Dansa mereka benar-benar memukau, sampai-sampai peserta yang lain menyingkir dengan sendirinya demi menikmati gerakan selaras pasangan itu. Malika dengan lelaki yang entah siapa. Helena meremas tepian gaunnya dengan keras. Ruangan mewah, kue, pernak-pernik, dan segala hal di sekitar mengabarkan level kehidupan pemilik acara. Kelas kasta jelas bukan sekedar pencapaian biasa di mata Helena. Lelaki teman dansa Malika terbilang lebih tampan dari putranya, dan tampak sekali dia terpikat oleh Malika. Hal ini menghimpit dadanya, tak seharusnya begini yang terjadi. “Aris, kamu jangan lengah. Begitu lelaki itu selesai, ambil kesempatan untuk berdansa dengan Malika.” “Ibu, aku tidak ingin melakukannya. Sita sudah cukup kesal. Bisa-bisa pernikahan kami berantakan sebelum dimulai.” Aris membalas samb