Satu jam menuju makan siang tepat dengan April selesai meeting rekap bulanan bersama beberapa manajer departemen lain. Direktur utama—Pak sultan, tidak lain adalah ayahnya baru saja menutup meeting, beliau orang pertama yang keluar dari ruang meeting di ikuti beberapa manajer lain hingga tersisa April dan satu manajer keuangan—Nathan Arsjad. "Rain." Panggilan akrab itu membuat April sadar yang masih di ruang meeting bukan hanya ia seorang. Beberapa bulan lalu, April jelas terkejut Nathan—cinta pertama—saat masih remaja di masa putih abu-abu, lelaki itu muncul di kantornya sebagai manajer keuangan baru menggantikan yang lama. "Ya, Nat? Ada yang mau dibahas?" Hanya Nathan yang memanggilnya dengan nama depan wanita itu—Rain. Lelaki pemilik lesung pipi itu tersenyum manis, Nathan di masa s