Pagi yang indah, sinar mentari bersinar terang menyentuh kulit seorang wanita yang tengah terluka. Di saat ratusan orang memenuhi pesisir itu dengan olah raga, dan bersuka cita, seorang wanita berparas manis malah duduk dengan nelangsa. Ia menghitung butiran pasir yang tersapu ombak lautan yang ada di ujung pandangannya. Hal yang begitu mustahil, tapi memang itu yang dilakukan Nadya seraya mengatur hatinya karena akan bertemu dengan kek*sih gelap suaminya. Berdebar? Tentu saja Nadya berdebar. Bagaimana pun ia hanyalah manusia biasa. Tentu punya rasa marah dan murka. Sejenak Nadya tercenung, ia melihat isi tasnya. Untung dalam tas itu masih ada dompet kosmetik miliknya. Nadya segera melangkah meninggalkan pesisir dan bebatuan besar itu menuju minang plaza, tempat ia akan bertemu dengan