3 SEMAKIN RUMIT

883 Kata
Kelandru Hilantadiga putra ketiga dari Albasman dan Fenita Lukman, lahir 29 tahun silam di Bordeaux Pranciss. Kelandru memiliki dua orang kakak yaitu Miranda dan Marinka, sudah pasti dia merupakan harapan Keluarganya sebab satu-satunya keturunan lelaki di keluarga Albasman. Namun semua yang terjadi tidak seperti apa yang di harapkan. Hampir seluruh aset keluarga masih di kelola oleh Albasman sendiri dengan adik-adik sang ayah atau paman-paman Kelandru berserta dua putri dan menantu keluarga itu. Keland baru beberapa tahun ini setelah lulus dari gelar masternya mulai ikut bergabung dengan perusaha keluarga ayahnya itu Hilantadiga Group. Sudah hampir 2 tahun ini Kelandru menjalin hubungan dengan Sania, Sania merupakan owner Omega.inc sebuah perusahaan supplier yang baru di rintisnya 5 tahun ini, sebuah perusahaan yang menyediakan produk atau layanan jasa kepada entitas lain. Omega.inc merupakan pecahan dari perusahaan ayah Sania yang meninggal dan membuat Sania nekat ke Jakarta memulai semuanya kembali disana setelah sang ibu menikah lagi dengan seorang pria yang merupakan pejabat negara. Reana bekerja di Omega.inc, Sania yang merekrut Rea disana sebab mereka adalah teman satu kampus di salah satu kota Jawa Tengah Rea datang ke Jakarta juga atas ajakan Sania sudah 1 tahun lebih ini. Tidak ada satupun yang Rea kenal selain Sania namun, Rea enggan tinggal bersama Sania karena Sania tinggal di appartemen yang merupakan milik kekasihnya yaitu Kelandru. *** Di sebuah tempat. Reana tampak begitu panik. "Ini sudah gilaaaaaaaa, Sania!" Teriak Rea. "Kau meminta aku menyetujui pernikahan ini? Sania. Ini bukan bercandaan, kau yang membuat aku ada di ranjang itu, aku menemanimu yang sakit tapi kau malah pergi ke acara Yolanda." Sania menghembuskan nafasnya lelah, "Ya aku tahu, aku yang salah tapi sekarang semua sudah terjadi Rea, kedua orang tua Keland dan juga kak Miranda tahunya kalian ehem... ya you knowlah. Mereka ngga akan melepaskanmu, seperti yang aku katakan tadi kalian menikah lalu ya sudah semua kembali seperti biasa. Mereka itu terlalu kolot hanya perlu setatus, lagi pula Keland kau tahu seperti apa dia terlalu bucin denganku, dia tidak akan mau semua ini." "Kau dalangnya Sania, kau dalang! Bagaimana jika kami menikah lalu semua semakin dipersulit, kau tidak takut jika Keland di paksa tidur sekamar denganku saat kami di rumah keluarga itu." Sania pun tertawa terbahak-bahak. "Kelan tidak seperti itu, lihat dia menghubungiku..." Angkat Sania ponsel yang menampilkan panggilan Kelandru. "Ya sayang, hemmm sebentar lagi aku akan turun, kita ke hotel saja. Ada Rea di appartemen. Aku sudah meminta Rea untuk mengerti dan kau janji kan bakalan bayar dia dengan yang setimpal. Lalu minta orang tuamu menaikan jabatan ibu dan ayah Rea." "SANIAAA! KAU SAKIT JIWA!" Teriak Reanan. "Tenanglah, tidak akan ada malam pertama. Aku akan menggantikamu untuknya, katamu Kak Miranda sudah mengantarkan Hantaran pernikahan yang banyak? Nikmatilah semua untukmu Rea, kapan lagi kau mendapatkan sepaket lengkap berlian tiffany co, tas hermes, gucci,sepatu prada aahh Rea lucky girl. Byeee baby!" Sania melambaikan tangannya sembari berlanggak-leggok segera pergi dari sana. Rea menjatuhkan dirinya ke ranjang, jika dia lari akan tertangkap tidak ya? Atau apa yang akan terjadi pada ayah dan ibunya. Saat ini saja dia sudah begitu tidak sanggup melihat mereka, pasti ibu dan ayah sangat amat kecewa apa lagi jika sampai membuat ini gagal. "Hallo, Reana?" "I-ya kak Miranda." Reana langsung bangkit dari ranjangnya saat mendapatkan panggilan dari seseorang yang merupakan kakak Kelandru. "Kirim lokasi sekarang, supir saya akan menjemput kamu. Kita akan fitting baju pengantin dan membeli beberapa keperluan kamu yang lain. Ibu dan Ayah kamu akan tiba besok di Jakarta." OH MY GOD "I-iya... kak..." "Sampai jumpa di butik The Clash Reana." Miranda segera mematikan panggilannya. *** Di sebuah kamar salah hotel berbintang di Jakarta tempat janjiannya dengan Sania, Keland mematikan puntung tembakaunya, ia menunggu Sania yang akan datang kesana. Senyuman penuh isi terbit di bibir lelaki itu kemudian ia bangkit dari sana untuk pergi keluar balkon. Dan tiba-tiba Sania sudah sampai di kamar itu bersama seorang yang mengantarkannya yang tidak lain seseorang yang Keland perintah. "Sayaaaang!" Sania segera berhambur memeluk Keland lalu mengecupi wajahnya. "I want you..." Bisik Sania genit ia mengusapi d**a Kelan lalu melepaskan jaket kulit yang Keland kenakan. Ciuman panas pun terjadi, keduanya begitu menggebu hingga Sania mendorong dan menindih Kelan jatuh ke ranjang, Kelan menghembuskan nafasnya seakan begitu lelah lalu mendorong Sania pelan. "Jangan sekarang, aku harus menemui kak Miranda di sebuah butik." Sania yang sudah membuka setengah kemeja pun mencelos, "Hemm baiklah, aku merindukanmu. Kau tahu rasanya berjauhan darimu membuat aku gila, jangan pergi lagi. Bawalah aku ke Australia jika memang akan pergi lagi." Kelan menatap Sania dari atas hingga kebawah, lalu ia menyimpulkan seringaian cibiran, "Benarkah kau merindukanku? Tidak ada pria lain yang mengusikmu, atau membuatmu berpaling dariku?" "Mana mungkin ada yang bisa menggantikanmu. Tidak akan pernah bisa. Oh ya, pasti keluargamu akan membuat kau dan Rea berbulan madu. Pastikan aku ada disana karena Rea mungkin akan menolak dan mengacaukan semuanya." "Kau yang membuat ini terjadi Sania." Kelandru berakting seolah adalah korban. "Aku? kau yang harusnya juga disalahkan, kenapa tidak melihat dulu siapa wanita di ranjang. Sudahlah, sudah terjadi keluargamu hanya butuh setatus. Lalu kau bisa tinggalkan Rea. Dia menyukai Sagara sepupumu." "Apa?" Kelandru terkejut. "Hemm ya sudah lama dia menyukai sepupumu itu. Mungkin kita bisa mendekatkan mereka." Sania memainkan rahang Kelandru menatapnya penuh gairah, "Kau yakin tidak mau? Ah baiklah tunda saja sampai bulan madu, kita akan habiskan hari-hari itu melepaskan kerinduan kita nanti."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN