Jangan pernah mengambil keputusan ketika kita merasa tertekan, jika kamu tidak bisa mempertanggung jawabkannya-- Kanaya putri -- **** Naya terdiam di meja kerjanya. Pikirannya kacau. Dia sudah berusaha mengenyahkan masalah pribadinya meski kadang masih terbersit sesekali. Tatapannya lurus ke layar komputer. " Masih nggak mau ya Mbak ... buyernya? " Tanpa menoleh Naya tahu, itu suara asistennya. Ia mengangguk. " Sepertinya sudah nggak ada harapan. Mereka tidak mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan diskon harga. Padahal konstruksi yang mereka minta sama yang lama memiliki fungsi sama." Naya mendesah. " Aku ke ruang Mbak Seli dulu buat laporan." Pamit Naya pada asistennya, sebelum beranjak menuju ruang kerja atasannya. Ia masuk setelah mendapat sahutan dari dalam ruangan. Naya mera