BAB 26

1335 Kata
Sepanjang perjalanan Ken terus saja berbicara tentang Agry, membuat Aura benar - benar tidak bisa mengontrol tawanya. Untuk ukuran seseorang yang baru kenal Ken memang agak berbeda dari Agry, meskipun mereka adalah saudara kandung tapi Aura dapat melihat jelas perbedaan yang ada di antara mereka. Berbeda dengan Ken yang terus saja berbicara, Agry hanya diam dan sesekali mengomeli Ken karena terlalu banyak berbicara. Melihat sikap Agry dan Ken membuat Aura meyakini jika rasa saling peduli di antara mereka memang tidak bisa di bilang sederhana. Meskipun mereka terlihat seakan ingin bertengkar, namun Aura jika mereka berdua ini saling menyayangi. "Kayaknya salah banget datengnya ke set kamu," ucap Agry menggeleng - gelengkan kepalanya, namun tetap membuat Aura tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Aura sendiri tidak tahu jika set yang di maksud oleh Agry adalah tempat Ken sedang syuting, tetapi jika tidak seperti ini mungkin Aura tidak akan memiliki kesempatan untuk mengenal Ken. Syukurnya, Ken seakan mengerti Aura yang terlihat kesulitan memulai obrolan dengan orang baru sehingga ia mengambil bagiannya duluan. Agry menangkap basah Aura yang tengah mencoba menertawakannya, "kapan kamu akan berhenti tertawa," ucap Agry membuat Aura segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya untuk meredam tawa yang tidak bisa ia tahan. Meski sudah berkali - kali Agry memperingatkan Ken dan Agry juga memperingatkan Aura untuk berhenti tertawa, tetapi Ken terus saja mengatakan hal yang membuat Aura tidak bisa menahan tawanya. Sampai - sampai, Agry sendirilah yang akhirnya menyerah dan tidak banyak berkomentar. "Apa kalian tidak ingin turun?" ucap Agry masih dengan nada kesalnya, Agry melepas sabuk pengamannya dan Aura juga langsung segera melepaskan sabuk pengamannya juga. Ken keluar tanpa di minta lebih dulu, ia melangkah masuk tanpa menunggu Agry dan Aura membuat Agry menggelengkan kepalanya melihat tingkah Ken. Sedangkan Aura hanya tersenyum, Aura merasa senang malah karena Ken bisa menghilangkan jarak di antara mereka. "Maaf jika dia agak tidak sopan," ucap Agry malah merasa tidak enak pada Aura. Mendengar itu Aura segera menggelengkan kepalanya, "gak sama sekali kok," saut Aura juga ikut merasa tidak enak. Agry diam - diam merutuki kelakuan Ken dalam hatinya, benar - benar ia tidak pernah menduga jika Ken malah akan bersikap seramah itu hingga sikap ramahnya itu mampu membuat Agry naik darah. Padahal biasanya Ken akan menunjukkan sikap tidak peduli atau dingin kepada kenalan atau teman Agry, terutama jika ia perempuan maka Ken akan lebih cuek. "Ayo masuk," ajak Agry, Aura mengguk lalu berjalan bersama dengan Agry masuk ke dalam restoran itu. Saat sudah berada di dalam restoran, Agry mencari di mana Ken duduk. Matanya menyisiri sekeliling, "di sana pak," ucap Aura menunjuk ke arah Ken yang tengah duduk santai dan terlihat tengah membaca buku menu. Ajaib. Itu satu - satunya hal yang bisa Aura katakan untuk sifat Ken yang bertemu orang lain namun bersikap tidak sungkan sama sekali, Aura pikir Ken yang masuk duluan akan menunggu mereka di pintu masuk atau duduk dan memberi tanda di mana mereka duduk. Nyatanya, tepat di depan Aura saat ini Ken malah asik membolak - balikan buku menu. "Benar - benar kamu ini," ucap Agry menjewer telinga Ken membuat Ken mengaduh kesakitan. "Kakak ipar tolong bilangin buat lepas jewerannya," ucap Ken membuat Agry makin mengencangkan jewerannya. Berkali - kali Ken mengaduh kesakitan namun tidak langsung jeweran di lepaskan oleh Agry, Aura sampai kasihan melihat Ken yang kesakitan. Aura sendiri kaget, karena Ken selalu memanggilnya dengan sebutan kakak ipar. Sepertinya Ken ini salah paham, sehingga ia berpikir ke arah sana. "Pak udah di lepas aja kasihan," ucap Aura dan beberapa detik kemudian Agry melepaskan jewerannya. Telinga Ken terlihat memerah akibat bekas jeweran dari Agry, ia mengusapnya berkali - kali karena telinganya yang terasa panas itu seakan tiba - tiba kebas. Aura menahan tawanya, namun ia juga kasihan melihat telinga Ken yang memerah. "Tuh 'kan dia galak, kakak ipar sabar banget sama dia pad---" belum selesai Ken berbicara kemudian ia menghindar ketika Agry hendak menjewernya kembali. Ken duduk agak mendekat ke Aura membuat Agry memelototi Ken, mata Agry memberikan tanda agar Ken bergeser dan menjauh dari Aura tapi Ken mengabaikannya. Agry kesal sekali dengan sikap Ken kali ini, rasanya ia salah mengajak Aura sampai - sampai bertemu dengan Ken seperti ini. "Bersikap tenanglah Ken," ucap Agry lagi - lagi memperingatkan. Aura menatap ke arah Agry lalu menggelengkan kepalanya, "udah gak apa - apa," ucap Aura dengan senyum tipis di bibirnya, merasa di bela Ken langsung tersenyum lebar. Beberapa saat kemudian pelayan datang dan berdiri di samping Agry, "mau pesan apa?" tanyanya menatap Agry, Aura dan Ken bergantian, tidak lupa dengan senyum kecil di sudut bibirnya membuat pelayan itu terlihat ramah. "Saya pesan ayam bakar dan es jeruk," ucap Ken berbicara duluan dan kemudian langsung di catat oleh pelayan itu. "Saya sama," ucap Agry, kemudian pandangan Agry mengarah ke Aura. "Saya ikan kembung dan es jeruk," ucap Aura memberikan pesanannya. Pelayan itu mencatat pesanan Aura kemudian membacakan ulang seluruh pesanan untuk mengkonfirmasi pesanan, lalu kemudian pergi membawa catatan pesanan mereka. Ken memangku kepalanya dengan kedua telapak tangannya sebagai penyanggah kemudian menatap Aura, awalnya Aura tidak sadar jika sedang di tatap oleh Ken lalu ketika ia memalingkan wajahnya ia melihat Ken tengah menatapnya dalam. Wajahnya terlihat memikirkan sesuatu, membuat Aura melihatnya bingung. "Kenapa kakak bisa suka sama kak Agry?" tanya Ken bukan dengan nada suara menyelidik tapi dengan nada suara bingung, tatapan wajah Ken juga terlihat bingung menatap Aura. Mendengar pertanyaan dari Ken membuat Aura menatap canggung Agry, "kami tidak ---" belum sempat Aura melanjutkan Agry lebih dulu memotong ucapan Aura. "Berhenti bertanya macam - macam," ucap Agry dengan tegas dan dingin, Ken menatapnya melihat Agry yang memandangnya kesal membuat Ken agak bergidik karenanya. Agry langsung menatap tajam ke arah Ken, membuat Ken akhirnya bergidik. Padahal niatnya Ken hanya ingin bertanya dan mengakrabkan diri dengan calon kakak iparnya ini, tetapi kakanya sendiri --- Agry --- sepertinya tidak ingin membuka hubungan mereka. Ken langsung mengangkat kepalanya, "iya," saut Ken pelan kemudian sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Aura dan Agry mereka sama - sama menjadi canggung akibat ulah dari Ken, padahal mereka sudah cukup akrab selama ini. Aura hanya bisa tersenyum canggung melihat Agry yang terus mengomeli Ken, ia tidak bisa ikut campur dan tidak ingin ikut campur itulah sebabnya Aura lebih memilih untuk diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun. "Tunggu saja saat di rumah Ken," ucap Agry dalam hatinya, ia terlalu kesal dengan kelakuan Ken hari ini. Beberapa saat kemudian pelayan datang, ia membawakan pesanan Aura, Agry dan Ken lalu menatanya dengan rapi di atas meja. Seorang pelayan lagi datang dengan membawakan minuman pesanan mereka, kemudian pamit pergi. "Makanlah," ucap Agry pelan namun dapat di dengar oleh Aura yang kemudian menganggukkan kepalanya. Tangan Aura meraih es jeruk miliknya terlebih dahulu, tenggorokannya sudah terasa sangat kering dari tadi. Saat dingin es mengapa tenggorokannya, membuat Aura merasa lebih segar dan lega, kemudian ia melanjutkan memakan makan siang miliknya. "Kakak makanlah," ucap Ken, ia melihat selama beberapa saat Aura hanya menyesap es jeruknya. Mendengar itu Agry menatap Aura, "makanlah, kenapa tidak makan?" tanya Agry sambil memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. "Aku hanya haus," ucap Aura dengan kekehan, kemudian ia mulai memasukkan satu sendok suapan ke dalam mulutnya. Aura merasa takjub dengan ikan bakar yang tengah ia makan, rasanya sangat enak dan seakan semua bumbu - bumbunya sangat pas. Aura bahkan tidak segan segera memasukkan sendokkan kedua makan siangnya ke dalam mulutnya sendiri, ia baru tahu jika restoran yang juga memiliki banyak cabang ini ternyata memang memiliki cita rasa yang memang enak. "Bagaimana kak?" tanya Ken yang sepertinya sadar jika Aura menyukai masakan di restoran ini. Aura menganggukan kepalanya, "enak," ucapnya dengan kekehan, mendengar itu Agry dan Ken juga ikut tertawa. Mereka kemudian menikmati makan siang mereka, ada banyak obrolan yang lagi - lagi di lontarkan oleh Ken yang memang humble. Aura merasa nyaman di antara mereka, ia berkali - kali tertawa melihat reaksi Agry yang terus saja kesal kepada Ken. Sedangkan Ken yang terus saja menjahili Agry terlihat tidak menyerah dan senang karena Agry kesal kepadanya, mereka juga sesekali tertawa lepas. Aura baru tahu jika memiliki saudara akan semenyenangkan ini, sayangnya Aura adalah anak tunggal.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN