"Kamu lihat sendiri, 'kan, Bu. Anak itu tidak mungkin bisa meninggalkan kita. Buktinya dia ke sini!" Perkataan Pak Heru saat melihat Naka berjalan mendekati kedua orang tuanya yang sedang duduk berdua di teras rumah, Naka bisa mendengar dengan jelas apa yang ayahnya itu katakan. "Nak, akhirnya kamu datang juga. Ibu kepikiran apa yang kamu katakan kemarin, syukurlah kalau kemarin kamu hanya termakan emosi," ucap Bu Hikma, sambil menatap putranya yang langsung duduk di dekat mereka berdua, di sudut kiri teras rumah yang begitu luas itu ada satu set kursi besi mewah yang tertata melingkar. "Iya, kemarin aku memang dikuasai emosi hingga tidak bisa berpikir jernih," jawab Naka sambil meletakkan sebuah mal berwarna biru di atas meja. "Tapi sekarang aku telah memikirkan semuanya baik-baik dan