Jawaban Naufal

1564 Kata
Luka yang Naufal alami saat ini sisa dari hukuman yang ayah Della berikan padanya masih tampak menyedihkan. Kedua temannya Heri dan Daniel seolah lupa untuk membawanya ke rumah sakit. Namun begitu, pembalap muda itu pasti tak akan mau jika harus mendapat perawatan medis. Sudah bisa dipastikan karena berita yang tersebar saat ini yang membuatnya enggan untuk mengunjungi rumah sakit. Naufal yang gelisah karena tak kunjung mendapat perhatian dari Stefany atas kasus yang saat ini menimpanya, justru kaget ketika mendapat panggilan dari seseorang. Yang anehnya, entah dari mana nomor kontaknya bisa dimiliki oleh si penelepon yang tak lain adalah Della, gadis yang sudah ia lecehkan dan ia rekam gambarnya untuk dijadikan bukti kedewasaannya kepada Stefany. “Kamu tahu dari mana nomor saya?” tanya Naufal kaget. ‘Apakah itu penting?’ tanya Della yang sejatinya tidak memiliki keberanian akan aksi yang menurutnya agresif tersebut. “Menurut saya itu penting, sepenting aku ingin tahu bagaimana bisa video itu tersebar luas sedangkan hal tersebut adalah privasi.” ‘Untuk hal itu saya tidak tahu. Tapi, nomor kontak dan video itu bisa saya dapatkan dari seorang yang sama. Dan itu, sama sekali bukan urusan kamu.’ Naufal terdiam saat itu. Jujur saja ia tak menyangka kalau perempuan yang sudah dirinya sakiti memiliki keberanian untuk menghubunginya setelah apa yang terjadi. Tapi, pasti ada hal penting sebagaimana ia rela membuang harga dirinya sebagai seorang korban yang sudah disakiti, demi menghubungi dirinya. “Baiklah, biar itu menjadi urusan saya. Sekarang kamu bisa katakan apa yang menjadi urusan kamu sehingga terpaksa menghubungi saya.” ‘Saya tahu saat ini kamu sudah bertemu dengan ayah saya. Entah apa yang sudah beliau buat, tapi saya yakin bukan sesuatu yang baik.’ ‘Kalau kamu tahu ayah kamu akan melakukan hal yang tidak baik, kenapa kamu tidak cegah, Nona?’ batin Naufal mendadak kesal. Namun, beberapa detik kemudian uneg-unegnya langsung ditampar dengan kalimat Della selanjutnya. ‘Karena ayah tak mungkin membunuh kamu, untuk itulah saya biarkan dan tidak cegah. Padahal kematian kamu, mungkin saja balasan terbaik atas apa yang sudah kamu lakukan atas rasa sakit hati seorang ayah melihat anaknya yang disakiti secara psikis dan fisik. Mungkin kamu belum merasakan menjadi seorang ayah seperti apa, tetapi saya jamin kamu akan berbuat hal yang sama seandainya anak kamu dilakukan seperti itu oleh orang lain.’ Ya, apa yang Della katakan jelas benar. Setiap orang tua, terutama ayah yang merupakan cinta pertama bagi anak perempuannya, apa yang sudah Naufal lakukan demi egonya terhadap perasaan cinta yang dimiliki sudah membuat harga diri dan perasaan seorang ayah tersakiti dan seolah diinjak-injak. “Katakan apa tujuan kamu menghubungi saya?” Tak ingin larut atas perasaan bersalah yang muncul secara perlahan tanpa ia minta, Naufal ingin secepatnya mengetahui apa maksud dan tujuan gadis itu menghubunginya. ‘Ikuti apapun perintah ayah. Sebab saya yakin, segalak-galaknya beliau membalas perbuatan kamu ke saya, tidak akan membuat semua orang yang terlibat dalam masalah besar.’ “Apa kamu bilang? Menikahi kamu, apakah kamu pikir tidak membuat saya dalam masalah?” Hening sejenak setelah Naufal mengatakan hal tersebut kepada Della. Mungkinkah gadis itu juga kaget setelah mendengar permintaan sang ayah terhadap laki-laki yang sudah berbuat jahat padanya. ‘Kalau begitu, lakukan secepatnya kalau kamu tidak ingin masalah ini menghancurkan karir kamu sebagai seorang pembalap!’ “Hei, Nona! Apakah kamu sedang mengancam saya seperti yang ayah kamu lakukan? Dan apakah kamu pikir saya akan menerima permintaan tersebut, begitu? Jangan mimpi! Jangan berpikir karena saya adalah seorang pembalap terkenal dan kamu seperti ingin mengambil kesempatan ini yang datang karena ketidaksengajaan.” Lagi-lagi hening. Naufal bisa merasakan jika lawan bicaranya saat ini terdiam begitu ia membalas kalimat yang seenaknya dilontarkan. ‘Kalau begitu, kamu tinggal menunggu kedatangan orang-orang yang akan menjemput kamu dan ketiga teman yang sudah terlibat malam itu. Dan saat itu terjadi, mungkin saya atau ayah tak akan lagi bisa membantu.’ “Ternyata anak dan ayah tak ada bedanya, sama-sama suka mengancam.” ‘Terserah apapun menurut kamu. Kalau begitu, silakan kamu pikirkan baik-baik sebelum pencari berita itu berhasil mendapat informasi yang salah dan simpang siur demi mata pencaharian mereka. Saya yakin saat itu terjadi, karir kamu sudah benar-benar hancur!’ “Hei, apa kamu pikir saya ta ....” Tiba-tiba panggilan pun ditutup secara sepihak. Della memutus panggilan saat Naufal belum selesai melampiaskan kekesalannya. “Apa-apaan perempuan itu. Bagaimana bisa ia melakukan hal ini padaku!” kesal Naufal yang kemudian membanting ponselnya ke atas ranjang. “Ish!” Ketika ia tiba-tiba marah, urat-urat mukanya ketarik dan itu mengakibatkan rada nyeri dari luka yang menghiasi wajahnya. Yang sementara ini baru ia bersihkan dengan air hangat dan beberapa tetes obat merah demi menghilangkan rasa sakit. Di saat Naufal merasakan seluruh tubuh dan wajahnya kesakitan akibat pemukulan yang dilakukan oleh ayah Della secara sendirian, di tempat lain Della yang baru menghubunginya tampak tak karuan setelah berhasil menghubungi lelaki itu. Atas saran yang Santi berikan setelah ia melihat ayah Della marah dan langsung berdiri demi untuk menemui Naufal, gadis itu tampak lelah setelah berbicara dengan laki-laki yang sudah membuatnya menderita selama berhari-hari paska kejadian tak mengenakan di malam sial itu. “Kamu berhasil melakukannya, Del. Aku sudah yakin kalau kamu bisa melakukannya,” ucap Santi yang masih setia mendampingi Della, setelah sebelumnya ia memberi tahukan ayah Della insiden yang membuat sahabatnya itu bak orang linglung yang tak bernyawa. “Ayah memintanya menikahiku, San. Apakah itu tidak berlebihan? Kenapa ayah tidak membawanya ke penjara saja?” tanya Della yang juga tak setuju atas perintah yang ayahnya berikan pada Naufal. Itukah yang membuat Della sempat terdiam tadi? Apakah karena perintah ini sehingga membuat Della hampir nge-blank saat berbicara dengan Naufal. “Ehm, aku yakin ayah kamu mempunyai pertimbangan sendiri, Del.” “Pertimbangan apa? Bukankah ayah malah membuatku semakin menderita sebab harus hidup bersama dengan laki-laki yang aku benci?” “Ya ... aku tidak tahu pasti. Kita bisa menanyakan beliau nanti ketika sudah pulang. Tapi, mungkin yang bisa aku tangkap adalah, ayah kamu tidak ingin membiarkan anaknya malu karena video itu. Dengan kalian menikah, setidaknya ada nama yang diselamatkan. Ada rasa tanggung jawab yang dilakukan atas video tak senonoh yang sudah orang-orang di luar sana lihat.” Masuk akal. Apa yang dikatakan Santi memang masuk akal menurut Della kemudian. Tapi, menikah dengan Naufal, bagaimana ia bisa menerima itu semua? Hidup dengan laki-laki yang sangat ia benci. Bagaimana hari-harinya nanti? Apa yang Della dan Naufal pikirkan, pada akhirnya pernikahan adalah pilihan yang dipilih oleh pembalap itu. Lusa, batas waktu yang ayah Della berikan, pada akhirnya membuat laki-laki itu datang dan menyampaikan jawaban apa yang sudah ia pikirkan. Ditemani ketiga kawannya yang juga mendapat balasan dari laki-laki berprofesi sebagai seorang polis itu, Naufal yang sempat meringis ketika ayah Della memukul satu per satu sang kawan, hanya bisa bungkam dan membiarkan. Adegan pemukulan itu yang juga disaksikan oleh Della dan ibunya, hanya menyisakan sedikit luka di sudut bibir Daniel, Rafael, dan Heri, yang sepertinya juga sudah membayangkan kalau hal itu akan terjadi. “Kami bertiga juga ingin meminta maaf sama Della, Om, juga Tante. Kami tahu kami sangat salah. Tapi, kami harap kami juga bisa dimaafkan atas kesalahan yang sudah kami perbuat. Setelah apa yang terjadi, kami janji untuk tidak melakukan hal tersebut di kemudian hari.” Rafael yang sejak mula memang merasa bersalah dan kasihan kepada Della, akhirnya ditunjuk sebagai jubir oleh Naufal setelah pertikaian yang sempat terjadi di antara mereka kemarin. Ayah Della dan ibunya hanya menatap dalam diam, juga Della yang menatap mereka benci. Rasa trauma yang masih ia rasakan, kembali membesar ketika ia harus melihat tiga orang laki-laki yang sudah menculiknya dan merekam aksi Naufal padanya waktu itu. “Saya sudah tidak peduli dengan apa yang kalian katakan. Tak perlu berbasa-basi sebab permintaan maaf mungkin akan sulit saya dan istri saya berikan kepada kalian, sebelum teman kalian itu menebus kesalahan yang sudah membuat anak saya trauma dan enggan keluar rumah setelah ramai dibicarakan luaran sana,” ujar ayah Della sembari menunjuk Naufal. Laki-laki yang namanya disebut itu mengkerut dan tetap bergeming. Matanya hanya melirik sesekali ke arah teman-temannya di kanan dan kiri. “Untuk itulah kami datang ke sini, Om,” ucap Heri sekarang. “Apakah kalian akan memberi tahu saya kalau laki-laki itu mau menerima saran yang saya berikan? Atau justru mau mengambil pilihan lain?” Semua laki-laki muda itu diam. Heri dan Rafael, tak lagi bicara. Begitu pun Daniel. Sebab mereka pikir, momen ini seharusnya Naufal yang bersuara. “Kalian tahu, terutama kamu anak muda! Jujur saja saya berharap kalian menolak saran saya dan memilih untuk mendekam di dalam penjara. Karena rasa trauma yang sudah kalian berikan kepada putri saya dan keluarga, memberikan efek yang sangat menyakitkan,” ucap ayah Della. “Tak tahukah kalian, istri saya sampai tak mau keluar rumah lagi selama beberapa hari ini. Anak saya yang tadinya enggan ke kampus karena sakit, sekarang tak mau lagi pergi kuliah karena rasa malu yang sudah kalian buat. Andai ada hukuman yang lebih menyakitkan dari penjara, tentu saya berharap kalian memilih hukuman itu dan bukan menikah seolah saya malah membuat hidup anak saya semakin menderita karena harus hidup bersama laki-laki yang mungkin saat ini tak mau ia lihat lagi batang hidungnya.” “Saya akan menikahi Della!” seru Naufal menyahut cepat. Semua orang yang ada di dalam ruang tamu itu pun terkejut. Tak terkecuali ketiga teman Naufal yang sebenarnya sudah tahu jawaban apa yang akan temannya itu berikan. “Apakah kamu yakin?” tanya ayah Della dingin. “Ya, sangat yakin, Om!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN