"Siapa yang meneleponku. Security kenapa meneleponku?" Roger saat itu langsung menerima panggilan dari security.
"Hallo! Selamat malam Tuan. Ini saya menangkap Nona Gisella yang bersembunyi di mobil dan ikut belanja ke pasar," kata security.
"Jadi dai kabur ikut mobil kamu yang biasanya beli sayur ke pasar malam hari ya? Ikat tangannya dan bawa dia kembali ke sini, jangan berani menyentuh dia karena aku yang akan menghukumnya," jawab Roger.
"Untungnya tadi saya curiga kenapa ada seorang wanita yang turun dari jok mobil dan ternyata itu Nona Gisella. Saya akan membawa Nona dan sekarang saya sudah mengikat tangan dan kakinya dengen tali yang saya suruh bibi pembantu beli tali di pasar," jawab security.
"Bagus, untung kamu beli sayur di pasar tradisional bukan di supermarket. Itu dekat dari villa ini dan cepat pulang sekarang." Roger saat itu sudah tidak marah lagi karena Gisella sudah berhasil ditemukan padahal kabur belum sampai dua jam.
Security segera menutup panggilan ponselnya, lalu dia segera pulang lebih dulu dan dia menyuruh bibi pembantu menyewa taxi saja karena Tuan Muda menyuruhnya pulang untuk mengantarkan Gisella. Gisella hanya menangis saja dan dia meminta tolong agar security melepaskan dirinya.
"Tolong, lepaskan aku! Aku sangat tidak kuat dikurung di sangkar derita Tuan Muda kamu. Aku tidak hanya b***k ranjang dan aku juga sering disiksa dia," kata Gisella.
"Nona, Anda jangan seperti ini. Jika Anda kabur semua orang di villa termasuk saya, semuanya akan dibunuh Tuan Muda. Jadilah wanita kesayangan Tuan Muda karena hanya Anda wanita yang dibawa Tuan ke villa ini karena Tuan Muda tidak pernah punya kekasih selama ini," jawab Security dan dia sudah ikut Roger sejak pria ini memasuki pintu rumah keluarga Ganesa.
"Kamu tidak tahu, kalau Roger itu kejam. Dia sangat membenci aku dan tidak mungkin mencintaiku lagi seperti dulu." Gisella hanya menangis saja mengingat dulu dia sangat dekat dengan Roger.
"Anda tahu benci itu bisa jadi cinta. Anda sabar saja, Tuan Muda itu saya kenal sejak dari dia masuk ke rumah Keluarga Ganesa hanya Anda wanita yang dia sentuh dan tidak ada gadis atau wanita lain. Pastinya Tuan Muda ada rasa pada Anda." security itu sudah tahu bagaimana Roger selama ini karena dia orang kepercayaan Kakeknya dan bukan hanya security biasa.
"Anda hanya menghiburku saja." Gisella saat itu berhenti menangis meskipun dia tahu kalau dia akan dicambuk lagi oleh Roger.
Beberspa menit kemudian, security sudah sampai di halaman villa dan saat turun dari mobil terlihat Roger ada di teras villanya yang mewah. Dia menunggu Gisella dan saat Gisella turun dari mobil, dia menghampiri wanita ini lalu menyeretnya masuk ke dalam villa.
"Berani sekali kamu kabur dariku. Ikuti aku ke dalam, cepatlah."
"Ampun, aku tidak akan kabur lagi. Aku hanya bosan di villa saja dan aku takut kamu cambuk lagi. Lebih baik aku jadi pemuas nafsu kamu saja, aku minta maaf." Gisella saat itu langsung bersujud tiga kali di depan Roger yang saat itu dia sudah masuk ke ruang tamu villa.
Roger yang melihat Gisella ketakutan pada dirinya, dia tersenyum dan dia langsung berjongkok lalu berbicara sesuatu hal.
"Gisella, aku tidak akan marah. Kemanapun kamu pergi, aku akan buat kamu ada di sisiku. Nikmati sangat derita ini, jadi b***k seksku dan jadi mainanku. Tentu aku akan berikan kenikmatan di ranjang dan siksaan." Roger saat itu langsung menyeret Gisella ke gudang.
Gisella tahu kalau dia akan dicambuk lagi. Tapi saat sudah sampai di gudang, justru Roger hanya melempar dirinya ke gudang yang kotor itu dan menguncinya dari luar.
"Malam ini kamu akan tidur dengan tikus di gudang. Ini sangar derita, jika kamu selalu ingin kabur dariku maka lebih baik kamu aku kurung di sini." Roger berteriak saat sudah ke luar dari gudang.
Gisella berteriak karena gudang hanya ada satu lampu suram dan di sisi lainnya nampak gelap. Dia berteriak karena ada kecoak yang sedang tak sengaja melewati kakinya.
"Apa ini? Takut? Kecoak... tidak... Roger... tolong aku!!"
"Roger, jangan kurung aku di gudang karena banyak kecoak. Oh jijik, pergi kamu kecoak bau." Gisella saat itu berteriak kencang dan dia tidak akan bisa tidur di gudang yang kotor penuh dengan kecoak dan tikus.
Roger mendengarkan jeritan dari wanita malang ini. Dia senyum tapi hatinya sakit dia tidak bisa menyiksa Gisella lagi.
"Kenapa aku tidak tega sama dia? Saat aku mencambuk dia dengan tanganku dan dia pingsan, aku takut dia meninggal. Saat tadi dia kabur, aku takut dia pergi. Ada apa denganku? Ini tidak mungkin ada rasa. Pasti karena aku takut akan kehilangan mainan saja." Roger berkata seperti itu dalam hatinya dan tanpa dia sadari rasa benci itu tidak jauh dari rasa cinta.
Tentunya Gisella malam hari itu dia tidur di atas meja yang tidak dipergunakan di gudang. Tapi dia tidak tidur karena takut ada kecoak dan tikus yang datang.
"Roger, kamu senangkan melihat aku menderita. Kamu berhasil sudah mengurung aku di sangat derita kamu. Aku akan nikmati agar kamu puas." Gisella hanya berkata seperti itu karena sayap harapannya kabur itu sudah patah karena sudah ketahuan.
Sudah jam 2 pagi, tapi Gisella tidak bisa tidur juga sama dengan Roger. Dia saat itu memikirkan Gisella dan dia kembali ke gudang untuk melihat wanita ini takutnya dia kabur lagi. Dia masuk ke gudang dan melihat wanita itu tidur di atas meja. Dia masuk dan mendekati Gisella.
"Apa kamu bisa tidur di gudang yang kotor ini?" tanya Roger dan saat itu membuat Gisella yang dia mencoba memejamkan mata untjn tidur jadi membuka matanya karena dia tidak bisa tidur sedari tadi.
"Roger, kenapa kamu kesini? Apa kamu khawatir padaku?" tanya Gisella yang saat itu dia masih ingin tahu seberapa bencikah pria ini padanya tapi kenapa malam-malam malah melihat dirinya ke gudang.
"Aku tidak khawatir sama kamu. Tapi aku ingat di sini banyak tikus karena kamu wanita pemuas nafsuku. Aku tidak mau kamu digigit tikus dan aku kena penyakit karena pastinya aku hanya bisa s*x dengan kamu." Roger hanya beralasan saja.
Dia saat itu menarik paksa Gisella ke luar dari gudang dan membawanya ke kamar tidur tempat Gisella seperti biasanya. Pria ini memang tidak mau wanita ini jauh dari dirinya.
"Tidur kamu di kamar kamu. Jika kamu kabur lagi dariku, maka aku akan patahkan kaki kamu," ancamnya tapi Roger juga masuk dan malah tidur di ranjang Gisella.
'Kamu itu sebenarnya kenapa? Kenapa kadang kamu seolah peduli dan cinta aku tapi kadang aku kamu siksa? Mau kamu itu apa Roger, aku bingung' batin Gisella.