Pamer Kemesraan

1000 Kata
"Aku tahu, aku hanya wanita j4lang yang kamu beli di club malam negara Thailand. Aku tahu juga, aku hanya b***k ranjang kamu meksipun kita menikah kontrak. Kenapa kamu bicara sekasar ini? Kamu itu pria yang aku cintai, kamu dan aku sudah mengenal sejak kita masih masih kecil." Gisella memeluk Roger karena dia sangat sedih. "Sudah aku bilang! Aku bukan Roger yang kamu kenal dulu. Aku tidak suka wanita lemah seperti kamu. Sekarang ayo masuk dan makan malam. Jika kamu hanya menangis maka kamu akan semakin rendah di mataku." Roger tidak tega melihat Tuan Putri yang dulu sangat dia cintai menangis padahal sekarang dia hanya bisa membenci tapi hatinya sedikit ada rasa kasihan. Gisella menghapus air matanya dan mengikuti Roger masuk ke villa menuju meja makan. Mereka berdua sudah sampai di meja makan dan melihat Melisa yang duduk di kursi makan dan memanggil Roger dengan sangat mesra. "Suamiku cepatlah duduk di sini. Kamukan calon suamiku jadi aku akan panggil kamu dengan sebutan Suamiku Sayang," kata Melisa yang ingin Roger duduk di dekatnya. "Iya aku duduk di dekat kamu." Roger dengan wajah datarnya duduk di dekat Melisa. "Kakak Gisella, kamu tadi minta maaf padaku. Jadi bisa tidak kamu mengambilkan aku makan malam ke piringku sekarang dan ke piring suamiku sebagai tanda perminta maafan dari kamu?" Melisa sengaja agar dia tahu siapa yang akan jadi Nona Muda di villa ini. "Ya, aku akan melakukan apa yang kamu minta. Nona Melisa aku senang kamu memaafkan aku." Gisella langsung berdiri dan berjalan ke arah Melisa. Dia mengambilkan makan malam Melisa dan Roger bergantian. Seumur hidup dia baru kali ini seperti seorang pembantu saja karena dari dulu dia Tuan Putri yang tidak pernah direndkan seperti ini. Dia harus menerima semuanya karena apapun yang terjadi dia hanya istri kontrak yang tidak akan pernah diakui Roger. "Sudah kamu duduk, kamu makan juga. Terima kasih sudah diambilan makanannya," kata Melisa. "Iya, aku duduk sekarang." Gisella kecewa karena Roger hanya diam saja saat dirinya disuruh mengambilkan makan makan oleh Melisa dan sekarang dia cukup sadar saat mereka berdua menikah nanti dia hanya akan menjadi wanita kedua saja yang tidak diakui padahal dia adalah istri pertama meksipun pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak saja. Dia makan dengan sangat cepat karena dia tidak tahan dengan Melisa yang menyuapi Roger makan malam. Hatinya cemburu dan sangat sakit, lalu dia selesai makan lebih dulu dan pamit ke kamarnya lebih dulu. Roger tahu kalau wanita itu hatinya pasti sangat sakit karena dia masih mencintai dirinya. Dia tersenyum sedikit karena baginya dia berhasil membuat Gisella terbakar cemburu. Setelah malam itu Roger dan Melisa mengumumkan pernikahan mereka yang akan dilaksanakan dua bulan lagi ke media. Tentunya beberapa orang tidak sangka Tuan Muda dingin akan menikahi Melisa Tuan Putri yang sangat ceria. Berita itu viral dan menjadi pembicara topik hangat di media sosial. Mereka berdua langsung menikah karena tidak bertunangan, itu semua permintaan sang Kakek. Dia tidak mau kalau Gisella hamil anak Roger lebih dulu karena dia tidak mau keturunannya tercampur darah Tuan Putri yang orang tuanya bangkrut dan tukang korupsi. Jadi di memang memaksa Roger untuk menikahi Melisa dengan cepat dan keluarga mereka sudah melakukan pertemuan bersama dan sudah menentukan tanggal pernikahan mereka dua bulan lagi. "Roger, terimah kasih sudah mau mengantarkan aku untuk kita pesan baju pengantin yang dadakan ini," kata Melisa. "Kita akan menikah jadi di depan semua orang kita harus jadi pasangan sempurna seperti permintaan Kakek," jawabannya. Gisella hanya bisa melayani Roger di atas ranjang jika dia berkunjung ke kamarnya. Dia melihat Roger begitu antusias dengan persiapan pernikahannya dengan Melisa. Dua bulan kemudian, sekarang Roger dan Ganesa sudah ada di altar pernikahan di sebuah hotel mewah dan akan segera menikah. Roger dan Melisa akan menikah, pernjanjian mereka di gelar sangat mewah. Gisella disuruh hadir hanya sebagai kenalan Roger saja. Dia melihat Roger dan Melisa akan melakukan sumpah pernikahan. 'Pernikahan kamu dan Melisa sangat mewah dihadiri banyak orang. Sungguh membuatku iri, aku hanya istri yang tidak pernah kamu akui. Kenapa aku harus jadi seperti ini? Andaikan Papa dan Mama masih hidup, mereka tidak bangkrut mungkin aku yang akan menikah dengan Roger dengan meriah sepeti ini' Gisella tidak kuat saat pemuka agama membimbing mereka mengucapkan sumpah pernikahan. Dia pergi ke luar dari ballroom hotel mewah itu menuju taman bunga yang ada di samping hotel. Dia berlari ke luar dengan berlinangan air mata karena tidak kuat melihat pria yang dicintainya menikah lagi. Roger memang dari tadi memperhatikan Gisella dan dia tahu kalau wanita itu pasti akan menangis melihat pernikahan mewah dirinya dia istri barunya. "Selamat Anda berdua sudah resmi menjadi suami istri. Sekarang acara tukar cincin dan kemudian ciuman,' kata pembawa acara setelah pemuka agama sudah mengumumkan mereka menjadi suami istri. "Roger, terimah kasih kamu mengadakan acara pernikahan kita semewah ini. Aku sangat sayang kamu." Melisa mencium pipi Roger lebih dulu. "Istriku, aku berjanji kita akan hidup sampai tua bersama." Roger hanya berakting saja. Semua para tamu yang hadir memberi selamat pada Roger dan Melisa. Sang Kakek ikut senang dan mereka mereka berdua bersama. "Cucuku akhirnya kalian sudah menikah." "Kakek, aku bukan cucu durhaka dan aku sudah menepati janjiku," jawab Roger. Saat Melisa dan Kakeknya menemui beberapa tamu penting. Roger saat itu bilang akan ke kamar sebentar padahal dia ingin pergi menemui Gisella. Dia bertanya pada penjaga hotel yang ada di luar pintu ballroom hotel soal wanita yang ada di foto ponselnya. Penjaga itu melihat Gisella yang berlari ke taman hotel jadinya Roger menyusul. "Gisella, aku harap kamu tidak melakukan hal bodoh." Roger segera berlari ke arah taman hotel. Saat dia sampai dia melihat Gisella bersama seorang pria dan sepertinya Tuan Muda dari keluarga ternama. "Berani sekali kamu dekat pria lain. Awas saja kamu Gisel." Roger begitu marah dan dia langsung mendekati Gisella dan menarik tangannya. Berani sekali kamu dekat pria lain. Awas saja kamu Gisel." Roger begitu marah dan dia langsung mendekati Gisella dan menarik tangannya. Berani sekali kamu dekat pria lain. Awas saja kamu Gisel." Roger begitu marah dan dia langsung mendekati Gisella dan menarik tangannya. begitu marah dan dia langsung mendekati Gisella dan menarik tangannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN