16. Sebuah Peringatan

1119 Kata

"Sial, sial, sial!" teriak Latif yang baru saja ditinggalkan oleh security. Pria yang hanya mengenakan celana panjang itu begitu emosi. Terlihat dari urat-urat di keningnya yang tampak menonjol. Rahang Latif pun terlihat kaku, mengeras tanda menahan emosi. Mata pria itu memerah dan melotot menatap ke arah lantai. "Dhafi, kenapa kau ikut campur, hah? b******k!" umpat Latif. Pria itu kemudian menuju meja di sisi ruang tamu lalu menyapu semua benda yang ada di sana hingga berhamburan jatuh ke lantai dan menimbulkan bunyi tak beraturan. "Argh ...!" teriak Latif. Pria itu kemudian menuju kamar, dia ambil ponselnya dan beberapa saat sibuk dengan benda itu. Hingga Latif tersenyum menyeringai menatap pada layar ponselnya. Tadi, begitu dia berhasil melepas pakaian Indira, dia sempat menga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN