Zira berjalan sambil sesekali memperhatikan Alvian yang tidak tersenyum sedikitpun. Alvian cukup tampan dan yang paling Zira sukai dari Alvian adalah wangi,ntah parfume apa yang Alvian pakai sampai Zira sangat menyukai wangi si pangeran tampan itu.
Saat ini Zira dan Alvian sedang berada di Bandara, keluarga Alvian beserta Zira akan kembali ke Fortania. Zira hanya bersama Dion kakak nya, sedangkan orang tua dan keluarganya yang lain akan menyusul dua hari lagi. Pertunangan ini sangat mendadak dan membuat beberapa keluarga dekat dan teman-teman Alvian atau pun Zira terkejut.pagi ini undangan pertunangan sudah disebar oleh orang suruhan keluarga mereka.
Zira mendekat kearah mommy,daddy beserta uncle Alex nya yang mengantar mereka ke Bandara.
"Zira pergi dulu ya mom, doa kan semoga pangeran tampan itu menyukai Zira."
"Alvian sepertinya memang menyukai kamu, mommy melihat dia menatap mu dengan tatapan terpukau kemarin malam."
"Ah...mommy bisa saja sih membuat Zira semangat lagi."
Setelah memeluk mommy nya Zira bergantian memeluk daddy dan uncle nya. "Zira dengar kata uncle kalau kamu mahu tahu cara membuat pangeran itu meyukai kamu,kamu harus membuat dia penasaran sama kamu.oke ???"
"Aduh...gak usah dengerin uncle mu yang gendeng ini." Mawar menjauhkan Alex dari Zira.ntah kenapa mawar memang anti melihat Zira anaknya dekat dengan Alex abang iparnya.
"Hahahah...mommy, dad bye. Love you mom" Zira melambaikan tangannya.
Dion berjalan beriringan dengan Alvian setelah berpamitan Dion dipesankan untuk menjaga Zira dan memastikan kalau Alvian tidak akan membuat Zira kecewa. Karna sesaat sebelum pulang kemarin Denish selaku Daddy zira berpesan untuk tidak menyakiti hati putri nya. Meski denish tidak tahu apa yang ada didalam pikiran putri nya yang menerima lamaran ini, tapi melihat wajah bahagia Zira, Denish menyetujui dengan satu hal. Jika sebelum pernikahan Zira merasa tidak bisa melanjutkan pernikahan maka keluarga Alvian tidak akan mempermasalahkannya.
Mereka semua berangkat ke Fortania dengan jet Pribadi milik keluarga Alvian. Zira duduk disebelah Alvian karena suruhan ibu Alvian. Sudah 3 jam mereka berada di dalam burung besi itu dan Zira memiliki sedikit ide untuk mengusik Alvian. Zira berpura-pura tidur dan menjatuhkan kepalanya di bahu Alvian. Alvian yang terkejut langsung meletakkan majalah yang sedang dia baca, dia menoleh dan melihat wajah Zira yang tertidur pulas. Lama alvian menatap wajah Zira, andaikan dia bertemu dengan Zira terlebih dahulu dia pasti jatuh cinta dengan wanita secantik Zira. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang selalu membalas ucapannya, kulit putih mulus, dan rambut panjang ikal milik Zira sangat membuatnya ingin menyetuh rambut gadis ini.
Tanpa disadari tangan Alvian mengelus kepala Zira dan dia tersenyum. Tanpa dia lihat Dion memfoto Alvian dengan kamera yang sedang dia pegang dan dia berjalan perlahan ke Alvian. "Apa sekarang kamu menyukai adik ku yang cantik ini pangeran Alvian ??"
Alvian langsung menarik tangannya , " tadi ada semut dirambut Zira" perkataan Alvian membuat Zira membuka matanya.
"Apakah aku semanis itu pangeran ? sampai semut pun ada dirambutku ini ?? "
Alvian berdiri lalu meninggalkan kakak beradik yang tertawa bersama itu.
Tepat pukul 5 sore mereka sampai di Fortania. Mereka dijemput dengan mobil dari kerajaan dan beberapa pengawal . Zira lupa memakai kaca mata nya saat turun dari pesawat dan beberapa orang yang tahu Zira adalah model terkenal langsung berlari ingin meminta tanda tangannya dan berfoto. Alvian langsung merangkul pinggang Zira dan pengawal langsung menghadang para fans Zira itu.
"Terimakasih pangeranku, jika tahu kamu seperti ini sudah dari dulu aku mahu jadi pacar mu". Zira terus merangkul lengan Alvian di dalam mobil sampai mereka tiba di kerajaan.
Pintu mobil dibukakan oleh pengawal gerbang istana yang berjaga. Alvian turun bersama Zira dan Zira merangkul kembali tangan Alvian. Alvian juga tidak menolaknya, ntah apa yang terjadi tapi Alvian suka seperti ini.
Baginda Raja dan Ratu sangat bahagia melihat Alvian bisa seperti itu dengan Zira. Beberapa pengawal yang ada ditaman memberi Hormat dan menunduk. Saat tiba di paviliun pertama kerajaan sebuah pengumuman dikumandangkan oleh pengawal pintu itu .
Perhatian....yang mulia baginda Raja beserta Ratu dan pangeran mahkota telah tiba.....
Semua pelayan istana membungkuk memberi salam dan dan tidak ada yang bergerak sebelum keluarga kerajaan dan tamu mereka lewat.
Seketika Alvian berhenti dan pandangannya menatap seorang wanita yang menunduk disamping Zira. Zira yang sedari tadi masih menikmati pemandangan bangunan istana itu tersadar kalau Alvian terdiam.
Zira melihat tatapan mata Alvian menatap seorang pelayan dengan tutup kepala, dan karena Alvian terlalu lama menatap pelayan itu, pelayan itu malah perlahan menjauh. Zira mengerti langsung bahwa itu adalah wanita yang dicintai Alvian. Zira melepaskan rangkulan tangannya.
"Bicaralah padanya, mungkin dia sudah salah paham melihat mu bergandengan dengan ku kak."
"Sudah terlambat, dia juga pasti tahu berita kalau kamu adalah calon tunanganku." Alvian lalu berlalu meninggalkan Zira.
Zira menarik tangan alvian dan alvian berhenti." Kejar dia, tidak ada kata terlambat pangeran bodoh, kau itu seorang pangeran.memperjuangkan cinta mu saja tidak bisa bagaimana kau akan memperjuangkan kerajaan mu ini kelak jika terjadi krisis."
Alvian heran melihat Zira ini, bukannya dia senang karena melihat hal ini.malah dia menyuruh Alvian untuk mengejar wanita yang dicintainya.
"Tidak usah heran denganku kak, aku hanya tidak ingin wanita itu menganggapku adalah penyihir jahat yang merebut pacarnya. Padahal aku ini putri cantik dan baik hati. Ayo kejar dia dan jelaskan, setidaknya jika dirimu punya pikiran untuk mengakhiri hubungan kalian maka bicarakan, kau berani memulainya dan kau juga harus berani mengatakan mengakhirinya. Tapi jika kamu tidak ingin dia pergi dari sisimu maka berusahalah kak."
Setelah mengatakan itu semua Zira berlari kecil untuk mengikuti baginda Raja dan Ratu yang berjalan dengan kakaknya yang sudah mendahului mereka tadi.
"pelayan," panggil Alvian .
"Ya pangeran ."
pelayan wanita itu menunduk, karena memang aturannya seorang pelayan tidak boleh menatap anggota kerajaan.
"Ikuti tunangan ku itu, dan beri tahu dia kamarnya. Jangan sampai dia tersesat."
Setelah mendengar perkataan Zira, Alvian tidak langsung menemui Aisyah. Dia memilih ketaman istana untuk memikirkan segalanya. Dia mencintai Aisyah, tapi bagaimana dengan Fortania jika sampai dia harus meninggalkan Tahta nya. dia anak satu-satu nya dari ayahnya, karena selir baginda Raja tidak ada yang memberikannya seorang putra. lagi pula Ratu dari kerajaan ini juga hanya memiliki satu pangeran dan itu hanya dia.
tapi bagaimana dengan janjinya dengan Aisyah ????
nantikan kelanjutan ceritanya besok ya......
jangan lupa vote dan koment ya teman-teman ....