"Udah dong, Om. Lepasin, udah siang ini nanti aku telat," kata Mika karena Lucky tidak juga melepaskan pelukannya, tubuh kekar lelaki itu tetap saja mengungkung tubuh ramping Mika. "Sebentar lagi, kamu bakal pergi tiga hari, Om pasti kangen banget," jawab Lucky yang membenamkan hidung mancungnya di rambut Mika yang tergerai, menghirup dalam-dalam aroma wangi itu. Aroma wangi yang selalu membuatnya mabuk kepayang. "Om Lucky, aku tuh bangunin Om Lucky lebih pagi biar enggak telat. Tapi kalo dipeluk terus gini ya aku pasti telat, Om," keluh Mika sambil mengulum senyum mendapatkan perlakuan manis Lucky, mulutnya protes tapi kedua tangan itu melingkar erat di punggung tegas sang kekasih, tempat yang telah menjadi tempat paling nyaman untuk bersandar belakangan ini seiring rasa cinta dan rasa