Kedua tangan Kin memegang pipi Anya, mencoba memperdalam ciumannya. Udara yang dingin, namun kaki yang hangat karena ada di dalam air kolam yang hangat, membuat keduanya hanyut dalam suasana. Ciuman yang awalnya hanya pelan, berubah menuntut. Seakan semua yang terpendam selama ini di dalam diri masing-masing, diluapkan pada malam yang romantis. Beberapa saat kemudian, ciuman berakhir. Kedua kening masih menyatu, dengan napas yang tersengal. Beberapa kali jakun pria itu bergerak, sebagai tanda kalau Kin sangat menikmati apa yang dilakukan. Hal nekat yang tidak terpikirkan akan ia lakukan. Anya berhasil membuatnya melakukan kegilaan yang sudah lama terkubur di dalam kesedihan. Kegilaan bersama Anya yang membuatnya terasa hidup kembali. Anya tertunduk, menahan rasa malu dan juga gugup. Apa