1. MEET YOU
Alvian berjalan tergesa-gesa keruangan ayahanda nya yaitu Raja Ederson Ozvick Fhilips.
Alvian terlihat sangat bingung dengan apa yang baru saja pengawalnya katakan.
Dia tahu bahwa ayah dan ibu nya menolak keinginannya untuk menikahi kekasihnya Aisyah karena Aisyah adalah anak pelayan di istana.
Tapi mengapa ayahnya menjodohkannya dengan perempuan yang juga tidak dari kalangan kerajaan semestinya. Mereka menjodohkannya dengan adik dari sahabatnya sendiri, Alvian terkejut melihat foto-foto Zira yang diberikan ibundanya melalui pelayan untuknya.
Dan parahnya Zira bukan wanita anggun, ataupun dikategorikan wanita baik-baik bagi Alvian.
Zira suka beegonta ganti pasangan, Zira suka pergi ke Club malam. Zira bagi nya sangat menyebalkan karena dia dan Zira selalu saja ribut jika sudah bertemu.
Aisyahnya jauh jika dibandingkan dengan Zira.
Kenapa ibu dan ayah nya memilih Zira??
Terlihat sang Raja terkejut dengan kehadiran putra nya itu yang tergesa-gesa.
Ada apa pangeran?? Kau seperti habis melihat hantu saja??
"ayah, kenapa kau memilih wanita yang bukan dari kerajaan?? Aku tahu kalau wanita itu sama sekali bukan dari kelurga atau pun keturunan kerajaan. "
Alvian langsung mengintrogasi ayahnya.
"Alvian pangeranku duduklah. Dengar nak, kau adalah pewaris tahta kerajaan ini. Jadi seseorang yang mendampingi mu haruslah seorang wanita yang bisa mengimbangimu.
Wanita yang kami pilihkan adalah yang pas dengan semua kriteria seorang Ratu kelak.
Lagi pula secara garis besar wanita itu masih dari garis keturunan kerajaan. "
"Ayah jangan bergurau, dari namanya saja jelas kalau dia anak dari pengusaha kaya raya. Dia cucu dari keluarga Derson dan George." Wajah Alvian sangat kesal sekarang.
"Ayah tidak bergurau Alvian. Wanita itu adalah cucu dari keluarga George. Apakah kamu tidak tahu kalau keluarga George adalah salah satu keluarga kerajaan di jerman? Kakek wanita itu adalah sahabat ayah. Dia memilih tinggal di indonesia dan menikah dengan wanita indonesia."
"Mengapa kerajaan jerman membiarkannya?? "
"Karena dia bukan pangeran mahkota.
Dia anak ketiga dari Raja Jerman saat itu. Dan dia jatuh cinta dengan istrinya yang berasal dari indonesia.
Kerajaan menyetujuinya karena dia tidak melanggar aturan kerajaan sama sekali.
Ceritanya sangat panjang anakku."
"Ayah kumohon pikirkan lagi dengan perjodohan ini."
Aku sangat mencintai Aisyah ayah, begitu pun Aisyah.
"Ayah sudah mengatakan kepadamu kalau kau ingin menikahi Aisyah maka berdiskusi lah dengan kakek dan nenekmu. Dan kau tahu itu mustahil, besok kita akan ke Indonesia.
Ini aturan kerajaan putraku, ayah dan ibunda mu juga dijodohkan. Dan seperti yang kau lihat kami bahagia."
"Jelas semua ini berbeda baginda Raja, kalian dijidohkan dan saling menyukai. Hal ini berbeda denganku.
Saya mohon pamit." Alvian merasa sudah putus asa, bagaimana dia menjelaskan semua ini kepada Aisyah nanti. Wanita yang dicintai nya itu pasti tersakiti, dia pernah berjanji akan menikahi Aisyah didepan ayah Aisyah agar Aisyah tidak dilarang bertemu dengannya. Tapi sekarang dia tidak bisa menepati janji nya.
*******
Ditempat lain wanita yang memakai jeans biru muda dengan bluose putih itu sangat menikmati musik yang dia dengarkan.
Sebenarnya dia sedang tidak mood, karena baru dia menapakkan kaki nya di Jakarta dia sudah ditelpon ayahnya kalau dia akan dilamar malam ini.
Ini sedikit mengejutkan baginya karena daddy nya berkata kalau dia dilamar oleh keluarga kerajaan.
Seperti kisah dongeng saja.
"Zira" kakak nya Dion memanggilnya.
Zira sengaja memakai topi dan kaca mata agar para fans nya tidak melihat nya dibandara ini.
Selain keluarga nya yang terpandang di Indonesia Zira juga seorang model terkenal. Di usia nya yang ke 19 tahun Zira sudah menjadi model Victoria Secret.
Dan beberapa brand terkenal lainnya.
Zira mendekat ke kakak nya dengan senyuman manis nya.
"Ada apa kakak ku yang tampan??"
"Kau yakin tidak ingin ku antar ke kantor daddy??"
"I'm sure brother. So.. Let,'s go."
Zira membuka pintu mobil taksi yang sudah dipesan kakak nya.
Dia tidak bercerita kepada Dion kakak nya kalau barusan saja daddy nya menelpon kalau dia malam ini akan dilamar.
Jika sampai kakak nya tahu bisa-bisa dia akan diintrogasi panjang lebar dibandara ini.
Zira berjalan santai memasuki perusahaan ayahnya.
Sebagian karyawan yang tahu kalau dia adalah anak bos mereka menunduk sopan. Dan sebagian yang tidak kenal dirinya hanya menatapnya dengan tatapan kagum dan memuja.
Sesampainya didepan pintu ruangan ayahnya Zira langsung saja masuk.
"Daddy..... "Teriaknya dan berlari memeluk daddy nya tersebut.
"Ya ampun Zira, kamu ini sudah dewasa masih saja seperti itu." Denish memeluk putrinya itu.
"sorry dad, I miss you so much."
"Daddy juga kangen sama kamu dan Dion.
Bagaimana kuliah kamu?? Apa berjalan lancar."
"semua berjalan lancar. Dan sangat mudah sehingga Zira bosan disana dad. Tahun depan Zira sudah selesai kuliah."
"Wah, menakjubkan sekali. Kamu memang anak daddy yang top." Denish bangga karena Zira mampu kuliah dengan baik, walaupun Zira terkesan nakal tapi sebenarnya tidak.
Zira sangat serius dengan kuliahnya. Dan dia termasuk murid yang jenius di kampusnya di London.
"Dad" panggil zira masih memeluk daddy nya itu.
"Ya sayang, ada apa??"
"Apa benar aku akan dijodohkan kakek??
Apa perusahaan daddy sekarang sedang krisis."
"Zira, kakek tidak pernah menjodohkan mu. Perjodohan Dion juga sudah dibatalkan. Dan perusahaan ini baik-baik saja.
Kakek ditelpon oleh sahabatnya dan sahabatnya itu mengatakan kalau mereka ingin kamu menjadi istri dari cucu mereka."
"Apakah benar mereka keluarga kerajaan dad?? Apa mereka dari kerajaan inggris?? "
"Zira bukan hanya inggris saja yang memiliki sistem kekerajaan. Kamu harusnya tahu itu."
"I know dad, but this impossible. Ah... Atau karna Zira ini terlalu terkenal ya dad, makanya mereka bisa tahu kalau Zira ini baik menjadi menantu mereka."
"Bukannya kalau mereka kenal kamu karena kamu populer malah mereka akan berpikir 1000 kali menjadikan kamu menantu mereka nak??"
"Daddy..... Jahat banget sih. Aku gak seburuk yang mereka beritakan dad.
Kalau daddy berbicara seperti itu aku jadi ingat seseorang yang pernah mengatakan hal yang sama kepadaku."
"dasar cewek liar, mungkin keluarga yang melamar mu akan berpikir 1000 kali untuk melamar wanita seperti mu"
Zira menggelengkan kepalanya, kenapa dia jadi ingat hal itu.
Zira kembali tersenyum ke daddy nya." Ayo kita pulang sekarang dad.
Aku merindukan mommy, mommy juga pasti terkejut dengar berita yang daddy sampaikan ini. "
*****
Malam sudah tiba, setelah melewati hari melelahkan didapur tadi sore dengan mommy nya. Zira berendam sebentar di bath tub, dan memikirkan hal yang sedari tadi mengganjal dihati nya.
Apa dia harus menerima lamaran ini.
Dia pusing sendiri memikirkannya, dia putuskan untuk melihat apakah pangeran itu tampan atau tidak.
Jika dia tampan dan mempesona dia akan menerima saja lamaran ini.
Toh dia juga tidak memiliki pacar, dan sangat malas untuk memilih pacar lagi. Pria yang mendekatinya hanya menilai fisik dan kekayaan keluarga nya saja..mereka tidak tahu bahwa dibalik semua itu Zira adalah cewek petakilan dan tidak suka memasak apalagi membereskan rumah.
Setelah selesai membersihkan badannya.
Zira mengambil dress brukat berwarna pich dari lemari raksasa nya.
Ini dress lama nya tapi masih sangat layak dipakai.
Zira menata sendiri rambutnya, memakai make up sederhana dan aksesoris sederhana juga. Malam ini dia hanya ingin tampil semanis mungkin.
Mungkin karena terlalu lama dikamar mommy nya memanggil nya.
"Yes mom I'm coming. "
Zira menyemprotkan parfume kesukaannya dan membuka pintu kamar nya.
Mommy nya sudah terlihat cantik dengan dress berwarna maroon.
"Mommy apakah aku terlihat cantik??"
"kamu sangat cantik dan manis sayang. Ingat zira apapun keputusan kamu mommy dan daddy akan mendukungnya.
Jadi kamu jangan merasa terbebani ya sayang."
"Iya mom. Kalau pangerannya tampan aku akan menerimanya mom. Hahahha.... "
"Dasar kamu, sama saja seperti paman mu alex itu."
"Oh... Mom uncle Alex is my idol mom."
"Idola mu seperti itu, pantas saja kamu sama gendeng nya sama dia."
Zira turun bersama mommy nya, Zira melihat beberapa orang diruang tengah keluarga mereka.
Daddy nya, kakek dan nenek nya sudah hadir. Kakek Derson nya juga hadir bersama paman hans nya.
Dan ada beberapa wajah asing yang Zira tidak kenal.
Saat mendekat dia terkejut melihat satu sosok yang selalu membuatnya kesal.
Sahabat kakak nya.
"kak Alvian" spontan Zira mengucapkan namanya mengingat kalau mungkin saja Alvian adalah orang yang akan melamarnya.
"Wah... Kalian sudah saling kenal ya?"
Itu suara seorang lelaki berumur 40 tahunan.
Lama mereka berbincang-bincang dan Zira menanyakan hal-hal yang ingin dia ketahui.
Zira masih sangat terkejut ternyata Alvian adalah seorang pangeran yang sekarang keluarga nya sedang melamar dirinya.
Setahu Zira Alvian memiliki kekasih. Dia tahu itu dari Dion.
Setelah makan di taman belakang rumah nya. Mereka kembali bercerita di taman yang sudah disulap daddy dan kakak nya itu.
Dion berbicara berdua dengan Alvian dan Zira memutuskan untuk mendekat.
"Hai... Kak Alvian, apakah kakak sudah memikirkan 1000 kali untuk melamarku.
Oh.... Kakak sangat romantis sekali ya. Tidak mengajak ku kencan malah langsung melamar ku seperti ini.
Dan oh my god, kakak adalah seorang pangeran. Ini seperti mimpi buat ku kak."
Zira berpura-pura bahagia, padahal dia masih bingung apakah harus senang atau bahagia.
"Zira ini bukan seperti yang kau pikirkan." Itu suara Dion kakak nya, karena Alvian tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuknya. Biasanya Alvian akan sangat cepat menjawab semua ocehan Zira kalau mereka bertemu.
Tanpa memperdulikan ucapan kakak nya Zira langsung merangkul lengan Alvian dan berbisik sesuatu.
"aku akan menerima lamaran ini dengan senang hati kak Alvian"
Mata Alvian langsung menatap bola mata hazel milik Zira.
Zira seketika melepaskan rangkulannya.
"Kalau kau tidak ingin aku menerima lamaran ini maka katakan. Aku akan dengan cepat menolak ini semua."
10 detik Zira menunggu Alvian berbicara kepadanya, tetapi pangeran tampan disebelahnya itu masih saja diam.
Seperti tidak ingin berbicara dengannya.
Kakak nya Dion hanya memasang wajah cool nya melihat dia dan Alvian.
"Baiklah kalau begitu. Aku memberikanmu kesempatan barusan kak, kau tahu aku tidak suka menyia-menyiakan kesempatan. Dan aku memang memiliki impian menikah dengan seorang pangeran. Itu adalah impian ku saat melihat kate midelton menikah dengan seorang pangeran.
Dan aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Mungkin terdengar konyol bagimu, tapi tidak untuk ku."
"Bersiap-siaplah mendengar pengumumannya." Zira meninggalkan dua pria tampan itu. Wajah Alvian sangat terlihat kacau saat ini.
Dion menatap adiknya itu dengan heran.
"Seharusnya kau meminta Zira membatalkannya tadi.
Bukan hanya diam seperti itu, bagaimana dengan hubungan mu dan Aisyah sekarang. Kau ini payah sekali Alvian."
"Dan adik mu itu terlalu menakjubkan," kata Alvian melihat Zira yang berbisik ke mommy nya.
" Perhatian semua maaf mengganggu perbincangan kalian. Saya ingin menyampaikan bahwa anak saya Zira menerima lamaran ini".
Penguman dari denish itu membuat Dion dan Alvian sangat terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa Zira benar-benar menerima nya.
Zira langsung dikerumuni oleh orang tua Alvian. Kakek nya neneknya juga mencium pipi Zira.
Mereka menentukan tanggal untuk mereka melamar resmi Zira.
Tetapi Zira menolak untuk langsung menikah.
Zira ingin menamatkan kuliahnya dulu. Lalu jika memang harus segera menikah dia menerimanya.
Dan disepakati kalau mereka akan bertunangan terlebih dahulu. acara pertunangan akan diadakan di Fortania tepat saat hari ulang tahun Alvian.
Semua keluarga menyetujui itu, hanya Alvian yang tersenyum seadanya saja.
Besok Alvian disuruh untuk mencari cincin tunangan bersama Zira.
Tapi Zira menolak mencarinya di Indonesia, zira bilang terlalu biasa.
Jadi orang tua Alvian meminta Zira untuk ikut ke Fortania bersama mereka.
Lagi pula hari pertunangan hanya tinggal seminggu lagi.
Zira menyetujui nya setelah mendapat ijin dari mommy dan daddy nya.
Itulah sebetulnya niat Zira. Dia ingin ke Fortania untuk mengetahui tentang kerajaan dan negara bernama Fortania itu.
Saat orang tua dan kakek nenek mereka masih berdiskusi tentang hari pertunangan Alvian menarik tangan Zira tanpa sepengetahuan yang lainnya.
"Ada apa kak?? Kau ingin mencium ku?? Lupakan karena aku tidak mau."
Zira hanya berpura-pura untuk menutupi katakutannya dihadapan Alvian. Dia takut Alvian akan mengamuk kepadanya.
"Apa pun yang ada di khayalanmu maka lupakanlah Zira Al'Derson George, aku tidak akan pernah mencintaimu. Dan kau tahu seperti apa pernikahan tanpa cinta. Oh... Tentu saja kau tidak memikirkan hal itu, karena kau adalah wanita liar yang selalu melakukan hal yang kau suka dengan pria mana pun yang membuat mu penasaran begitu kan."
Zira menatapnya dengan senyuman tipisnya.
"Dengar pangeran, kau harus betul-betul tahu siapa aku sebelum kau berkata seperti itu. Tidak kusangka kau penikmat infotaiment sehingga kau tahu betul tentang diriku.
Kalau kau berpikir aku mudah untuk tidur dengan pria manapun yang aku inginkan, kuharap kau tidak akan menyesal nanti.
Karena aku begitu.
Dan jika maksudmu aku suka mempermainkan pria, kuharap kau juga tidak akan menyesal masuk kedalam permainanku."
Zira sudah ingin pergi dan melepaskan tangan Alvian yang memegang pinggangnya, Tapi Zira berhenti.
"Ah... Satu lagi pangeran, ku harap kau juga tidak melupakan cinta mu itu."
Zira lalu menghentakkan tangan Alvian dari pinggangnya.
Alvian menatap kepergian Zira dengan perasaan aneh.
Dia merasa sunyi saat Zira melepaskan tangannya.
Tanpa dia sadari Zira melihatnya dan tersenyum manis. Seperti senyuman wanita yang bernama Zira itu adalah kutukan untuknya.
Wah...... Part pertama kelar nih. Aku harap kalian suka ya...
Hehehehehhe.... Jangan lupa vote dan koment ya.
Terimakasih sudah membaca cerita ini. Maafkan jika ada yang salah....