Siska Tersadar

1014 Kata

Mendengar caci maki Niar, wajah Siska berubah merah padam. Antara malu dan rendah diri serta tersakiti oleh perkataan Niar, ia mencoba meredam amarahnya agar tak sampai lebih mempermalukan dirinya dengan ribut di dalam kelas seperti ini. Masih banyak teman-teman mahasiswa lain yang masih ada di dalam ruangan. Akan sangat memealukan baginya untuk membalas perkataan Niar sebab di sini sudah jelas memang Niar lah yang lebih dipilih oleh Aksa. "Tutup mulutmu, ya. Berani kamu memeprmalukanku di depan teman-teman begini? Dan kau masih bilang ingin sahabatan sama aku? Sahabat macam apa kamu, ha?" Sama pelannya dengan Niar tadi, ia mencoba mengultimatum Niar tanpa terdengar oleh telinga-telinga lain. "Dengerin, ya, Sis. Seorang sahabat itu  pasti sangat ingin yang terbaik buat sahabatnya. Dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN