Suci merekam

1012 Kata
Pertanyaan Ihsan hanya mendapatkan pandangan tajam dari Suci, dan itu cukup membuat nyali Ikhsan mengkerut. Tapi sedetik kemudian Suci pun tersenyum dan itu berhasil membuat lengkungan di bibir Ihsan. "Kalau tidak Niken sendiri yang membersihkan? Lantas siapa? Aku?" Tanya suci. Mendengar itu Ikhsan lantas diam tak tahu harus menjawab apa, sementara suci masih menatap tajam penuh intimidasi kepada suaminya tersebut. "Untuk malam ini bagaimana kalau Niken tidur di kamar tamu saja? besok kan Art-nya datang? jadi nanti bisa dikerjakan oleh ART tersebut bersihin kamarnya Niken...!"kata Ihsan hati-hati penuh dengan kelembutan. "Memangnya aku menggaji art untuk melayani Niken? Tentu saja jawabannya tidak? dia di sini hanya untuk melayaniku saja...! bahkan mama dan kamu sekalipun Mas tidak aku izinkan untuk memerintah dia...! paham?"jelas suci yang tentu saja membuat Ikhsan kaget bukan main. Awalnya Ihsan menyangka jika memesan art itu untuk melayani Niken yang tengah hamil, ternyata dugaannya merasa jauh. "Terus bagaimana dengan kami? kalau art tersebut hanya bertugas untuk melayanimu saja?"tanya Ihsan. "Kalian punya tangan dan kaki lengkap bukan? kalian bisa melayani diri kalian sendiri..!"jawab suci. "Oh ya, mulai malam ini aku tidak mau tidur sekamar denganmu...!"kata Suci. Lagi-lagi Ihsan dibuat kaget dengan apa yang dikatakan oleh Suci, iya tak menyangka jika istrinya pun akan memiliki keputusan demikian. "Terus aku mau tidur di mana dek?"tanya Ikhsan pura-pura bingung, padahal dia sudah punya rencana kalau seumpama dia tidak tidur di kamarnya suci, maka dia akan mendatangi Niken di kamar belakang. "Terserah kamu saja, banyak kamar kosong bukan? Kalau mau tidur di kamar Niken di belakang juga boleh...!"mendapati sang suami dalam keadaan terkejut seperti itu karena ucapannya Suci pun melanjutkan kata-katanya. "Bersyanda... bersyanda...!" Kata Suci sambil bercanda. "Berani macam-macam sama aku? aku pecat kamu jadi suamiku...!" kata Suci kemudian berlalu ke kamarnya dan menguncinya dari dalam. Ikhsan sengaja menunggu sedikit lama untuk memastikan istrinya itu akan keluar kamar lagi atau tidak, karena dia berencana akan menghampiri Istri sirinya di kamar belakang. Setelah 5 menit Suci tak jua keluar dari kamarnya, Ikhsan memutuskan langsung menuju ke kamarnya Niken. Di sana dia mendapati istri keduanya tersebut sedang membersihkan kamar dengan bibir mengerucut karena marah. "Duduk saja sayang, biar mas yang melanjutkan membersihkan kamarnya, kamu ambil saja sprei yang ada di lemari itu. Nanti biar aku pasangkan..!" Kata Ikhsan yang sama sekali tak di jawab oleh Niken, tapi dia tetap menyingkir dan membiarkan suaminya tersebut menggantikan pekerjaannya. Setelah selesai membersihkan kamar tersebut, kemudian mereka pun langsung tidur bersama, selama beberapa bulan terakhir, kegiatan rutin mereka sebelum tidur adalah melakukan olahraga suami istri. Dan itu cukup membuat Ikhsan candu. Dan malam itu, mereka aku pun melakukan kegiatan itu, meskipun demikian dalam keadaan hamil, tapi tak menghalanginya untuk melayani sang suami bahkan sangat liar. Sementara di dalam kamar, suci mendapat telepon dari pihak yayasan bahwa art-nya akan datang agak pagi yaitu sekitar jam 04.00. Itu makanya suci mempersiapkan diri untuk menjemput pembantunya tersebut, ya harus bisa memastikan jika penghuni baru itu harus memihak kepadanya dan juga bisa diajak bekerja sama untuk mengerjai 3 orang yang ada di rumahnya tersebut. Setelah cukup lama berdiam diri di kamar tak mampu memejamkan matanya, Suci memutuskan untuk keluar dan mengecek keadaan suaminya. Saat tak bisa menemukan suaminya di manapun, Suci sudah bisa memastikan jika suaminya tersebut berada di kamar belakang. Suci pun sengaja mempersiapkan diri dengan membawa ponsel untuk merekam kegiatan yang ia duga berada di kamarnya Niken. Dengan mengendap-endap dan berusaha tak mengeluarkan suara suci berjalan ke arah belakang untuk memastikan apa yang terjadi. handphonenya pun mode on untuk merekam. Saat sudah mendekati kamar yang ditempati oleh Niken, Suci semakin mempertajam pendengarannya. Dalam keheningan itu suci dapat mendengar suara desahan saling bersahutan dari kamar yang ditempati oleh Niken. "Menjijikkan..!" Batin suci dalam hatinya. Kebetulan kamar tersebut dalam keadaan pintu sedikit terbuka, bukan karena mereka sengaja tak menguncinya, tapi karena kunci kamar tersebut memang rusak. Sebenarnya Suci malas untuk melihat adegan tersebut, rasa jijik itu benar-benar mendominasi, tapi dia harus tetap melakukannya, itu akan dia jadikan bukti untuk gugatan cerainya nanti di pengadilan. "Dasar binatang, Kenapa saudara kok di seruduk juga...! mana ada saudara yang mau melayani hasrat?"Batin suci. "Sudah cukuplah, toh ini wajah mereka sudah terlihat semua dengan jelas, mau kalian ber oh ria sampai pagi pun silakan...! kalian pasangan suami istri bukan? Tentu saja rumahku ini tidak akan sial....!"gumam Suci kembali. Dengan sengaja Suci meninggal guci yang ada di dekat kamar tersebut, sehingga menimbulkan bunyi yang sangat keras. Oleh karena bunyi benda jatuh tersebut, membuat kegiatan keduanya terganggu dan terjeda. Keduanya sangat kaget bukan main, apa yang mereka lakukan di pergoki oleh Suci. Dengan segera Ikhsan menyambar handuk yang ada di kamar tersebut, kemudian dia keluar untuk memeriksa keadaan. Ikhsan berjalan lebih jauh menuju ke ruang dapur, dia cukup lega karena tak mendapati siapapun yang ada di sana. Tapi kelagaannya hilang saat melihat suci yang tengah menikmati air putih dingin di meja makan. "Suci? Apakah tadi dia melihat kegiatan kami? Tapi sepertinya tidak...! aku tunggu saja sampai dia masuk kamar kembali, setelah itu aku baru akan melanjutkan bersama Niken nanti...!"Ikhsan mengintip suci di antara ruang makan yang ada di dekat dapur dan lorong menuju kamarnya Niken. "Ayo dong dek...! cepat kembali ke kamarmu...! Aku ingin melanjutkan kegiatanku bersama istriku yang tengah hamil itu...!"batin Ihsan yang tak sabar karena Suci tak jua kembali ke kamarnya. Suci menangkap bayangan Ihsan yang tengah bersembunyi, oleh itu dia sengaja membuat acara minumnya berlama-lama. "Keram-keram Mas kakimu...! kita lihat seberapa kuat kamu bertahan berdiri di sana...!"dengan bersikap seolah tak mengetahui bahwa ia sedang diawasi oleh Ihsan Suci sengaja berlama-lama di sana. Setelah cukup lama mempermainkan sang suami, dia pun merasa kasihan, akhirnya dia pun memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamarnya. "Silakan lanjutkan kegiatanmu Mas...! kamu kamu habiskan malammu bersamanya pun selamanya Aku tidak apa-apa...!" batin Suci. Setelah memastikan Suci sudah kembali ke kamarnya, Ikhsan pun langsung kembali ke kamarnya Niken. Namun sialnya Niken malah sudah tertidur dengan sangat lelapnya, meskipun tanpa tertutup sehelai benang pun. "Kamu sudah cantik dan sangat Membuatku candu...!"setelah mengatakan itu, Ikhsan pun langsung menghampiri dan menuntaskan hasratnya yang tadi tertunda. Meskipun dia melakukan hal itu, tapi sama sekali Niken tak terusik dengan tidurnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN