"Kamu?" Hening terperanjat melihat siapa yang datang. Hening segera turun dari balai bambu tempatnya duduk bersandar lalu segera masuk ke dalam rumah, menutup pintu dengan keras lalu bersandar di belakangnya seolah begitu takut pintu itu terbuka, setakut dirinya kala disekap di tempat penggilingan padi tua beberapa hari yang lalu. Hening memejamkan kedua mata dengan kuat dengan harapan jika yang baru saja ia lihat hanyalah sebuah halusinasi saja, napasnya kian memburu saat mendengar suara ketukan dari belakang pintu yang sedang ia sandari. "Tidak! Pergi dari sini!" pekik Hening tertahan, rasa ingin berteriak agar pemuda itu pergi dari rumahnya tetapi juga sangat takut jika orang tuanya menyadari apa yang terjadi. Tetapi ketakutannya malah menjadi semakin nyata saat ia mendengar s