SEPULUH

1512 Kata
Suara kokok ayam terdengar begitu jelas di telinga. Itu tandanya pagi mulai menjelang. Andy membuka kedua matanya. Ia melihat sekeliling ruangan yang di tempatinya. Begitu asing. Andy masih mengingat kejadian sebelum ia pingsan. Kala itu … Andy sedang dalam perjalanan menuju hutan untuk mencari tumbuhan langka yang dapat dijadikan sebuah ramuan. Ramuan tersebut dapat menciptakan sebuah ilusi untuk masuk ke alam bawah sadar manusia. Dan Andy ingin menggunakan ramuan tersebut kepada Keiyan. Tapi sayang, di tengah hutan. Andy tanpa sengaja memasuki kawasan hutan larangan. Yaitu hutan wilayah para vampire berada. Andy kalah telak dalam dalam pertarungan karena kalah jumlah. Andy kabur dari kejaran para vampire tersebut, dan terpeleset saat ia membuka pintu portal menuju dunia manusia. Dan ia terjatuh pada air terjun serta terbawa arus yang sangat deras. Dalam sekejap, pandangan Andy menggelap dan ia tak sadarkan diri. “Krieet,” terdengar suara pintu kamar dibuka. Betapa terkejutnya Andy saat melihat siapa yang ada di balik pintu. Ibu Sri datang dengan membawa nampan di tangannya. “Kamu sudah bangun, Nak?” tanya ibu. “Ibu, bagaimana saya bisa berada di sini?” tanya Andy sembari mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan. Jujur Andy takut akan goyah, ia takut tidak bisa melakukan misi karena rasa sayang ibu Sri. “Aku harus bisa membangun tembok agar aku tidak gagal. Ingat, Dy. Dia adalah manusia yang sangat kamu benci. Jangan tergoda akan kasih sayang yang semu,” ucapnya dalam hati menguatkan keyakinan. “Harusnya ibu yang bertanya, bagaimana bisa, Nak Andy pingsan di sungai dekat kebun kami?” ibu sangat penasaran akan hal tersebut. Sebab jarak kebun dan Kota sangatlah jauh. Akan tetapi ibu masih berpikir positif, mungkin Andy memang tersesat. “Waktu itu, Saya sedang mencari tanaman herbal untuk ramuan obat, dan bertemu dengan serigala liar di tengah hutan. Saya terjatuh pada air terjun saat melarikan diri dari kejaran binatang buas tersebut. Saat saya bangun, sudah berada di sini,” jawabnya sedikit berbohong. “Nak Andy pergi ke puncak gunung?” kali ini bapak yang bertanya kepada Andy. Bapak sudah berada di depan pintu kamar sesaat setelah ibu masuk. Andy berpikir sejenak, kemudian ia menggelengkan kepala. “Saya tidak yakin, Pak. Sebab saya belum pernah kesana sebelumnya,” jujurnya dengan memasang wajah bingung. “Kalau, Nak Andy bertemu dengan serigala liar. Berarti, Nak Andy memasuki daerah kawasan puncak. Sebab di sana tempat tinggal kelompok serigala hidup. Beruntung, Nak Andy tidak menjadi santapan kelompok serigala tersebut,” ujar bapak. “Sudah, Nak Andy sarapan dulu. Terus minum jamu beras kencur ini. Biar badan gak terlalu pegel. Jangan lupa oleskan salep ini pada luka, Nak Andy agar cepat kering.” “Terima kasih, Bu,” Andy mencoba memegang sendok yang ada di atas piring. Belum lama sendok di pegang, sendok tersebut terjatuh. Ibu yang mengetahui Andy kesusahan memegang sendok, berinisiatif untuk menyuapi Andy. “Mari, Ibu suapi! Ibu tahu kamu susah pegang sendok. Lihatlah! Telapak tanganmu bengkak dan lebam. Mungkin karena terbentur bebatuan di sungai.” Ibu mengambil sendok yang terjatuh dan menukar dengan sendok yang baru. Ibu menyuapi Andy dengan telaten. beliau sangat senang bisa membantu Andy yang sudah dianggap seperti anaknya sendiri. “Jangan seperti ini, Bu. Andy akan merasa sangat berdosa kalau memang apa yang Andy pikirkan benar,” batin Andy. Andy merasa tersentuh dengan perlakuan ibu yang lembut dan hangat kepadanya. Perlakuan ibu Sri kepadanya, membuat Andy teringat akan sosok ibu yang selama ini dirindukannya. Ia merasa terharu dan merasa bersalah bersamaan. Mungkin ini karena ia kurang kasih sayang dari sosok ibu. Andy segera mengenyahkan jauh-jauh perasaan tersebut. Keesokan hari Andy pamit untuk kembali mencari obat herbal yang di maksud. “Pak, Bu. Andy mohon pamit untuk mencari obat di gunung,” ucapnya setelah selesai sarapan. “Bukankah tubuh, Nak Andy masih terluka? Apa sebaiknya kita tunggu sampai lukamu benar-benar sembuh dan kering,” tanya bapak. Yang bapak tahu, luka Andy lumayan parah. Tidak mungkin akan sembuh dalam sehari semalam. “Andy sudah lebih baik, Pak. Buktinya Andy sudah bisa melakukan aktifitas sendiri,” meyakinkan. Ibu percaya begitu saja dan tidak menyadari dengan keanehan yang terjadi. Berbeda dengan bapak yang sedari tadi diam-diam memperhatikan gerak gerik Andy. “Baiklah, tapi biarkan bapak ikut denganmu. Atau kau ingin kembali tersesat dan bertemu dengan kelompok serigala liar lagi.” Ibu memberi kode kepada bapak agar menyetujui usulnya dengan tatapan tajam. “I- iya, Nak Andy. Akan lebih baik kalau bapak temani,” dengan terpaksa bapak menyetujui usul ibu. Kalau tidak akan ada singa betina yang marah dan bapak akan mendapatkan hukuman di malam hari. Cuaca hari ini sangat tidak bersahabat, langit tampak gelap dan bergemuruh tanda hujan akan segera turun. Ibu begitu risau karena bapak dan Andy belum juga pulang. Mereka pamit untuk mencari ramuan obat di hutan, tapi belum juga kembali hingga kini. Angin yang sangat kencang membuat ibu semakin khawatir. Kalau sudah begini, akan terjadi badai di gunung nanti. Di dalam hutan …. Bapak merasa aneh dengan tubuh Andy, bukankah baru kemarin Andy terluka. Banyak luka cakar di sekitar lengan serta bahunya. Tapi hari ini, luka itu menghilang tak berbekas. Sungguh aneh. Selama perjalanan menuju hutan, bapak sering kali mencuri pandang pada luka Andy. Tapi nihil, bapak sama sekali tidak menemukan bekas luka tersebut. “Apakah nak Andy ini bukan manusia? Bagaimana bisa lukanya sembuh begitu cepat dan tidak berbekas?” ucap bapak dalam hati. “Maaf kalau bapak lancang. Sebenarnya, Nak Andy ini siapa?” seketika Andy menghentikan langkah kakinya dan berbalik menatap bapak yang berada di belakng dengan tajam. “Apa yang, Bapak maksud?” tatapan Andy kali ini membuat bapak takut. “Bagaimana bisa luka nak Andy sembuh dalam waktu semalam? Bapak sangat ingat dengan jelas luka itu cukup parah.” Andy tersenyum tipis, “Mungkin bapak salah lihat,” jawabnya datar dan kembali melangkahkan kaki menyusuri hutan. “Nak, sebaiknya kita pulang. Lihatlah langit mulai mendung dan bergemuruh!” ucap bapak. Dalam hati bapak, bersyukur akan segera pulang dan terbebas dari suasana mencekam bersama Andy. Andy menghentikan langkahnya, dan tersenyum tipis. “Tak apa pak, sebentar lagi juga akan cerah kembali.” Andy tak menghiraukan peringatan bapak. “Tapi, Nak. Biasanya akan terjadi badai di sekitar gunung. Saat ini ibu pasti sangat khawatir,” ucap bapak memberi alasan. “DUARRR” petir menyambar sebatang pohon besar hingga terbakar. Bapak sangat terkejut dengan kejadian secepat kilat tersebut. “Nak Andy, sebaiknya kita pulang sekarang. Perasaan bapak tidak enak. Firasat bapak mengatakan akan terjadi hal buruk” Pinta bapak. “Memang itu yang aku inginkan, Pak.” Dengan menunjukkan senyum jahatnya. “Ap- apa maksud, Nak Andy?” Bapak merasa takut. Andy yang ada di hadapannya kini, seperti bukan Andy yang ia kenal. Bapak berharap untuk segera pulang, namun kenyataanya bapak berada pada situasi yang sangat mencekam. “Bukankah bapak kemarin berkata kalau di sekitar puncak adalah tempat tinggal kumpulan serigala liar? Tidak akan ada yang tahu kalau aku mencelakai bapak di sini. Dan aku pastikan ibu akan percaya dengan semua perkataanku nanti.” Mendekat kearah bapak selangkah demi selangkah. “Ke- kenapa, Nak Andy melakukan ini kepada kami? Apakah putraku berbuat salah?” Bapak berjalan mundur, sebisa mungkin untuk menghindari Andy yang semakin mendekat. Bapak bisa melihat manik mata Andy yang berubah warna menjadi hijau gelap. Bapak semakin ketakutan dengan perubahan yang Andy tunjukkan. “Bapak ingin tahu apa salah bapak? Karena bapak mengetahui apa yang seharusnya tidak diketahui. Harusnya bapak pura-pura tidak melihat seluruh lukaku. Harusnya bapak tidak menanyakan siapa aku.” Bapak berlari sekencang mungkin agar bisa kabur, namun Andy terus mengejar bapak yang berusaha untuk menjauh. Bapak berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri dari Andy, tapi tiba-tiba tubuh bapak terasa ringan. Bapak bisa merasakan, tubuhnya melayang di udara. Ya, Andy menggunakan kekuatannya untuk menangkap bapak dan dihempaskan tubuh bapak hanya dengan tangan kosong yang mencengkeram udara. Tubuh bapak terpelanting pada pepohonan yang ada di sekitar. “Uhuk” bapak terbatuk dan mengeluarkan darah. Tubuh bapak terasa remuk akibat benturan yang keras tersebut. “Ma- makhluk ap- pa kamu ini? Kenapa kamu mengusik keluargaku?” sembari menahan sakit yang amat sangat pada dadanya. Tulang rusuk bapak patah. Bapak berusaha untuk kembali bangkit, serta berusaha mencari kayu yang dapat digunakan sebagai senjata. Dalam sekejap tubuh bapak kembali melayang. “Karena bapak sudah tahu siapa aku sebenarnya, maka bapak harus pergi dari dunia ini.” Andy mengarahkan bapak pada jurang yang sangat dalam. Bapak kembali tersungkur di pinggiran jurang yang sangat curam. Tubuhnya berlumuran darah, luka sobek akibat goresan ranting serta duri pohon di seluruh tubuhnya. Tiba-tiba terdengar lolongan srigala yang semakin dekat. Tak lama ada seekor srigala yang menerjang Andy. Andy tidak siap dengan terjangan srigala tersebut, dan melepas tubuh bapak yang sudah lemah tidak berdaya. Tubuh bapak ambruk dan berguling kedalam jurang tersebut. Salah satu srigala berusaha untuk menangkap tubuh bapak yang jatuh, tapi sudah terlambat. Hanya ujung baju yang sobek, yang bisa di tangkap oleh srigala tersebut. Serigala semakin geram dan menghajar Andy, karena santapannya telah jatuh ke dalam jurang. Andy kewalahan melawan kawanan serigala tersebut dan melarikan diri. Ia membuka portal dimensi  dengan menggunakan kekuatan sihirnya. Dalam sekejap, tubuh Andy menghilang ditelan cahaya yang menyelimutinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN