Ketegangan yang semula ada makin mencekam karena keberadaan Aris dan tindakan asal yang ditunjukkannya kepada tubuh Malika. Tadi Boby lebih sopan menggiring lengan atasnya, tetapi Aris benar-benar merapat, bisa dikatakan memeluk Malika dari samping dengan posisi sejajar menghadap Almas. Alis lelaki di depan mereka langsung saja berkerut dalam. “Anda siapa?!” tanyanya bernada tak suka. Malika hendak melepaskan tangan Aris, tetapi ketika ada sosok Sita bergerak masuk dalam barisan pegawai Malika malah mengelus tangan Aris untuk membuatnya cemburu. “Kami saling kenal,” jawab Malika santai Aris menyeringai, satu angin segar menyapa di pihaknya. “Dalam artian saling cinta sebenarnya. Mudah dipahami, tentu saja.” Almas tak ragu menurunkan tangan Aris dari lengan Malika. “Jika begitu sehar