Rania sampai di depan rumahnya dengan napas sedikit terengah. Lima belas menit wanita itu berjalan kaki di bawah langit yang mulai menghitam sempurna. Wanita itu melihat gembok masih terpasang manis di pintu rumahnya. Adam belum kembali. Rania menarik napas sesaat, kemudian membuka tasnya dan mengambil kunci rumah yang ia letakkan di dalam sana. Wanita itu membuka pintu dan mulai masuk ke dalam rumah sederhana yang sudah ia tempati selama bertahun-tahun. Rumah yang ia sewa dengan harga sewa yang cukup terjangkau. Rania menghidupkan lampu dan kembali menutup pintu. Ia lalu beranjak ke dalam kamarnya, menutup pintu kamar lalu menguncinya. Wanita itu duduk di atas ranjang dan mulai mengeluarkan amplop yang diberikan Harun. Dengan perasaan berdebar, Rania membuka amplop berwarna putih itu.