Part 44. The Vow 2

1706 Kata

Saat ini Naya sudah tertidur karena pengaruh obat. Dokter Mira menghela nafas lega. Bersyukur bayi dalam kandungan pasiennya masih bisa dipertahankan. Nyaris saja. Kalau terlambat sedikit saja, ia tidak yakin bisa menangani Naya di kliniknya—yang tidak memiliki peralatan selengkap rumah sakit. Mamandang wajah pusat pasiennya, sang Dokter kembali menghela nafas panjang. Entah mengapa ia merasa iba. Wanita itu datang memeriksakan kehamilannya sendirian—tanpa ada yang mendampingi. Tidak suami, maupun keluarga. Terbersit pikiran apakah wanita itu memang tidak memiliki keluarga. Namun ketika kedatangan pertama, ia sempat menanyakan keberadaan sang suami, dan wanita itu hanya menjawab bahwa suaminya sedang sibuk, sehingga tidak bisa mengantarnya. Entahlah … mungkin itu hanya perasaannya saja. Do

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN