Penjara Hasrat

1000 Kata
"Gisella, cepat kamu berkesan semua ini. Aku akan kerja dan kamu harus di rumah saja. Kalau kamu kabur lagi, tunggu saja akan aku patahkan kaki kamu." Roger sudah selesai makan dia membuat Gisella kaget. "Apa? Iya.. aku akan cuci piring. Selamat kerja." "Roger, aku boleh ikut kan ke kantor kamu karena aku kan calon istri yang diakui Kakek. Jadi apa boleh aku ikut?" "Kamu ikut saja, tapi jangan membuat kacau jam kerjaku. Aku kerja bulan main-main di perusahaan." "Iya, Sayang. Kak Gisel kamu di rumah saja karena aku akan bersama suami kamu. Aku akan jaga suami kamu." Dengan bangganya dia pamer pada Gisella kalau Roger peduli dan membolehkan dirinya ikut ke perusahaan. "Ya, aku tahu aku tidak akan ganggu kalian." Gisella segera pergi ke dapur membawa piring kotor yang dibuat untuk sarapan pagi mereka bertiga. Walau hatinya sakit melihat Roger begitu baik pada Melisa, dia hanya bisa diam karena dia tidak berhak komentar. Pernikahan mereka hanya pernikahan kontrak dan demi membayar 20 miliar itu saja. "Roger, haruskah aku diam seperti ini? Apakah gadis cantik Tuan Putri seperti dia yang kamu suka? Aku bukan Tuan Putri lagi, kenapa kamu harus menikahi aku kalau kamu akan menikah dengan Melisa?" Gisella hanya ingin tahu kenapa Roger melakukan ini semua. Roger sekarang sudah ada di mobil. Melisa yang tadinya tangannya memegang tangan Roger, tangannya saat itu langsung dilepaskan oleh pria ini. "Ingat! Aku akan menikah kamu karena terpaksa. Ini perjodohan yang diatur oleh Kakek jadi jangan pernah berharap mendapatkan cinta dariku. Aku tidak Kana pernah mencintai siapapun" Roger marah dengan tingkah manja Melisa. "Kenapa kamu marah? Tadi kamu biasa saja. Apa kamu akan kasar? Aku akan bilang ke Kakek kalau kamu kasar," ancamnya. "Kakek saja yang kamu andalkan. Hei wanita, jika kamu berani melaporkan pada Kakek apa yang aku perbuat padamu. Maka aku Kan Siska kamu saat kita sudah menikah, apa kamu mau? Melihat sisi burukku?" Roger tidak takut dengan ancaman Melisa. "Kamu kenapa mengancamku? Baiklah! Aku tak akan ganggu kamu dan aku janji tidak akan menuntut kamu jadi suamiku yang baik. Asal kamu menikahi aku itu sudah cukup karena aku cinta kamu." Melisa sekarang berpura-pura mengalah tapi di hatinya dan pikirannya dia masih punya 1001 cara untuk membuat Roger mencintainya. Dia seorang wanita ambisius dan licik, dia akan menghalalkan segara cara agar mendapatkan apapun yang dia mau karena dia dari kecil seorang Tuan Putri yang disayang juga dimanja kedua orang tuanya. 'Roger, aku akan membuat kamu jatuh cinta padaku dan akan aku buat kamu menceraikan Gisella. Aku heran kamu di depanku seolah tidak cinta Gisella tapi kamu bisa tidur dengan dia. Jadi aku akan buat kamu bisa tidur denganku saat kita menikah nanti' batin Melisa. Hari itu Roger kerja sampai sore hari dan Melisa mengikuti semua kegiatan Roger karena dia dikenal sebagai calon istri pria ini. Setelah berkerja dia pulang bersama Melisa. Sedangkan Gisella dia sedih tapi dia menyirami bunga mawar di taman belakang villa. "Roger akan pulang kerja, aku harus mandi sekarang." Gisella langsung pergi kembali ke kamarnya dan dia harus mandi terlihat cantik agar di tidak kalah dengan Melisa. Saat Gisella sedang mandi, Roger sudah pulang. Dia menuju kamarnya saat Melisa masuk ke kamar yang jauh dari kamarnya. Tapi ketika Melisa sudah masuk ke kamar lain, Roger ke luar kamarnya dan menuju kamar Gisella. Dia tidak melihat Gisella di tempat tidur dan dia menuju kamar mandi. Dia masuk ke kamar mandi dan saat itu juga dia langsung memeluk wanita cantik yang sedang mandi. "Apa kamu sedang menggodaku lacur kecilku?" bisik Roger yang saat itu dia memeluk Gisella. "Apa yang kamu lakukan? Baju kamu basah kena air shower?" "Jawab aku! Apa kamu menggodaku agar aku tidak tidur dengan Melisa?" "Jangan menikah lagi, aku mohon sama kamu. Aku yang akan memuaskan kamu di ranjang dan aku akan menuruti kemauan kamu. Jadi jangan menikah dengan Melisa," jawab Gisella yang saat itu dia berinisiatif mencium Roger. "Kamu sekarang berani ya? Kamu akan selalu jadi b***k ranjangku tapi kamu tidak pantas menjadi istri yang harus diaku di depan publik. Citra kedua orang tua kamu sudah buruk dan hanya Melisa yang bisa aku nikahi nantinya," jawab Roger. "Apa kamu tidak bisa mencintai aku Roger?" Gisella saat itu dia melepaskan baju Roger yang basah dengan tangannya sendiri karena dia berusaha agar Roger tidak menikahi Melisa. "Jadi sekarang kamu yang sudah tidak tahan ya? Kamu sampai melepaskan bajuku dan menciumku lebih dulu?" Roger begitu kaget Gisella yang polos yang tidak pengalaman dalam bercinta dia sekarang malah berniat untuk b menggoda dirinya. "Kenapa? Kamu pikir aku polos? Aku polos tapi aku bisa juga membuat kamu puas bercinta denganku. Sayang, Roger aku cinta kamu jadi lebih baik kamu sama aku daripada dia." Gisella saat itu dia meraba d**a bidang Roger dan tangannya turun ke bawah menyentuh sesuatu yang sudah mulai menegang di bawah sana. "Sekarang jadilah lacur sempurna. Jadi kamu yang akan memimpin permainan ini." Roger saat itu bercinta dengan Gisella dengan gaya berdiri. Roger mencoba membuat wanita ini tunduk dan dia dengan suka rela menjadi wanita pemuas ranjangnya yang binal. Roger terus menggerakkan pinggulnya diiringi dengan desahan nikmat dari bibir mungil Gisella. "Aku heran, ini sangat nikmat. Sayang, sudah selesai." Roger sudah melampiaskan gairahnya dan dia memeluk mesra Gisella. "Roger, aku sama Melisa lebih bagus siapa? Jangan menikah dengan dia?" bisik Gisella. "Aku akan menikah dengan dia. Kamu hanya akan jadi selir yang aku sembunyikan." Roger segera mendi dan ke luar dari kamar Gisella. Tapi saat Roger memakai handuk saja ke luar dari kamar Gisella, Melisa yang baru saja ke luar dari kamarnya melihat Roger. Dia begitu cemburu dan berniat untuk menganggu Gisella. 'Jadi Roger mandi di kamar Gisella. Lacur sialan! Aku akan buat perhitungan sama kamu' Melisa bersembunyi agar Roger tidak tahu kalau dia akan masuk ke kamar Gisella saat Roger kembali ke kamarnya. Setelah Roger kembali ke kamarnya, Melisa segere berialan dengan cepat menuju kamar Gisella. Pintunya tidak dikunci dan dia segera masuk ke kamar Gisella lalu menarik rambut wanita ini yang dia sedang bersolek di meja rias. "Lacur sialan! Kamu baru saja Lacur sialan! Kamu baru saja

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN