Jieya membuka matanya pelan dan menyadari ia masih berada di rumah Loey. Jieya menatap sekelilingnya dengan kehampaan. Badannya terasa sakit, namun hatinya lebih sakit. Apa yang terjadi kemarin telah membuka matanya, dan meyakinkannya bahwa tak seharusnya Jieya percaya dan jatuh dalam rayuan Loey. Bahkan muncul dalam pikiran Jieya, bahwa luka-luka di wajah Bryan juga karena Loey. Mungkin saja Loey mengutus anak buahnya untuk menghajar Bryan, sebelum pria itu menghajar Bryan dengan tangannya sendiri kemarin. Jieya merasa bersalah pada Bryan. Karena dirinya, Bryan harus menanggung kesakitan seperti itu. Jieya pikir andai saja ia tak terlibat kecupan dengan Loey, mungkin saja Loey tidak akan cemburu dan kalap seperti itu, karena menganggap Jieya memberinya harapan dan mungkin saja kepulanga