melakukan PLS hingga lima hari ke depan lagi. Saat ini mereka semua sedang membereskan barang-barang mereka karena sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi. Mereka pun saat ini sudah bersiap dengan diri. "Okay sekarang kita semua pulang ya. Berdoa dulu biar aman di jalan ya guys." ujar Kakak kelas itu dan setelah mereka berdoa mereka benar-benar pulang saat ini. Giselle sudah bersama dengan Gara berada di depan kelas. Mereka berdua belum pulang karena saat ini Gara masih mengobrol dengan Vano dan Aksa. Tadi Vano dan Aksa di datangi oleh kakak kelas ada yang dari ekskul basket dan ada yang dari ekskul futsal. Mereka semua mengingin kan Vano, Aksa dan Gara untuk masuk ke ekskul mereka. Namun mereka berdua tadi mengatakan bahwa mereka akan masuk ekskul yang sama dengan Gara. Maka dari itu saat ini mereka bertanya ke gara juga. "Jadi gimana? Lo mau masuk ekskul apa nih Gar?" tanya Vano itu. "Gua juga masih bingung, lagi pula kan ga harus sekarang juga milih. Bisa tentuin besok-besok kan. Gua masih males buat milih." ujar Gara kepada Vano dan Aksa tersebut saat ini. Mereka berdua pun sbeenar nya juga merasa heran. Kepada kakak keelas yang tadi mendekati mereka karena jujur saja penetapan ekskul untuk dipilih masih sekitar satu bulan lagi. Namun kenapa kakak kelas mereka sangat bersemangat menawari, tapi mereka sebenarnya tahu bahwa alasan nya adalah Gara yang bermain sangat bagus dalam semua olahraga. Banyak sekali yang akan menginginkan Gara sesama tim nya. "Ya udah lah besok-besok lagi mikirin tentang itu yang penting sekarang kayak nya kita harus balik. Lagi pula kasian itu cewek Lo udah nunggu lama. Maaf ya Giselle kita lama ngobrol nya habis nya ini menyangkut hidup dan mati kita di SMA ini hahahah." ujar Vano kepada Giselle tersebut saat ini. "Ah santai aja lagi pula gua juga punya banyak waktu kok buat nunggu jadi kalian ga perlu ga enak gitu hehehe." ujar Giselle kepada mereka semua. "Tenang udah selesai kok diskusi kita. Sana Gar balikin nih cewek Lo sampe ke rumah nya dengan selamat." ujar Aksa kepada Gara itu. Gara pun saat ini memutuskan untuk membawa Giselle keluar dan mereka sudah berada di perjalanan menuju ke tempat parkir mobil Gara. Di sepanjang jalan Giselle banyak sekali melihat cewek-cewek yang tampak nya menyukai Gara. Mereka semua terlihat terang-terangan menyukai Gara padahal disini sudah ada Giselle. Namun ya mungkin mereka pikir Giselle hanya pacar dari Seven Days For Love saja. Tapi mungkin seperti itu juga. "Oh My God, Gara ganteng banget ga sih? Gua rasa nya mau pacaran sama dia satu hari aja kayak nya bakalan seneng banget sih hari gua. Bener-bener ya Gara itu pacarable." ujar salah satu cewek yang mereka lewati. Gara selama tidak mendengar perkataan dari orang-orang disana. Saat di SMP memang banyak yang menyukai Gara tapi dulu mereka tidak langsung mengatakan nya karena mereka tahu dulu Gara memiliki Giselle dan bahkan Gara memperlakukan Giselle kayak nya seorang princess. Namun sekarang sudah berbeda karena Giselle bukan lagi Princess yang dimiliki oleh Gara. Mungkin karena ini lah mereka semua saat ini menatap dan menyukai Gara dengan terang-terangan. Bahkan seperti tidak ada kata malu lagi. Giselle dan Gara masuk ke dalam mobil Gara dan mereka pun saat ini sudah meninggalkan lingkungan sekolah menuju ke rumah Giselle. Gara tampak fokus menyetir sementara Giselle fokus menatap wajah Gara yang semakin di lihat semakin tampan saja. Giselle selalu menyukai Gara juga. "Gara, kamu mau masuk futsal atau masuk basket?" tanya Giselle itu. Karena sesungguhnya Giselle juga sangat penasaran. Sebenarnya mau ia bermain basket atau pun futsal sama sama tampan sekali, ia selalu tampan. "Gua belum tahu dan ga ada hubungan nya juga sama Lo Selle. Entah itu gua mau milih apa pun itu bukan lagi urusan Lo." ujar Gara kepada Giselle. "Berhenti buat ikut campur sama semua masalah gua Selle. Lo sama gua udah ga sejalan, udah berbeda." ujar Gara yang membuat Giselle tersadar saat ini. Giselle pun tersenyum dengan pedih sembari melihat keluar jendela. "Sorry Gara." ujar Giselle dan Giselle langsung keluar dari mobil karena ia sudah selesai berbicara dan mereka sudah sampai di depan rumah Giselle.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN