"Bagaimana, Pak?" Bu Fatma tergopoh-gopoh dari dalam rumah sederhana mereka, ke teras saat melihat sang suami yang mengenakan caping—topi lebar yang terbuat dari anyaman bilah bambu di kepalanya pulang, baju yang ia kenakan dari bagian bahu hingga ke bawah bawah oleh guyuran air hujan. "Bapak sudah cari sepanjang jalan yang biasa Hening lalui tapi tidak ada, Bu," jawab Pak Joyo penuh kekhawatiran. Lelaki itu terpaksa meminjam sepeda milik tetangga untuk mencari sang putri yang belum juga pulang dari sekolah. "Aduh ... Hening ke mana ya, Pak, ini sudah Maghrib," ujar Bu Fatma saat mendengar adzan berkumandang dari sebuah mushola yang tidak begitu jauh dari rumah mereka. "Mungkin Hening ke rumah temannya, Bu," ucap Pak Joyo, meski dalam hatinya tidak membenarkan apa yang ia ucapkan,