Keturunan

1535 Kata
"Oh F*ck." Ternyata Willy harus merasakan godaan maut Anne yang belum berakhir begitu saja. Padahal Willy berharap mendapat ketenangan usai dari kamar mandi, yang ternyata itu jauh dari harapan. Atmosfer yang Anne ciptakan adalah derita Willy. Bukan sembarang derita yang membawa kesakitan. Namun sebuah derita yang langsung menancap di hati, mendesirkan darahnya dengan deras dan terpusat di bagian paling intim. Jelas kondisi tadi bukan bukan hal yang baik bagi Willy, namun tentu saja keuntungan tersendiri bagi Anne. Gadis ini entah sejak kapan berubah menjadi predator bagi dirinya. Yang jelas teritorial perburuan gadis itu adalah Meadow Lane milik keluarga Burgen yang merupakan rumah keluarga Willy. Dan objek yang gadis itu buru adalah dirinya. "Mengapa kau tidak memakai bajumu, Anne!? " geram Willy yang semakin frustrasi atas pemandangan nakal yang tersaji. Belum sampai lima menit dia berhasil menjinakkan junior yang mengamuk, kini sang junior kembali terbangun dan menyiksanya. Itu disebabkan gadis licik yang hanya memakai bra dan g-string hitam sedang menguasai ranjangnya dan menjadikan tempat tidur itu area sakral. Lalu tanpa merasa bersalah dia melotot ke arah Willy dan mengancam. Seolah ia mengatakan pada Willy dengan tatapan matanya. ''Baju yang mana?! Eit... Jangan coba-coba naik ke ranjang ini selama ibumu belum memberiku pakaian Willy. Atau aku akan membuat milikmu merasakan miss V bukannya lubang p*ntat, '' ancam Anne secara lisan maupun tulisan. William tau jika Anne serius dengan ucapannya. Gadis itu mampu melakukan apapun yang dia inginkan selama kondisi memungkinkan. Willy bahkan bisa menebak jika gadis ini adalah wanita cerdas yang cocok untuk menghasilkan keturunan keluarga Burgen. Buah dari dirinya dan Anna pasti luar biasa. "Bisakah kau memakai sesuatu yang menutupi tubuhmu? " tanya Willy frustrasi. Juniornya semakin tidak ingin berkompromi akibat pemandangan. "Memang kenapa? Tidak ada yang salah dengan penampilanku? " jawab Anne. Lalu matanya melirik ke arah celana William yang menggembung. Barulah dia menyadari kenapa Willy sedari tadi protes dan meminta dia menutupi tubuhnya. Mau tidak mau Anne tertawa keras. "Ahahaha jangan bilang kau sekarang menjadi straight, Willy? Atau kau sekarang menjadi biseksual? " goda Anne. Dia puas menggoda pria yang menarik perhatiannya berkat fisik yang bisa membuat seniman menemukan inspirasi untuk melukis lukisan telanjang atau pemahat yang ingin mengukir tubuh pria. Willy menjawab dingin pertanyaan Anne. "Tidak. " Efek dari pertanyaan Anne tanpa diduga mengembalikan tubuhnya yang hidup menjadi tidur kembali. Willy sangat mensyukuri hal tersebut. Melihat gembungan di celana Willy mengempis, menggelitik reaksi Anne Dia sungguh ingin tertawa. Anne yang nakal pun kembali melancarkan aksi lainnya. Dengan posisi menungging Anne membaca bukunya. Jelas posisi itu bukan hal yang baik bagi mata dan tubuh Willy. Bagian tubuhnya yang tidur menjadi bangun kembali. "Oh, tidak. " Willy pun dengan putus asa menuju kamar mandi. Dia harus menidurkan juniornya lebih dari tiga kali hari ini. Semua karena gadis licik yang menggunakan tubuh berlekuknya untuk menggodanya. Brak. "Ahahaha.Willy, Willy kau gay teraneh yang pernah kulihat." Suara tawa laknat Anne semakin membuat Will kesal. Baru pertama dia dipermainkan gadis seperti ini. Sungguh menbuat egonya terluka. "Awas saja... Lain kali aku akan membuatmu menjerit nikmat, " ancam Willy yang cemberut. Willy sama sekali tidak menyadari jika ucapannya bertentangan dengan pernyataan bahwa dirinya gay. Mana mungkin seorang gay memiliki pikiran membuat gadis menjerit nikmat. Seandainya saja Anne atau Clark yang mendengar ucapan William tadi. Mereka pasti mengira jika Matahari terbit dari barat. Tak lama kemudian, baju yang Marry pesan untuk Anne datang. Wanita itu dengan wajah riang mengantarkan pakaian ke kamar Willy. "Ini untukmu, Dear." "Terima kasih, Nyonya." "Sama-sama Dear. Kami akan menunggu kalian di meja makan. " Marry kembali menutup pintu dan meninggalkan mereka berdua di kamar. "Pakai bajumu," perintah Willy. Diam-diam dia mendesah lega karena pakaian dari ibunya sudah datang. "Iya, iya. Memangnya kenapa sich. Kau seharusnya tidak terganggu bahkan jika aku seperti ini. " Anna memainkan d*da-nya, ia meremas-remas dengan gemas. Ke kiri dan kanan lalu memutar-mutarnya. Glek. "Anne, kau jangan gila." Anne dengan wajah polos menyeringai jahil. "Ini hak-ku meremas milikku sendiri. Jangan-jangan kau juga ingin ya?" William mengalihkan pandangannya. Dia memutuskan mengalihkan tatapan agar Anna tidak terus bertingkah aneh tapi imut. 'Huh, dasar stundere,' batin Anne. Dia pun memutuskan memakai gaun yang dipilihkan Marry. Dia tidak ingin membuat keluarga Burgen menunggu demi kesopanan. Ya, nakal-nakal begini dia menghormati orang tua. William yang menunggu sembari duduk di ranjang menyibukkan diri dengan melihat ponselnya. Ini adalah pengalaman pertamanya menunggu gadis berdandan, si*lnya lagi, gadis yang ia tunggu agak gila tapi manis. "Aku sudah siap. Ayo kita segera pergi ke ruang makan," ajak Anne. William kembali dikejutkan oleh gadis ini. Dengan pakaian yang ibunya pilih, kecantikan Anne justru semakin terlihat. Meskipun dalam hati, William lebih suka jika Anne tanpa pakaian, Eh? "Hn, ayo." "Tunggu, kita tidak jalan sendiri-sendirikan?" Tanya Anne. Willy menautkan alisnya. "Memang apa yang salah?" Tanya William. "Dengar Willy, jika kau ingin meyakinkan orang tuamu, kita harus bersikap layaknya kekasih pada umumnya. Mana tanganmu?" Ujar Anne. Willy hanya menuruti saran Anne. Tak disangka, Anne meraih tangan dan menyeret Willy lembut. Baru kali ini Willy merasakan tangan gadis. Rasanya nyaman dan lembut. "Nah, inilah yang para kekasih lakukan.'' "Oke." "Ingat Willy, jangan lupa tersenyum padaku saat di depan orang tuamu." "Hn, baiklah." Willy dan Anne pun segera bergabung dengan orang tua William untuk makan malam. Sesuai saran Anne, keduanya menunjukkan sikap romantis dan tersenyum satu dengan lainnya. Terang saja Marry semakin berbunga melihat kedekatan mereka. Entah benar apa tidak, yang penting dia menginginkan seorang cucu. Makan malam berjalan layaknya keluarga yang harmonis dan hangat. Namun kejahilan Anne tidak berhenti di sana. Entah mengapa yang menu yang dipilih Anne untuk makan malam adalah sosis. Dalam satu piring, Anne mengisinya dengan sosis. Hal itu jelas mengelitik rasa penasaran Marry dan lainnya. "Mengapa kau hanya memilih sosis Anne? " tanya Marry. Sam dan William juga penasaran dengan jawaban Anne ikut menatap Anne agar tahu jawabannya. Anne tersenyum sambil mengibaskan tangan pelan. "Tolong jangan dipikirkan sebab aku hanya teringat pada sosis yang sampai sekarang belum berada di tempat yang tepat? " jawabnya dan melirik William yang juga terlihat bingung. "Mengapa ada hal seperti itu? " tanya Marry yang merasa aneh dengan penjelasan Anne. Anne menggelengkan kepalanya sedih. "Sebab pemilik sosis sedang dalam penyangkalan. " Barulah William tahu jika yang Anne maksud adalah dirinya. "Ow, itu buruk. " William hanya mendengus sebal akan sindiran Anne. Gadis itu seolah-olah tidak mau berhenti menggodanya. Usai makan malam, Sam memanggil putranya ke ruang kerjanya. Dia ingin membahas masalah tentang penerus keluarga Burgen, dengan putranya. Keluarga besar mereka di London mulai mempertanyakan orientasi dan penerus keluarga Burgen. Jika Sam yang merupakan keturunan langsung darah murni seorang Burgen tidak bisa menjaga keturunannya maka saudara dekatnya siap mengambil alih status pewaris, dan itu bearti Sam dan William akan kehilangan perusahaan dan warisan bangsawan Marquist Burgen. "Duduklah, Willy." Willy mengambil tempat duduk di depan ayahnya. Sejujurnya dia tahu jika ayahnya akan membahas keturunan. "Aku tidak peduli apakah gadis Helle itu adalah kekasihmu yang sesungguhnya atau tidak. Aku hanya meminta kau meneruskan keturunan keluarga kita yang berdarah bangsawan. Sangat memalukan bagi keluarga kita jika menyewa seseorang untuk melahirkan bayi keluarga burgen. " Sam menghentikan ceramahnya untuk memperbaiki kacamata nya. "Tapi jika kau ingin bagian dari tubuh wanita berada di dalam tubuhmu maka aku tidak keberatan. Setidaknya ada bayi yang lahir melalui proses alami. " Inilah yang tidak William sukai jika datang ke rumah ini. Orang tuanya selalu menuntut dirinya melakukan sesuatu yang belum siap ia lakukan. "Ayah, tolong. Aku tidak siap menjadi ayah atau menikah. " "Berhenti terus menolak hal itu Willy. Aku tau kau masih berhubungan dengan Clark sialan itu. Jadi putuskan sekarang, memberi kami bayi atau menikah! " tegas Sam. Dia merasa keluarganya dikutuk karena memiliki putra yang orientasi seksualnya menyimpang. Leluhur keluarga Burgen bisa bangkit dan menghajarnya jika keturunan keluarga Burgen terhenti karena putranya. "Beri aku waktu." "Aku sudah lama memberimu waktu. Asal kau tahu, ayah juga sedang ditekan kakekmu di London." Perbincangan mereka mencapai titik buntu. William menyerah dan kembali ke kamarnya. "Masalah apa lagi sekarang? " tanya Anne. "Hn. " "Jawaban William mematikan minat Anne untuk bertanya lebih lanjut tentang masalahnya. Dia hanya mengusap punggung Willy untuk memberi dukungan. "Ayo kita pulang. Kurasa kekasihmu bisa gila jika kita belum pulang. " William mengangguk. Dia menuruti ucapan Anne. Mereka berdua pamit lebih dulu pada Marry dan meninggalkan kawasan Meadow Lane. .... Sementara itu, Clark juga dalam kondisi buruk. Ibunya tadi siang datang menemuinya dan menuntut sesuatu yang menyebalkan. Clark bahkan tidak berkutik saat ibunya menuntut ini itu pada Clark. Terlebih kecerewetannya yang melampaui kadar normal membuat Clark semakin frustrasi. "Ibu akan bunuh diri jika kau tidak memiliki anak dengan keluarga baik-baik atau menikah dengan keluarga baik-baik! " "Tapi aku gay, Bu." "Ibu tidak peduli. Ibu ingin kau menuruti permintaan Ibu atau kirim ibu ke kuburan! " Memikirkan hal itu membuat kepala Clark ingin pecah. "Sepertinya aku harus meminta tolong Anne agar menjadi kekasih palsuku, " guman Clark. "Ide bagus. Disamping aku aman, ibu juga tidak perlu mengancam bunuh diri lagi. Sempurna. " Clark pun pulang dengan harapan tinggi pada Anne. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN